Marhaenist.id – Kecelakaan maut bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang pada 11 Mei 2024 merupakan tragedi yang menggemparkan dan meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat.
Hilangnya 11 jiwa, termasuk 10 siswa dan 1 guru, serta puluhan korban luka-luka, menjadi luka mendalam bagi keluarga korban, sekolah, dan bangsa ini.
Di tengah rasa duka cita, mari kita jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan study tour. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita pertanyakan dalam konteks ini, yakni:
Apakah perencanaan dan persiapan study tour sudah matang dan sesuai dengan standar yang berlaku
Bagaimana kelayakan kendaraan dan kondisi supir yang dipakai?
Apakah pengawasan dan pendampingan siswa selama study tour memadai?
Bagaimana prosedur penanganan darurat jika terjadi kecelakaan?
Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab dengan tuntas dan transparan.
Pihak sekolah, dinas pendidikan, dan seluruh pihak terkait harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak terulang kembali.
Dari sudut pandang keamanan dan keselamatan, tragedi ini menjadi pengingat keras bahwa kelalaian dan ketidak patuhan terhadap peraturan lalu lintas dapat membawa konsekuensi fatal.
Sopir bus yang diduga lalai dan tidak memiliki SIM untuk kendaraan besar, serta kondisi bus yang tidak layak jalan, menjadi faktor utama yang memicu kecelakaan ini.
Di sisi lain, peristiwa ini juga mengungkapkan celah dalam sistem penyelenggaraan study tour.
Kurangnya pengawasan dan prosedur keselamatan yang memadai, serta minimnya edukasi dan pelatihan bagi para penyelenggara study tour, turut berkontribusi dalam tragedi ini.
Kritik terhadap Penyelenggaraan Study Tour:
Kecelakaan ini memicu kritik terhadap penyelenggaraan study tour, khususnya terkait dengan keamanan dan kesiapan.
Ada yang mempertanyakan prosedur dan standar keselamatan yang diterapkan dalam study tour tersebut.
Muncul desakan untuk memperketat regulasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan study tour.
Kecelakaan ini menantang kita semua untuk melakukan refleksi mendalam dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
1. Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas:
2. Penegakan hukum lalu lintas yang lebih tegas dan konsisten,
3. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan, khususnya di daerah rawan kecelakaan,
4. Peningkatan disiplin dan kesadaran pengemudi,
5. Peningkatan edukasi dan pelatihan tentang keselamatan berkendara, penyelenggaraan study tour yang aman dan bertanggung jawab,
6. Pembuatan regulasi dan standar keselamatan yang lebih ketat untuk penyelenggaraan study tour,
7. Peningkatan pengawasan dan monitoring terhadap penyelenggaraan study tour,
8. Pemberian edukasi dan pelatihan yang memadai bagi para penyelenggara study tour, serta
9. Peningkatan partisipasi dan peran aktif orang tua dalam proses perencanaan dan pelaksanaan study tour.
Tragedi ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali sistem pendidikan di Indonesia.
Kita perlu memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai positif, seperti tanggung jawab, disiplin, dan kepedulian terhadap keselamatan diri dan orang lain.
Kecelakaan maut bus SMA Lingga Kencana Depok adalah tragedi yang tidak akan terlupakan dan selamanya akan membekas
Mari kita jadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran berharga untuk membangun sistem yang lebih aman dan bertanggung jawab, demi masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa
Tragedi ini bukan saja kehilangan bagi keluarga korban, tetapi juga bagi bangsa ini.
Kita telah kehilangan generasi muda yang penuh potensi dan cita-cita. Oleh karena itu, mari kita jadikan tragedi ini sebagai pembelajaran berharga untuk membangun sistem pendidikan yang lebih aman dan bertanggung jawab. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan bagi semua.
Penulis: Agustinus Ndejeng, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unitri.