Marhaenist.id, Majene – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Majene turut menanggapi dan ingin segera mengakhiri pertengkaran internal yang terus menerus terjadi di GMNI secara nasional.
Dualisme DPP GMNI membawa dampak besar ke beberapa pengurus GMNI yang ada daerah, mulai dari tingkat DPD sampai ke tingkatan DPC, juga ikut dualisme.
Terkait dengan hal tersebut, Ketua DPC GMNI Majene, Misbahudin, turut memberikan tanggapan dan berharap agar GMNI dapat melakukan rekonsiliasi dalam wujud Kongres Persatuan.
“Perpecahan ini harus segera diakhiri karena ini memperburuk organisasi, mencederai cita-cita yang diinginkan para pendahulu kita, Ir. Soekarno yang selalu menggaungkan persatuan,” kata Bung Misbah sapaan akrabnya, Senin, (17/2/2024).
Misbah juga mendorong untuk diadakannya rekonsosiasi secara nasional agar dualisme di GMNI tak ada lagi demi keberlanjutan organisasi.
“Jadi kami mendorong rekonsiliasi besar-besaran mulai dari pengurus pusat sampai ke daerah, karena semuanya demi keberlanjutan organisasi,” sambung Bung Misbah.
Menurut Misbahudin, dinamika internal GMNI saat ini harus segera diakhiri dan harus segera berbenah untuk fokus pada cita-cita GMNI dalam memperjuangkan masyarakat Marhaen.
“Karena kondisi yang carut marut ini, mengakibatkan organisasi tidak lagi membicarakan masyarakat yang lapar, marhaen sedang apa? Tetapi sibuk bicara soal siapa yang pantas, siapa yang lebih baik, siapa yang paling kuat,” tambah Misbah.
Bagi dia, fenomena dualisme di tubuh GMNI tidaklah ideologis dan hanya mendidik kader yang berwatak pragmatis dan tidak pro marhaen.
“Bagi saya fenomena demikian ini sangat tidak ideologis, kondisi buruk (dualisme) mendidik kader berwatak yang pragmatis. Dan juga menjauhkan organisasi dari rakyat itu sendiri,” lanjut Bung Misbah.
Ia pun berharap agar semua kader GMNI bersama-sama memikirkan GMNI yang lebih baik ke depan.
“Maka sekali lagi mari sama-sama kita pikirkan organisasi tercinta kita kedepannya seperti apa, karena GMNI tidak hanya untuk hari ini, GMNI untuk hari-hari esok selanjutnya,” harap Bung Misbah.
Lanjut, Misbah menyampaikan bahwa GMNI pada saat ini hanya bergelut pada perkara kuasa bukan pada hal-hal besar untuk bangsa Indonesia dan masyarakat yang ada didalamnya.
“Sangat disayangkan kalau GMNI mengingkari sejarahnya, dan hanya bergelut pada perkara kuasa, perlu saya tegaskan GMNI dilahirkan untuk hal-hal besar (Ad Maiora Natus Sum),” tandas Misbah.
Lenyapkan steriliteit dalam gerakan mahasiswa! Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen! Agar semangat marhaenisme bernyala-nyala murni! Dan agar yang tidak murni terbakar mati! (Penggalan Kutipan Pidato Bung Karno).***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.