Marhaenist.id, Binjai – Puluhan massa dari aliansi Cipayung Plus yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Himpunan Mahasiswa Alwasliyah (HIMMAH), Gerakan Masyarakat (GEMA), serta Gerakan Mahasiswa Pemuda Rakyat Sumatera Utara (GEMPAR SU), menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Kota Binjai pada Jumat, (13/6/2025).
Aksi dimulai di gedung DPRD Kota Binjai. Namun, bukannya mendapat sambutan, para mahasiswa justru dibuat kecewa. Tak satu pun anggota dewan terlihat hadir di kantor. Kekecewaan pun memuncak, hingga massa aksi mendobrak masuk ke ruang rapat paripurna sebagai bentuk protes.
Padahal sebelum mahasiswa melakukan aksi di Kantor DPRD Kota Binjai sudah memasukkan surat tembusan ke Kantor DPRD Kota Binjai namun yang mereka temui hanya bangku dan ruangan kosong saja.
Bahkan 10 anggota DPRD Kota Binjai dapil Binjai Utara tempat adanya kerusakan dari jalan tersebut juga sudah mengetahui bahwa mahasiswa Cipayung Plus akan melakukan aksi damai namun tidak ada balasan sama sekali bahkan dikirimkan pemberitahuan hanya sekedar dibaca.
“Kami sangat kecewa. Kami datang hanya ingin menyampaikan aspirasi masyarakat, tapi tidak ada satu pun anggota DPRD yang hadir,” ujar Dodi Setiawan, Ketua HMI Kota Binjai, dengan nada kecewa.
Dodi juga menegaskan bahwa aksi yang mereka dilakukan adalah aksi kepedulian terhadap keresahan masyarakat terhadap kerusakan jalan akibat dari penggalian pipa yang pengerjaaan dilakukan oleh PT NK (Nindya Karya).
“Kami melakukan aksi sebagai bentuk kepedulian terhadap keresahan masyarakat akibat kerusakan jalan yang terjadi imbas dari aktivitas penggalian pipa yang dilakukan oleh PT NK (Nindya Karya),” tegasnya.
Selain itu, Ahmad Paramuja Nasution, Ketua HIMMAH mengatakan bahwa anggota DPRD asal Binjai Utara terkesan abai dengan rusaknya jalan tersebut, padahal ada anggota DPRD yang tinggal dijalan itu.
“Anggota DPRD Dapil Binjai Utara terkesan tutup mata padahal beberapa anggota dewan ada yang tinggal di jalan tersebut bahkan kerusakan terjadi di depan rumahnya, namun dia seperti acuh dengan keluhan masyarakatnya,” katanya.
Di sisi lain Asril Siregar, Ketua GEMA Bersatu juga menyampaikan bahwa dengan kondisi jalan yang rusak, masyarakat Binjai Utara sudah dapat memberikan penilaian yang berujung pada intergiritas anggota DPRD asal Binjai Utara dan tidak akan memilihnya lagi untuk Pileg selanjutnya.
“Jikalau seperti ini kondisinya Masyarakat Binjai Utara dapat menilai seperti apa integritas yang dimiliki wakil rakyat yang mereka pilih dan juga dapat berpikir lagi untuk memilih pada periode selanjutnya,” pungkasnya.***
Sementara itu, Windi Tanjung, Ketua DPC GMNI Kota Binjai, menyoroti dampak serius penggalian pipa oleh PT NK. Ia menilai, aktivitas tersebut menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur jalan yang menjadi urat nadi ekonomi masyarakat, terutama di kawasan Binjai Utara.
“Jalan rusak itu berada di pusat aktivitas ekonomi masyarakat. Di sana ada pasar pekan dan pedagang jajanan tradisional. Kerusakan ini jelas memukul ekonomi rakyat kecil,” tegas Windi.
Tak hanya itu, Windi juga menyinggung potensi kerugian negara. Ia menduga PT NK telah merusak infrastruktur yang dibangun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Binjai.
“APBD itu bersumber dari pajak rakyat. Tapi apa yang dilakukan PT NK justru merusak hasil dari keringat rakyat, tanpa ada pertanggungjawaban,” sambungnya.
Windi menekankan bahwa kerusakan jalan bukan tanggung jawab Pemkot Binjai, melainkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak perusahaan.
“Mereka seperti tak peduli. Padahal sudah jelas, jika menggali jalan, maka harus mengembalikannya seperti semula. Tapi ini dibiarkan rusak begitu saja,” tambahnya.
Sebagai bentuk lanjutan dari perjuangan, para mahasiswa berencana mendesak DPRD Kota Binjai untuk segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan memanggil pihak PT NK secara resmi.
Mereka juga berencana menggelar aksi damai langsung di depan kantor PT NK sebagai bentuk tekanan agar perusahaan segera bertanggung jawab.
“Kami akan terus mengawal kasus ini. Jika tak ada tindak lanjut, kami akan datang ke kantor PT NK dan mendesak agar mereka segera memperbaiki kerusakan dan bertanggung jawab atas kerugian yang mereka timbulkan,” tutup Windi.
Usai dari kantor DPRD, massa aksi melanjutkan demonstrasi ke kantor Kejaksaan Negeri Binjai. Disana, mereka diterima langsung oleh Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kejari Binjai.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.