By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
GMNI Bersama Masyarakat Mamuju Tengah Gelar Aksi di Kantor ATR/BPN, Desak Pencopotan Kepala BPN
May Day is Not Holiday
DPC GMNI Bandung di Bawah Irfan Ade: Kepemimpinan yang Sah dan Progresif
Pasang Surut Semangat Kartini dalam Gerakan Emansipasi Perempuan era Modern
DPC dan DPK GMNI Se-Bangka Belitung Resmi di Lantik

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Integritas vs Manipulasi: Tantangan Lembaga Survei Dalam Pemilihan Kepala Daerah

Eko Zaiwan
Eko Zaiwan Diterbitkan : Minggu, 28 Juli 2024 | 19:46 WIB
Bagikan
Waktu Baca 5 Menit
Ilustrasi seorang sedang mengumpulkan data survey. FILE/MARHAENIST
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id –Lembaga survei memiliki peran penting dalam proses pemilihan calon kepala daerah. Mereka bertanggung jawab untuk menyajikan data yang objektif dan akurat mengenai preferensi serta opini masyarakat terhadap kandidat. Survei yang dilakukan dengan integritas tinggi dapat membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih informasi dalam memilih pemimpin yang berorientasi pada pembangunan daerah.

Namun, dalam prakteknya, sering kali terjadi penyimpangan dari tujuan ideal tersebut. Ada lembaga survei yang justru memanfaatkan hasil survei untuk membangun framing tertentu di masyarakat. Ini dapat terjadi melalui berbagai cara, misalnya:

  1. Manipulasi Data: Mengubah atau mengarahkan hasil survei untuk menunjukkan dukungan yang lebih besar atau lebih kecil terhadap seorang kandidat.
  2. Pemilihan Sampel yang Bias: Memilih sampel yang tidak representatif sehingga hasil survei tidak mencerminkan pendapat umum.
  3. Penggunaan Bahasa yang Bias: Menggunakan pertanyaan yang dirancang untuk mendapatkan jawaban tertentu, atau menyajikan hasil survei dengan bahasa yang memihak.
  4. Publikasi Hasil yang Selektif: Hanya mempublikasikan hasil survei yang menguntungkan kandidat tertentu atau menunda publikasi hasil yang merugikan.

Tindakan-tindakan ini dapat menciptakan persepsi yang salah di masyarakat dan mempengaruhi pemilih untuk berpihak pada kandidat tertentu berdasarkan informasi yang tidak objektif. Oleh karena itu, penting bagi lembaga survei untuk menjaga integritas dan transparansi dalam setiap langkah survei yang mereka lakukan.

Pengawasan dari badan independen dan partisipasi aktif dari media dan masyarakat dalam memverifikasi serta mengkritisi hasil survei juga sangat diperlukan untuk memastikan bahwa lembaga survei tetap menjalankan fungsinya secara jujur dan adil. Dengan demikian, proses pemilihan calon kepala daerah dapat berjalan dengan lebih demokratis dan menghasilkan pemimpin yang benar-benar berorientasi pada pembangunan daerah.

Baca Juga:   Pemerintah Lakukan Diskriminasi dalam Penghapusan Utang UMKM

Manipulasi dalam praktik survei politik bisa dilakukan dengan berbagai cara, yang secara signifikan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kandidat tertentu. Berikut adalah beberapa contoh lebih rinci tentang bagaimana manipulasi survei dapat terjadi:

  1. Manipulasi Pertanyaan dan Metode Penelitian:
    • Contoh: Sebuah lembaga survei dapat menggunakan pertanyaan yang ambigu atau menyesatkan untuk mendapatkan respons yang menguntungkan bagi kandidat yang mereka dukung. Misalnya, pertanyaan seperti “Apakah Anda setuju bahwa kandidat X memiliki visi yang jelas untuk membangun daerah ini?” bisa mengarahkan responden untuk memberikan respons positif tanpa mempertimbangkan opsi lain.
  2. Pemilihan Sampel yang Tidak Representatif:
    • Contoh: Sebuah lembaga survei yang tidak netral dapat memilih sampel responden yang cenderung mendukung kandidat tertentu, misalnya hanya melakukan survei di daerah yang didominasi oleh pendukung kandidat tersebut. Hasil dari survei semacam ini tidak mencerminkan opini masyarakat secara keseluruhan.
  3. Manipulasi Data Hasil Survei:
    • Contoh: Sebuah lembaga survei bisa memilih untuk hanya mempublikasikan hasil yang menguntungkan kandidat yang mereka dukung, sementara hasil yang merugikan diabaikan atau ditunda publikasinya. Hal ini dapat membuat masyarakat percaya bahwa satu kandidat memiliki popularitas yang lebih tinggi daripada yang sebenarnya.
  4. Framing atau Interpretasi yang Tidak Netral:
    • Contoh: Lembaga survei dapat memilih untuk memberikan interpretasi subjektif terhadap hasil survei mereka, misalnya dengan menyoroti satu aspek positif dari kandidat tertentu sementara mengabaikan kelemahan atau kontroversi yang serius.
  5. Kolusi dengan Pihak-pihak Tertentu:
    • Contoh: Ada kasus di mana lembaga survei bekerja sama atau menerima pengaruh dari pihak-pihak tertentu, seperti partai politik atau pengusaha, yang memiliki kepentingan dalam mempengaruhi hasil survei untuk kepentingan politik atau ekonomi mereka sendiri.

Contoh kasus nyata manipulasi survei politik dapat ditemukan di berbagai negara. Misalnya, dalam beberapa pemilihan presiden atau kepala daerah, terdapat laporan bahwa lembaga survei tertentu memanipulasi hasil survei untuk menciptakan persepsi bahwa satu kandidat memiliki dukungan yang kuat di masyarakat, sementara kandidat lain dianggap kurang populer.

Baca Juga:   PDI-P dan Revisi UU TNI

Kasus semacam ini sering kali menimbulkan kontroversi dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survei. Oleh karena itu, penting bagi lembaga survei untuk tetap menjaga independensi, transparansi, dan integritas dalam setiap tahap survei mereka, serta untuk masyarakat dan media untuk mengkritisi hasil survei secara kritis dan menyeluruh.


Oleh : Eko Zaiwan, Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Peneliti Presisi45

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

GMNI Bersama Masyarakat Mamuju Tengah Gelar Aksi di Kantor ATR/BPN, Desak Pencopotan Kepala BPN
Sabtu, 10 Mei 2025 | 21:46 WIB
May Day is Not Holiday
Senin, 5 Mei 2025 | 20:44 WIB
DPC GMNI Bandung di Bawah Irfan Ade: Kepemimpinan yang Sah dan Progresif
Senin, 5 Mei 2025 | 15:53 WIB
Pasang Surut Semangat Kartini dalam Gerakan Emansipasi Perempuan era Modern
Senin, 5 Mei 2025 | 13:08 WIB
DPC dan DPK GMNI Se-Bangka Belitung Resmi di Lantik
Minggu, 4 Mei 2025 | 07:22 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Sambut Hari Buruh di Moment PPAB, Ini Sikap GMNI Mamasa!
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Manifesto

Guntur Soekarno, Marhaenisme dan Karakter Bangsa

"Kesejahteraan tak akan terwujud bila tidak ada penguatan dan persatuan jiwa bangsa.…

Internasionale

Tampil di Depan Umum Usai Lolos Dari Pembunuhan, Telinga Donald Trump Masih Diperban

Marhaenist - Donald Trump tampil perdana di depan publik sejak upaya pembunuhan,…

Kabar GMNI

Sukses Gelar PPAB, GMNI UIN Jakarta Bentuk Kader Progresif Berjiwa Kerakyatan

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Opini

Imanuel Chayadi vs Independesi GMNI: Siapakah Pemenangnya?

Marhaenist.id - Ada sebuah berita yang berjudul "GMNI Tolak Ikut Gerakan Pemakzulan…

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. REUTERS
Infokini

Indonesia Berharap Kehadiran Xi Jinping di KTT G20

Marhaenist - Indonesia selaku tuan rumah KTT G-20 kembali menyampaikan harapannya agar…

Polithinking

Ganjar; Ahok Menambah Kekuatan Kita, Semakin Optimis!

Marhaenist.id, Jakarta - Capres 2024 nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengapresiasi mundurnya…

Opini

YLBHI: 10 Faktor Jokowi Layak Disebut Pemimpin Korup dan Pelanggar Hukum dan HAM Terorganisir

Marhaenist.id - Menutup tahun 2024, salah satu organisasi nirlaba bernama Organized Crime…

Opini

Studi Terhadap Prilaku Keserakahan, Seberapa Mengerikannya Manusia? (Bagian 3)

<<...Sambungan Thomas Hobbes adalah orang yang pertama kali dalam sejarah yang menyatakan…

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. FILE/PDI Perjuangan
Polithinking

Kagetnya Hasto Ketika Nasdem Sebut Anies Adalah Antitesis Jokowi

Marhaenist - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan sangat terkejut dengan pernyataan…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?