By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

UKM (Usaha Kok Merugi)

Marhaenist ID
Marhaenist ID Diterbitkan : Kamis, 4 Juli 2024 | 15:21 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Ilustrasi pelaku UMKM (Shutterstock)
Bagikan
iRadio

Marhaenist – Begitulah kira-kira persepsi masyarakat luas tentang para pejuang keluarga atau yang biasa dikenal dengan sebutan para UMKM atau yang sering juga di sebut para UKM yang mana profesi tersebut lebih banyak di dominasi oleh para Ibu-ibu yang memang motivasinya melakoni untuk berjuang menghidupi keluarga. Di lain sisi beberapa pegiat UKM mengatakan, peran pemerintah dalam menciptakan peluang pasar yang berlanjut kepada UKM kebanyakan hanya menjadi narasi kosong belaka.

Belum ada satu pun keberhasilan pemerintah yang nyata untuk bisa diandalkan secara berkala oleh masyarakat yang berprofesi sebagai UKM (usaha kecil mikro). Kebanyakan program yang dilaksanakan tidak memiliki konsep berkelanjutan dan tidak memiliki dampak untuk keberlanjutan usaha para UKM.

Entah apa target dan tujuan dari program yang hanya bertumpu pada pelatihan dengan tempat yang nyaman tetapi tentuna hanya menghabiskan anggaran yang lumayan (hanya menguntungkan pengusaha besar) tetapi kegiatan tidak memiliki dampak langsung seperti adanya potensi buying produk berkelanjutan milik UMKM yang bisa di lakukan oleh pemerintah. Dibeberapa selang waktu yang lalu, Diskusi mengenai hal tersebut senantiasa menjadi topik diskusi oleh para pegiat UKM .

Pertanyaan yang selalu muncul yakni seperti “Apakah pemerintah kita sudah acuh tak acuh dalam melaksanakan perintah UU yang bertumpu pada negara melalui pemerintah berkewajiban menggerakan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan demi terciptanya pembukaan lapangan kerja yang seluas-luasnya? Semoga saja tidak demikian, kita harus terus mendorong pemerintah untuk lebih aktif lagi dalam mencari pola yang tepat dalam menciptakan iklim usaha yang berkelanjutan.

Tentunya hanya waktu yang bisa menjawab keresahan tersebut, mari kita nantikan”. Begitulah hasil diskusi para kawan-kawan pegiat pemerhati dan para aktivis UMKM dan para UMKM sendiri tentunya, baik saat bertemu langsung dalam ruang diskusi resmi maupun semi formal ataupun sekedar curhat di beberapa ruang komunikasi berbasis group komunitas seperti WhatsApp dan lainnya.

Baca Juga:   Ironi Sebuah Nasionalisme

Banyak cerita kisah yang mengharukan dari para pejuang keluarga ini, cerita seru-seruan saat berkumpul belajar bersama, cerita ttg bagaimana saat para pejuang keluarga tersebut harus berposisi sebagai pendampingan dan pelatih demi terciptanya makna berjuang bersama untuk tumbuh bersama.

Ya, UKM UMKM pada dasarnya bisa bertahan seperti saat ini oleh karena berdiri di atas kaki sendiri atau yang biasa dikenal dengan istilah “BERDIKARI” sebuah konsepsi memajukan Ekonomi Bangsa berbasis Kerakyatan nan Berkeadilan sebuah rumusan peninggalan para pendiri Bangsa untuk segenap Rakyat Indonesia yang dalam konteks kekinian masih relevan untuk gunakan agar segenap anak bangsa yang ingin BERDIKARI dalam hal Kemandirian Ekonomi harapannya melalui konsep tersebut segenap anak bangsa akan berdiri tegap dan bangga berjuang bersama untuk mewujudkan harapan akan kesejahteraan sosial bagi segenap anak bangsa.

Pertanyaan berikutnya, apakahn narasi BERDIKARI tersebut bisa diwujudkan? Apakah anekdot “UKM (Usaha Kok Merugi)” bisa dirubah menjadi “UKM Usaha Kelompok Makmur)”? Jawabannya, tentunya bisa salah satunya dengan cara terus berikhtiar kepada Yang Maha Kuasa meminta pertolongan serta memaksimalkan konsep Gotong Royong (kolaborasi) dalam aksi nyata untuk mewujudkan hal tersebut secara bersama-sama, semoga. Amiin

___________________________

Abta Paonganan Aktivis UMKM

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar PA GMNI

“Merahnya Ajaran Bung Karno” Sebuah Refleksi Pembebasan Ala Indonesia

Marhaenist.id, Lebak - Dalam rangka menyambut bulan kemerdekaan RI dan sekaligus sebagai…

Kabar GMNI

Umumkan Badan Pekerja Kongres, Mimpi GMNI untuk Gelar Kongres yang Ke 22 akan Segera Terwujud

Marhaenist.id - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) akan segera melaksanakan sidang Kongres…

Kabar GMNI

Persatuan Alumni GMNI dan GMNI Bukan ‘Sayap’ Partai Politik

Marhaenist - Seperti diketahui GmnI terlahir pada tanggal 23 Maret 1954 di…

Kabar GMNI

GMNI Touna Laksanakan Kajian Marhaenisme Sebagai Ajang Mengikat Tali Silahturahmi

Marhaenist.id, Touna - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar PA GMNI

Alumni GMNI dan Tuntutan Pemberian Hak-Hak Pensiun Untuk Bung Karno

Marhaenist - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa…

Sepakbola Indonesia di selimuti awan hitam menyusul tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (01/10/2022) malam WIB. FILE/Ist. Photo
Insight

Tragedi Kanjuruhan, GBN Desak Jokowi Segera Mereformasi Polri

Marhaenist - Gerakan Bhinneka Nasionalis (GBN) turut berbelasungkawa sekaligus menyatakan prihatin, atas…

Kabar PA GMNI

Kongres IV PA GMNI Bandung, Nasionalisme Menjawab Tantangan Jaman

Marhaenist - Mulai Senin (06/12/2021) hingga Rabu (08/12/2021), Persatuan Alumni (PA) Gerakan…

Kabar GMNI

Peringati Dies Natalis Ke 70, DPK GMNI STAI YPIQ Baubau Gelar Diskusi Publik dalam Menyambut PILKADA Serentak 2024

Marhaenist.id, Baubau - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Opini

Balada Sang Penjilat

MARHAENIST - Siapapun pasti tak suka dengan orang yang suka menjilat pada…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?