By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Mahasiswa, Politik Kampus, dan Miniatur Negara

Marhaenist Indonesia
Marhaenist Indonesia Diterbitkan : Sabtu, 20 Juli 2024 | 21:40 WIB
Bagikan
Waktu Baca 6 Menit
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Dalam lorong-lorong kampus yang sepi, di pojok-pojok gedung tua yang berlumut, di bawah bayang-bayang pepohonan yang mengelilingi kampus, tersimpan banyak ironi yang menjerat pikiran penghuninya, kata Tan Malaka tujuan Pendidikan ialah mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan.

Namun tulisan ini bukan sekadar keluhan hampa. Ini adalah seruan, sebuah manifestasi dari keinginan untuk merubah tatanan yang ada ke arah yamg lebih bijak dan baik. Sebagai penghuni kampus, harus berani menentang represi dan memperjuangkan apa yang mesti Agent of change perjuangkan. Kita harus menciptakan sebuah gerakan yang mengubah kampus dari penjara pemikiran menjadi taman kebebasan, kita mesti harus memperjuangkan kampus menjadi miniatur negara yang ideal, dimana demokrasi dan kebebasan adalah nyata.

Saat masih berstatus sebagai mahasiswa baru, saya berulang kali mendengar ucapan baik dari kakak tingkat, beberapa dosen, maupun teman seperjuangan, bahwa kampus adalah miniatur sebuah negara. Simpelnya seperti ini; jika kalian ingin melihat sebuah konsep negara, maka kalian cukup melihat dan menganalisis sebuah universitas atau kampus. Dulu saya sempat mengamininya, namun dewasas ini saya menyadari bahwa apa yang mereka ucapkan itu nyatanya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, Bukan bermaksud untuk menggeneralisir, bahwa yang mereka katakan ada (sedikit) benarnya juga. Namun, saya meyakini bahwa apa yang mereka katakan lebih banyak yang nggak sesuai dengan kenyataan.

Jika benar kampus dikatakan sebagai “Miniatur negara” seyogyanya mahasiswa yang menduduki jabatan pada ORMAWA eksekutif, Legislatif, serta Yudikatif baik ditingkat fakultas maupun universitas harusnya sebagai aktor intelektual dan eksekutor mampu bergerak berlandaskan ke-ilmuan dan teori-teori empiris yang ada karena pada esensinya mereka adalah representasi wakil rakyat, namun sayang sekali mereka bergerak seadanya, dan nggak mencemirkan wakil rakyat itu sendiri.

Baca Juga:   Pembangkangan Konstitusi oleh DPR, Mahasiswa UWKS Gelar Aksi Gedung DPRD Jatim

Hal yang pertama kali saya amati adalah urgensi kedudukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) maupun MPM. Kedua nomenklatur tersebut merujuk pada organisasi yang membidangi ranah Eksekutif, dan Legislatif. Pertanyaan saya adalah, apa sih urgensi BEM dan DPM?

Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah kinerja ORMAWA itu sendiri. Hanya sedikit ORMAWA yang bersedia mewakili keprihatinan mahasiswa yang mereka pimpin. Sebagai contoh, kinerja ORMAWA umumnya terbatas pada internalnya sendiri, pertemuan dengan birokrasi kampus yang mereka “ Dewa-kan”, dan eventual. Namun, jika kita melihatnya secara proporsional, hanya sebagian kecil pengurus yang benar-benar aktif terlibat dalam kegiatan tersebut. Pertanyaannya adalah, di mana peran aktif pengurus lainnya?

Masalah lain adalah terkait dengan jabatan mereka. Sebutan “presiden mahasiswa” mungkin tidak selaras dengan tugas dan tanggung jawab yang mereka emban. Ini hanya sebagian dari berbagai keresahan, belum lagi masalah pertanggungjawaban, maupun  program kerja yang sebenarnya tidak menyentuh sama sekali kepada mahasiswa, jika ada pun hanya bersifat kultural dan formalitas, semoga saja ORMAWA dalam kampus ini tidak sedang dalam fase problematik yang menguras energi karena terlibat conflict of interest (benturan kepentingan).

Pada dasarnya jika menginginkan ekosistem demokrasi yang baik seharusya ORMAWA serta komunitas yang ada di dalam kampus mestinya menerapkan Asas-asas umum pemerintahan yang baik (AUPB), sebab itulah gunanya pembelajaran yang ada di dalam kelas agar praktik-praktiknya tidak terlalu jauh menyimpang, tidak asal sembarangan dalam menjalan kan roda organisasinya.

Terlalu hipokrit rasanya jika masih bertanya masyarakat mana yang diwakili atau bahkan mementingkan kelompoknya sendiri, bagi saya itu tidak menjadi soal sebab yang paling fundamental adalah kedewasaan untuk menyadari bahwa merangkul segala heterogenitas yang ada dengan dinamika yang naik turun para pimpinan yang terhormat dijajaran BEM maupun MPM mesti hadir menjadi partner kolaboratif yang merangkul seluruh aspirasi, bahkan kritik sekalipun, jangan sampai pada akhirnya melupakan tanggungjawab moril yang ada sehingga hasil daripada demokrasi melahirkan kepemimpinan yang bijaksana, sebab dinamika yang terjadi dalam kontestasi pesta demokrasi yang mewarnai politik kampus juga hampir mirip dengan iklim politik di Indonesia, seperti terjadinya konflik antarkubu ketika pemira, pelanggaran ketika kampanye, adanya buzzer, black campaign, dsb.

Baca Juga:   Imanuel Chayadi vs Independesi GMNI: Siapakah Pemenangnya?

Kampus sebagai tempat lahirnya generasi intelektual sudah seharusnya mencetak mahasiswa-mahasiswa yang berpolitik secara baik dan sehat, politik kampus menjadi saluran penghayatan nilai-nilai yang baik, seperti integritas, tanggung jawab, etika, dan sebagainya.

Politik kampus seharusnya menjadi ladang dan pemupukan bagi para mahasiswa yang nantinya sebagai menjadi generasi penerus bangsa. Jangan sampai politik kampus ikut mencontoh buruknya politik yang terjadi di Indonesia, melihat kondisi perpolitikan di tanah air akhir-akhir ini yang buruk, juga terdapat dikotomi sehingga menimbulkan perpecahan.

Adanya warna-warni dalam pesta demokrasi di kampus tentu merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia perpolitikan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya sikap yang baik dalam melakukan politik kampus karena sejatinya politik kampus merupakan miniatur politik Indonesia, dan kampus merupakan miniatur negara.

Mari bersatu menyatakan egalite, liberte dan fraternite. Membawa Revolusi menuju kepada Dunia Baru kata Soekarno tanpa ‘exploitation de l‘homme par l‘homme’ dan ‘exploitation de nation parnation.


Penulis: M Fadil Tegar Syafian, Mahasiswa S-1 Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Senin, 13 Oktober 2025 | 11:36 WIB
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Senin, 13 Oktober 2025 | 00:21 WIB
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:32 WIB
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 22:25 WIB
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 21:48 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis
Opini
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Polithinking

Napak Tilas Bung Karno, Ganjar Silaturahmi ke Keuskupan Bogor

Marhaenist.id, Bogor - Ganjar Pranowo didampingi istrinya, Siti Atikoh bersilaturahmi ke Keuskupan…

Opini

Studi Terhadap Prilaku Keserakahan, Seberapa Mengerikannya Manusia? (Bagian 2)

<<....Sambungan Hal ini juga terjadi pada kita selaku manusia, walau tidak dapat…

Infokini

Jokowi Kecam Israel Atas Pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh

Marhaenist - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam keras pembunuhan pemimpin Hamas Ismail…

Kabar GMNI

Korban KDRT Didiskriminasi, Kabid Hukum GMNI Halut Angkat Bicara

Marhaenist.id, Halut - Kasus Kekerasan Dalamy Rumah Tangga (KDRT) yang sempat viral pada…

Kabar GMNI

DPC GMNI Banyuwangi Resmi Dilantik, Teguhkan Komitmen Semangat Marhaenisme

Marhaenist.id, Banyuwangi – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Foto: Abdy Yuhana bersama Para Hadirin yang hadir mengikuti kegiatan Peluncuran Buku itu (Kredit foto: Abdy Yuhana)/MARHAENIST.
Kabar PA GMNI

Amendemen Konstitusi Dinilai Problematik, Abdy Yuhana: Pendiri Bangsa Kembali Menjadi Rujukan

Marhaenist.id, Jakarta - Setelah empat kali amendemen, konstitusi Indonesia dinilai problematik. Gagasan para…

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan. Ari Saputra/Detik
Polithinking

Novel Baswedan: Tidak Ada Bukti Ganjar Terlibat Kasus e-KTP

Marhaenist - Eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut tidak…

Polithinking

Empat Syarat untuk Menegakkan Demokrasi di Indonesia

Marhaenist.id, Jakarta - Terdapat 4 syarat yang harus terpenuhi agar demokrasi bisa…

Polithinking

Meski Cuaca Panas, Ratusan Ribu Massa Tetap Semangat Hadiri Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK

Marhaenist.id, Jakarta - Ratusan ribu warga mulai penuhi Stadion Gelora Bung Karno…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?