Marhaenist.id, Jakarta – Perhelatan Pemilu acapkali ramai dengan banyak acara yang bertujuan menggalang dukungan pemilih namun kerap melupakan kelompok seniman dan kebudayaan. Hal itu penting diingatkan kepada pasangan calon kepala daerah. Kampanye harus berkesenian wajib. Hal itu disampaikan Bimo dan panitia Pameran Lukisan Dinamis.
“Undangan sudah kami antar ke Markas Pram Doel, kita tunggu ada keberpihakan atau tidak kepada seniman dan teman teman pelaku budaya”, ujar perupa yang biasa melukis di sekitar Kita Tua Jakarta ini. “Kita dah nganter undangan ke Markas Pram Doel di Jl. Cemara No.19 Menteng.
Yang menerima resepsionis nama Mbak Nadia. Bilangnya di awal baik baik namun dari 3 minggu yang lalu sampai sekarang belum ada jawaban. Semoga saja mereka masih peduli Kebudayaan”, pungkasnya.
Panitia penyelenggara Pameran Lukisan Kelompok WONG PITU berharap ada kepedulian Pram Doel terhadap pekerja seni, terlebih yang kesehariannya hidup dari melukis.
Harapan dari kelompok perupa WONG PITU memang bukan harapan massa yang satu stadion kami kelompok kecil saja tapi menyuarakan hal besar lewat pesan karya kami.
Semoga beliau Pram Doel bisa membuka pameran sekaligus memberikan dukungan giat juga mengoleksi lukisan dari beberapa lukisan peserta guna kebutuhan.
Kami membuat rangkain acara seringkali rutin sebenarnya hanya saja tidak pernah mendapat dukungan negara. Kami mandiri berkesenian. Kami rakyat merdeka ungkap Bimo dan kawan-kawan disela mengantarkan undangan ke Markas Pram Doel.
Selama dua minggu dalam rangkaian kegiatan nanti kita akan melukis secara masal dimana lomba di hadiri oleh 150 peserta.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Chayono.