MARHAENIST – Perjuangan Timnas Indonesia untuk meraih kesempatan pertama berlaga di World Cup masih terus berlangsung. Untuk itu sejumlah organisasi relawan pendukung Pasangan Pramono Anung (Mas Pram) dan Rano Karno (Bang Doel) mengajak warga Jakarta memberikan dukungan dengan menggelar nonton bareng (nobar) Kamis, 10 Oktober 2024. Kegiatan itu akan berlangsung di 50 lokasi seluruh wilayah Jakarta.
“Kami mengajak warga Jakarta mendukung perjuangan para pemain lewat acara nonton bareng ini karena kami tahu bahwa sepakbola sudah menjadi bagian kehidupan warga,” ujar Koordinator Acara Nobar Kelik Ismunanto, usai memimpin sesi persiapan teknis, di Kantor Forum Agenda 45, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Selasa (08/10/2024).
Acara itu sendiri dimotori oleh kelompok relawan Kawan 98 dan Jaga Suara. Lokasi penyelenggaraan berlangsungnya nobar adalah tempat yang telah terbisa menjadi tempat berkumpul warga. Tujuannya adalah menjalin kebersamaan, kegembiraan dan tidak bersifat komersial.
“Siapa saja dapat ikut hadir tanpa, kami dengan senang hati mendengar sejumlah pendukung mantan pasangan Papres/Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyatakan diri akan hadir,” tambah Kelik.
Menurut Kelik, warga Jakarta sendiri punya memiliki rasa yang besar atas perkembangan sepakbola Indonesia. Dengan demikian mereka amat mendambakan pemimpin yang mempunyai kepedulian tinggi pada seluruh aspek sepakbola. Meski saat penyelenggaraan Pilpres 2024 warga punya sikap yang berbeda namun mereka kini berembuk untuk mendapat pemimpin Jakarta terbaik.
“Sejauh ini kami mendengarkan keinginan agar Jakarta bisa menjadi motor utama kemajuan olahraga ini,” imbuhnya.
Gairah besar itu mesti dikelola oleh pemimpin yang bijak lewat berbagai keputusan yang mendorong ekosistem sepakbola yang sesuai dengan karakter bangsa. Kemajuan sepakbola di Jakarta bakal secara langsung kepada prestasi sepakbola nasional.
Dengan menghadiri acara nobar warga dapat saling bertukar pikiran dalam menentukan pilihan calon gubernur dan wakil gubernur yang tepat bagi kemajuan kota Jakarta setelah tak lagi menjadi ibukota negara.