By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Jelang Tahun Baru 2026, Redaksi Marhaenist.id Sampaikan Harapan dan Komitmen Pemberitaan untuk Marhaen Indonesia
GMNI Surabaya Kecam Aksi Oknum Ormas, Dukung Kepolisian Tegakkan Hukum dan Lindungi Warga Lansia
DPD GMNI Aceh Salurkan Bantuan Hasil Perkebunan untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh Tengah
Historical: Pidato Bung Karno Saat Hari Natal
Bung Toban dan Jiwa Marhaenisme : Kesetiaan Kader pada Jalan Rakyat Menuju Revolusioner

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.
Opini

Korupsi dalam Negara yang Bermimpi Keadilan Sosial

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Rabu, 12 Maret 2025 | 14:04 WIB
Bagikan
Waktu Baca 6 Menit
Foto: Yonki, Kader GMNI Malang/MARHAENIST.
Bagikan

Marhaenist.id – Kita ingin menjadi Negara yang adil dan sejahtera. Memang ungkapan ini terdengar sudah lazim, namun kita masih bermimpi bahwa suatu saat kalimat di atas tidak hanya menjadi sebuah ungkapan, tapi ada wujud nyatanya. Sebagai Negara yang kaya kita memiliki banyak rintangan, salah satu rintangan yang paling berat yang kita hadapi saat ini adalah korupsi.

Anomali kekuasaan berpijak dari satu tangan ke tangan yang lain, padahal untuk mengatasi problem korupsi seharusnya ada kemampuan untuk memutuskan anomali kekuasaan tersebut. Tentang hal ini, kita merasakan kekhwatiran yang sama”. Sepertinya kita tidak tekun mengurus negara kita sendiri, ada pihak-pihak tertentu yang menggunakan jalan pintas untuk menimbun kekayaannya sendiri. Salah satu jalan pintas itu adalah korupsi yang digunakan untuk menimbun kekayaannya sendiri.

Dalam pandangan Immanuel Kant, negara memiliki kewajiban untuk melindungi hak-hak alamiah yang melekat pada setiap manusia. Tapi terkadang dengan Kekuasaan mereka yang berkuasa atas Negara, membicarakan hal yang mustahil dikerjakan. Itu sebabnya hoax paling banyak muncul justru dari Negara sendiri. Lantas dalam situasi seperti itulah kita menemukan sebuah peradaban yang kurang elok, yang isinya ialah pemerintahan yang korup.

Kesulitan rakyat dalam mengakses keadilan bisa saja disebabkan karena pemerintahaan yang korup. Barang kali kita mendapatkan evaluasi ini untuk menjadi sumber kritik kepada penguasa, “Siapapun bisa mengkritisi hal tersebut”. Sebab kita, baik yang pro maupun yang kontra pada pemerintahan ini adalah komponen masyarakat yang merasakan atau mengalami dampak dari pemerintah yang korup. Mulai dari hukum yang sulit diakses untuk mencari keadilan, hingga kemiskinan dan kemelaratan. itu sebabnya ada yang masih berpandangan bahwa “Kita menganut hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas”.

Baca Juga:   Trump, Amerika dan Jerman: Babak Baru Geopolitik

Perlu diingat bahwa setiap era memiliki konstruksi yang membentuk cara berpikir, berbicara, dan bertindak manusia. Kita memasuki fase baru: imperialisme terstruktur dalam era digitalisasi, dengan demikian korupsi berkembang dengan cara – cara moderen.

Pada awal tahun 2025 ini, Negara kita dihebohkan dengan adanya berita-berita tentang para pejabat yang korup. Wajah – wajah munafik dari pejabat – pejabat yang korup itu, dipajang di dinding media secara terang-terangan. Kita berharap dengan begitu bisa membuat efek jerah, tapi sepertinya sia-sia jika kita menaruh harapan tersebut.

Masih banyak kasus korupsi yang telah merugikan Negara. Di sisi lain masih banyak kemiskinan dan kemelaratan yang kita temukan. Suatu ketika saya mendapati seorang ibu miskin yang memarahi anaknya karena anaknya minta disekolahkan, tapi ibu itu tidak mampu menyekolahkan anaknya. “Tahun 2025 masih ada yang seperti ini”, kataku dalam hati. tidakkah kita membayangkan betapa jahatnya para pejabat yang korup itu.

Masih adakah harapan bahwa ke depan tidak ada lagi korupsi di Negeri ini?. Sepertinya pertanyaan tersebut akan selalu menjadi misteri, sebab tidak ada jaminan, sekalipun seorang Presiden yang kita pilih dan kita tugaskan melalui konstitusi untuk memberantas korupsi tersebut, “Hingga saat ini belum mampu menjamin akan memberantas korupsi, malahan korupsi makin menjadi-jadi”. Maka tak heran jika bangsa ini hidup dalam ketidak adilan dan kemelaratan yang berkepanjangan. Ibarat sebuah pepatah yang mengatakan kita hidup dalam kemarau yang panjang. Bebas dari penjajah, tapi dijajah lagi oleh pejabat. IMPERIALISME telah hadir sebagai Monoisme.

Kita harus jujur dan berterus terang untuk mengatakan bahwa korupsi adalah tindakan jahat yang menakutkan, korupsi bisa saja membunuh banyak harapan dan cita-cita. Sejalan dengan hal itu, kita telah diingatkan oleh ungkapan Haryatmoko yang telah menegaskan bahwa korupsi itu adalah upaya campur tangan menggunakan kemampuan yang didapat dari posisi penyalahgunaan informasi, keputusan, pengaruh, uang dan/atau kekayaan demi kepentingan dan keuntungan dari pihaknya sendiri. Seharusnya kita sebagai bangsa yang kaya, kita merasa berkecukupan, jangan mencuri dari yang bukan milik kita.

Baca Juga:   Hukum sebagai Instrumen Penindasan oleh Rezim Kuasa: Studi Kasus Putusan Pidana Tom Lembong

Seorang pejabat yang korup mestinya belajar dari seorang Marhaen, “Seberat apapun hidupnya seorang Marhaen, ia tidak mencuri dari yang bukan miliknya”, bahkan sebagian dari miliknya disumbangkan ke Negara dengan harapan orang lain juga bisa merasakan hidup yang berkecukupan. Namun sayangnya, kini Marhaen-marhaen itu yang terpinggirkan dari dunianya, yang menjadi Budak di negaranya sendiri.

Gerak sejarah kehidupan sosial manusia berada pada posisi esensinya yang tergenggam oleh Imperialisme .Selama rakyat tidak diajarkan tentang hal ini, selama itu pula kita dikuasai oleh iblis imperialisme yang telah bersemayam dalam kekuasaan.

Di Era globalisasi ini ketika kita membandingkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita dengan Negara asing, tentu masih banyak evaluasi yang harusnya kita kerjakan agar tidak tertinggal dan tidak diremehkan oleh dunia internasional. Sejalan dengan hal tersebut, tak lupa kita harus memberi saran kepada negara untuk memperbaiki sistem pemerintahannya, agar dapat membuka akses keadilan demi tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.***


Penulis: Yongki, Kader GMNI Malang.

iRadio
Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Jelang Tahun Baru 2026, Redaksi Marhaenist.id Sampaikan Harapan dan Komitmen Pemberitaan untuk Marhaen Indonesia
Minggu, 28 Desember 2025 | 04:45 WIB
GMNI Surabaya Kecam Aksi Oknum Ormas, Dukung Kepolisian Tegakkan Hukum dan Lindungi Warga Lansia
Jumat, 26 Desember 2025 | 07:30 WIB
DPD GMNI Aceh Salurkan Bantuan Hasil Perkebunan untuk Korban Banjir dan Longsor di Aceh Tengah
Jumat, 26 Desember 2025 | 01:09 WIB
Historical: Pidato Bung Karno Saat Hari Natal
Kamis, 25 Desember 2025 | 00:36 WIB
Bung Toban dan Jiwa Marhaenisme : Kesetiaan Kader pada Jalan Rakyat Menuju Revolusioner
Kamis, 25 Desember 2025 | 00:28 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Kelompok Cipayung Plus Jatim Ajak Masyarakat Utamakan Persatuan dan Perdamaian Bangsa
DPR Nilai Saatnya Mahkamah Agung Bersih-Bersih
UU PDP Disahkan, Pemerintah Diminta Bentuk Pengawas Independen
Beliau Ini Tukang Buat Masjid Bagus

Lainnya Dari Marhaenist

Peringati HUT Kemerdekaan RI, DPC GMNI Touna dan DPK GMN Bung Tomo Manajenen Gelar Nobar Sekaligus Bedah Film bersama Masyarakat

Marhaenist.id, Touna - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik…

Ketua Mahkamah Konstitusi Buka Bimbingan Teknis Angkatan II PA GMNI

Marhaenist - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman membuka Bimbingan Teknis (Bimtek)…

Manajer Asing Pimpin BUMN: Saatnya Berhenti Merasa Rendah Diri

Marhaenist.id - Rencana pemerintah membuka peluang bagi manajer asing untuk memimpin Badan…

Politikus senior PDI Perjuangan yang juga anggota Wantimpres, Sidarto Danusubroto. Liputan6/Johan Tallo

Ini Bocoran Sosok Capres PDIP Dari Politisi Senior PDI Perjuangan

Marhaenist - Mantan ajudan Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno, Sidarto…

Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan, Dendy Se. MARHAENIST

GMNI Jaksel Tuntut Pencopotan Kapolres dan Kapolsek Terkait Pembubaran Diskusi FTA: Usut Tuntas Otak di Balik Penyerangan

Marhaenist.id, Jakarta – Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI)…

Lagi Viral Filem Dirty Vote, Inilah Sinopsis atau Ringkasan Ceritanya

Marhaenist.id - Film dokumenter eksplanatory "Dirty Vote" yang dirilis pada 11 Februari…

Negara Darurat Intoleransi!!!

Marhaenist.id - Delapan Puluh Tahun Indonesia telah  bebas dari kolonialisme dan Imperialisme,…

GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil

Marhaenist.id, Jakarta - Diskusi pra-Konferensi Cabang (Konfercab) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan…

Presiden FIFA Gianni Infantino memberikan kaos bertuliskan nama “Jokowi” kepada Presiden RI, usai pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Setkab/Rahmat

Presiden FIFA Minta Persiapan Piala Dunia U-20 Ditangani Secara Profesional

Marhaenist - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama FIFA memastikan Piala Dunia U-20…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar Alumni GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

🎧 Online Radio

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Ikuti Kami
Merdeka!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?