By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

RUU Dewan Pertimbangan Presiden: Konsolidasi Kekuasaan, Menguatkan Presiden Untuk Melemahkan Demokrasi

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Rabu, 24 Juli 2024 | 00:06 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Presiden Joko Widodo usai melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 13 Desember 2019. BPMI/Setpres
Bagikan
iRadio

Marhaenist – Sejauh ini, keberadaan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tidak memberikan solusi nyata terhadap berbagai permasalahan bangsa. Fungsi mereka sering kali terlihat lebih sebagai simbol formalitas daripada badan yang benar-benar efektif dalam memberikan nasihat strategis kepada Presiden. Ide untuk merubah Wantimpres menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA) justru menimbulkan kekhawatiran bahwa tujuan utamanya adalah melindungi Presiden dari kritik oposisi. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa banyak anggota Wantimpres adalah tokoh-tokoh senior politik yang mewakili berbagai golongan dan partai, yang seharusnya menjadi pengkritik pemerintah, bukan pelindungnya.

Contoh konkret dari kekhawatiran ini adalah penunjukan beberapa tokoh senior politik yang sebelumnya dikenal kritis terhadap pemerintah, namun setelah diangkat menjadi anggota Wantimpres, kritik tersebut meredup. Misalnya, seorang mantan menteri yang dahulu sering mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah, kini lebih banyak menyetujui tanpa banyak pertanyaan.

Wantipres kemudian akan diubah menjadi DPA itu tampak lebih seperti perpanjangan tangan Presiden yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan meredam suara-suara kritis. Pengangkatan tokoh-tokoh politik senior ke dalam DPA hanya akan menjadikan mereka sebagai ‘yes-men’ yang mendukung setiap kebijakan tanpa memberikan kritik konstruktif. Pada akhirnya, perubahan ini dikhawatirkan hanya akan memperkuat kekuasaan eksekutif dan mengurangi mekanisme check and balance yang sehat dalam pemerintahan.

Apakah perubahan ini benar-benar demi kepentingan bangsa, atau sekadar langkah untuk memperkuat posisi Presiden di tengah pusaran politik? Pertanyaan ini perlu dijawab dengan jujur dan kritis oleh semua elemen bangsa.

Jika dewan penasihat hanya berfungsi sebagai perisai untuk presiden, maka akan terjadi bias dalam pengambilan keputusan. Pandangan kritis yang konstruktif dari dewan penasihat penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil telah melalui proses evaluasi yang ketat dan mendalam. Sebagai contoh, kebijakan impor beras yang menuai protes dari petani lokal karena merugikan mereka, seharusnya mendapatkan evaluasi mendalam dari Wantimpres sebelum diimplementasikan. Namun, tanpa adanya kritik konstruktif, kebijakan tersebut tetap berjalan dan berdampak negatif bagi sektor pertanian domestik.

Baca Juga:   Pilkada 2024: Kesadaran Politik Pemilih Muda 

Erat kaitannya, perubahan ini akan melemahkan kemampuan oposisi dalam mengawasi dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Oposisi memainkan peran penting dalam sistem demokrasi sebagai penyeimbang kekuasaan. Ketika dewan penasihat hanya berfungsi untuk melindungi presiden, kritik yang biasanya disampaikan oleh oposisi dapat teredam. Hal ini berpotensi menciptakan situasi di mana kebijakan pemerintah berjalan tanpa pengawasan yang memadai, sehingga meningkatkan risiko kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan publik. Sebagai ilustrasi, ketika kebijakan kontroversial mengenai alokasi anggaran untuk proyek infrastruktur besar tidak mendapat pengawasan ketat, hal ini dapat menyebabkan pemborosan dan korupsi.

Perubahan ini, jika tidak diimbangi dengan mekanisme check and balance yang memadai, berpotensi melemahkan demokrasi dengan mengurangi transparansi dan
akuntabilitas. Sebagai contoh, kebijakan kontroversial seperti impor beras yang merugikan petani lokal dapat diteruskan tanpa evaluasi yang mendalam jika kritik dari dewan penasihat teredam. Begitu juga, pengawasan terhadap alokasi anggaran untuk proyek-proyek besar bisa menjadi tidak memadai, meningkatkan risiko pemborosan dan korupsi.

Secara keseluruhan, penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari perubahan ini terhadap kualitas demokrasi dan akuntabilitas pemerintah. Penunjukan dan fungsi dewan penasihat haruslah transparan dan benar-benar bertujuan untuk kepentingan bangsa, bukan sekadar melindungi kekuasaan eksekutif.


Oleh : Eko Zaiwan, Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Peneliti Presisi45

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, berolahraga dengan bersepeda di Kota Surabaya, bertajuk “Gowes Keliling Surabaya”, Sabtu (15/10/2022) pagi. FILE/IST. Photo
Polithinking

Bersepada Keliling Surabaya, Hasto Sampaikan Pesan Megawati

Marhaenist - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berolahraga dengan bersepeda di Kota…

Polithinking

Akar Desa Indonesia Gelar Seminar dan Luncurkan Buku Pedoman Perdes Transisi Energi dan Keadilan Iklim

Marhaenist.id, Jakarta - Akar Desa Indonesia resmi meluncurkan Buku Pedoman Pembentukan Peraturan…

Polithinking

Survei Terbaru, Ganjar Terus Meroket Puncaki Elektabilitas Capres

Marhaenist - Lembaga Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru terkait elektabilitas calon…

Kabar PA GMNI

IKN Dorong PA GMNI Balikpapan Ajarkan Pemuda Semangat Gotong Royong dan Kembangkan Pertanian

Marhaenist - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) kota Balikpapan…

Study Marhaenisme

Dialektika Mahaenisme (Metode Berpikir)

Marhaenist.id - Marhaenisme adalah ideologi perlawanan terhadap kolonialisme, kapitalisme, imperialisme, dan feodalisme…

Opini

Revolusi Energi: Bongkar Mafia BBM, Tindak Tegas Pengkhianat Rakyat!

Marhaenist.id -Ditengah penderitaan rakyat akibat melonjaknya biaya hidup, mafia energi terus menghisap…

Kapitalisme

Menkeu: Rp 6,2 Triliun Telah Disalurkan Untuk Realisasi BLT BBM

Marhaenist - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi bantuan langsung tunai…

InfokiniMarhaenis

Wacana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, GSNI Surabaya Khawatir Bentuk Pengkhianatan Integritas Bangsa

Marhaenist.id, Surabaya - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI)…

Kabar GMNI

DPC GMNI Tangsel Sesalkan Tindakan Kekerasan terhadap Mahasiswa Katolik di Pamulang

Marhaenist.id, Pamulang Tangsel - Baru-baru ini, sebuah video yang menjadi viral di…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?