Marhaenist.id, Jakarta – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-71, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Timur (Jaktim) menggelar serangkaian kegiatan di Wisma Sangkrimi, Senin (17/3/2025).
Acara ini diawali dengan aksi sosial berupa pembagian 70 paket takjil di Jalan Pemuda, yang ditujukan terutama bagi kaum marhaen.
Kegiatan ini menjadi simbol solidaritas dan kepedulian GMNI terhadap masyarakat kecil, sejalan dengan nilai-nilai perjuangan yang terus dipegang teguh oleh organisasi.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ari Budi selaku perwakilan dari Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Timur.
Dalam sambutannya, Ari Budi menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjawab tantangan bangsa, mengusung semangat #IndonesiaGelap sebagai refleksi atas kondisi yang harus dihadapi bersama.
“Dalam menjawab tantangan zamam, GMNI memiliki kewajiban untuk hadir sebagai kekuatan intelektual yang mampu membawa perubahan bagi bangsa,” ujarnya.
Fanda Pushpita Sari, Dewan Pimpinan Pusat GMNI, yang membuka acara secara resmi, menegaskan bahwa kemerdekaan dan sejarah Ramadan memiliki keterkaitan yang erat.
Ia menekankan bahwa puasa bukanlah penghalang bagi perjuangan, melainkan sebuah jalan untuk menempa diri dalam menghadapi masa depan yang lebih baik.
“Ramadan adalah momentum bagi kita untuk merefleksikan perjuangan dan menguatkan komitmen dalam membangun bangsa,” katanya.

Dalam kesempatan ini, turut hadir pula perwakilan DPD PA GMNI Jakarta Raya, serta Aryo Sanjaya yang menyampaikan pentingnya kontribusi nyata dan melanjutkan kembali kekosongan yang telah hilang.
Dalam pesannya, ia mengajak para kader untuk tidak merisaukan apa yang telah berlalu, tetapi menjadikannya pelajaran untuk terus melangkah maju.
“Biarkan yang hilang tak perlu dirisaukan, tetapi melangkah maju ke depan menjadi pilihan,” tegasnya.
Selain itu, Sekretaris Dewan Pembina Daerah Jakarta, Andi Aditya, turut memberikan semangat juang kepada GMNI Jakarta Timur.
Ia menekankan agar perjuangan mahasiswa tidak boleh berhenti ditengah jalan sampai kapanpun selagi masyarakat masih tertindas untuk memperoleh haknya.
“Perjuangan mahasiswa tidak boleh berhenti di tengah jalan, melainkan harus terus berlanjut demi memperjuangkan kepentingan rakyat dan mewujudkan cita-cita nasionalisme kerakyatan,” jelasnya.

Tak hanya menjadi ajang peringatan sejarah, Dies Natalis ini juga menjadi wadah silaturahmi antar kader dan senior GMNI, memperkuat rasa persaudaraan serta semangat kebersamaan.
Dengan semangat yang terus menyala, GMNI Jakarta Timur berharap peringatan ini menjadi titik tolak untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan rakyat.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.