Marhaenist.id, Halut – Merespon dinamika nasional Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dirundung perpecahan sejak Kongres Ambon tahun 2019, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Halmahera Utara (Halut) menyerukan agar Kongres Persatuan dilaksanakan tanpa intervensi kekuasaan serta bebas dari kepentingan sempit elit organisasi.
Secara historis sejak berdirinya pada tahun 1954, GMNI itu sendiri telah diwarnai dengan berbagai gelombang dinamika internal, termasuk perpecahan yang menghasilkan dualisme kepemimpinan. Tarik-menarik kepentingan serta intervensi kekuasaan, telah menjadi potret buruk dalam sejarah yang perlu diambil pelajaran.
Kini, GMNI kembali diperhadapkan dengan dinamika nasional serupa. Perpecahan yang tejadi sejak tahun 2019 yang menghasilkan dualisme kepemimpinan, hingga sekarang tak kunjung bersatu ditingkat pusat, DPP, hingga berimbas pada DPD dan DPC GMNI Se-Indonesia. Perpecahan itu sendiri secara organisasi telah melemahkan jantung pergerakan, menggores luka, serta memerosotkan ruh kebangsaan GMNI.
Perpecahan ini tidak hanya melumpuhkan semangat kader akar rumput dalam menjalankan roda organisasi tetapi secara ideologis telah mencederai ruh persetuan sebagai jembatan menuju kemerdekaan, jembatan mencapai tujuan yang menjadi basis pemikiran Bung Karno.
Kita juga tak boleh lupa bahwa GMNI sendiri lahir dari tiga organisasi mahasiswa dengan nama berbeda, dari tempat berbeda. Tetapi jangan lupa, mereka punya tujuan yang sama, yakni sama-sama menyelamatkan kaum marhaen Indonesia. Itulah semangat ideologis yang amat penting, maha penting, yang tak boleh kita lupakan, apalagi luput dari kita.
Atas dasar semangat itu, apabila kongres versi-versian masih dipaksakan maka ini tidak hanya memperpanjang kelumpuhan organisasi tetapi sekaligus telah melenceng jauh dari cita-cita organisasi, cita-cita marhaenis Indonesia untuk kejayaan GMNI serta kemenangan kaum marhaen. Akhirnya, persatuan bukanlah hanya sekedar pilihan, ia adalah satu-satunya jalan ideologis yang harus ditempuh.
Menyikapi dinamika ini DPC GMNI Halut melalui Ketua DPC GMNI Halut, Erik Sibu menyerukan agar dualisme kepemimpinan GMNI harus segera di akhiri, dengan bersikap:
1. DPC GMNI Halut mendukung penuh pelaksanaan kongres persatuan yang bebas dari intervensi kekuasaan.
2. DPC GMNI Halut mendorong terbentuknya Forum Nasional Komunikasi Persatuan untuk segera melaksanakan KLB GMNI.
3. DPC GMNI Halut mendesak agar dihentikan segala bentuk upaya memecah belah DPC dan DPD se-Indonesia hanya demi kepentingan politik sempit.***
Penulis: Redaksi/Editor: Redaksi.