Marhaenist – Sebagai mahasiswa yang peduli terhadap demokrasi Indonesia, DPC GMNI Kendal undang seluruh perwakilan mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus di Kabupaten Kendal untuk ikut berpartisipasi dan berdiskusi terkait Nasionalisme dan Demokrasi dalam menyongsong Pemilihan Kepala Daerah serentak se-Indonesia.
Acara diskusi berupa Seminar Kebangsaan dibuka oleh Zania Aula Dina selaku ketua DPC GMNI Kendal, pada (24/07/2024). Hal itu bertujuan untuk memperkuat rasa nasionalisme serta meningkatkan kesadaran partisipasi politik khususnya di kalangan Gen-Z.
Seminar dihadiri oleh narasumber dari akademisi, penyelenggara pemilu, dan dari media. Beberapa narasumber tersebut diantaranya adalah Erik Ardiyanto, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina Jakarta yang juga adalah alumni GMNI, Rizky Kustyardhi, komisioner KPU Kabupaten Kendal, dan Sonakha Yuda Laksono, komisioner KPID Jawa Tengah. Ketiga narasumber tersebut menekankan kepada mahasiswa tentang peningkatan rasa nasionalisme ditengah melemahnya rasa kepedulian terhadap adanya pesta demokrasi dan peningkatan terhadap literasi digital serta peningkatan pengetahuan pemilih pemula menjelang pemilihan kepala daerah 2024. Selain itu juga berfokus pada pencegahan apatisme politik pemilih pemula.
“Nasionalisme dalam konteks ini bukanlah sekedar semangat patriotisme tetapi juga landasan moral dan budaya yang mempersatukan individu dalam sebuah identitas bangsa yang kuat,” kata Erik.
Sementara itu, komisioner KPID Jawa Tengah, Sonakha Yuda Laksono, memaparkan materi tentang demokrasi Indonesia era post truth.
“Era post-truth adalah kondisi dimana opini publik banyak dibentuk oleh emosi dan keyakinan pribadi dibandingkan fakta objektif fenomena ini dipicu oleh penyebaran informasi yang tidak akurat melalui media sosial dan platform digital lainnya. Di Indonesia, era post-truth juga mempengaruhi demokrasi dalam beberapa cara,” ujar Yudo.
Adapun Rizky Kustyardhi, yang merupakan komisioner KPU Kabupaten Kendal memberikan gagasanya tentang upaya pencegahan apatisme politik untuk pemilih pemula.
Menururtnya, pemilu dan pilkada merupakan simbol demokrasi dalam suatu negara serta sumber kontribusi yang memberikan ruang suara yang sebesar-besarnya bagi setiap warga negara sebagai perwujudan dari hak asasi warga negara.
“Partisipasi masyarakat di dalam negara demokrasi merupakan suatu indikator penting dalam menggambarkan proses demokrasi berjalan dengan baik atau tidak, dalam artian semakin rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan umum maka menandakan bahwa proses demokrasi berjalan dengan kurang baik begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu partisipasi dari setiap kalangan khususnya pemilih pemula sangat diperlukan untuk mendukung terbentuknya sebuah negara demokrasi yang baik,” ungkapnya.