Marhaenist – Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, 6 Desember 2021 oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PA GMNI Bapak Ahmad Basarah dan seluruh jajaran Pengurus DPP PA GMNI;
Yang saya hormati Dewan Kehormatan, Dewan Ideologi, Dewan Pertimbangan, dan Dewan Pakar PA GMNI;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati Gubernur Jawa Barat beserta seluruh jajaran Forkopimda;
Yang saya hormati para alumni GMNI yang saya banggakan;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Pagi hari ini saya senang bisa menyapa para alumni GMNI dari seluruh penjuru tanah air pada Kongres IV Persatuan Alumni GMNI. Merdeka!
Sebagai rumah besar kaum nasionalis, kaum marhaenis, Persatuan Alumni GMNI harus menjadi yang terdepan dalam merawat nasionalisme yang setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang selalu memperkuat persatuan dan kesatuan dan memperkokoh kedaulatan bangsa.
Bapak-Ibu alumni GMNI yang saya hormati,
Di tengah dunia yang semakin terbuka dengan interaksi dan disrupsi yang semakin tinggi, nasionalisme, kedaulatan bangsa, menghadapi tantangan-tantangan baru. Kedaulatan tidak bisa hanya dimaknai sebagai kemampuan mengusir penjajah. Kedaulatan bukan berarti memagari tidak ada pihak luar yang masuk ke tanah air kita. Kedaulatan bukan berarti menutup diri. Tetapi kedaulatan adalah kemanfaatan maksimal untuk masyarakat, bangsa, dan negara dalam dunia yang semakin terbuka, dengan interaksi antarnegara yang semakin tinggi.
Gelombang globalisasi tidak terhindarkan lagi, bukan hanya mobilitas fisik antarnegara yang semakin tinggi, bukan hanya mobilitas barang dan uang yang semakin mudah tetapi mobilitas gagasan, mobilitas pengetahuan juga semakin tinggi melalui ranah-ranah digital. Konsekuensinya, globalisasi melahirkan dunia yang hyper kompetisi, dunia yang diwarnai oleh kompetisi yang super ketat. Oleh karena itu, satu pilar utama dalam menjaga kedaulatan adalah memenangkan kompetisi. Kita harus memenangkan kompetisi di dalam negeri, kita harus memenangkan kompetisi di pasar global, di pasar luar negeri. Kita harus lebih unggul dari negara lain, dan kita harus mampu mendahului negara lain dalam dunia yang semakin kompetitif sekarang ini.
Bapak-Ibu alumni GMNI yang saya hormati,
Kedaulatan harus diperjuangkan dengan keberanian untuk menemukan cara-cara baru. Untuk bisa mendahului negara lain, tidaklah mungkin kita menggunakan tangga yang sama, seperti tangga-tangga yang dipakai oleh negara-negara yang maju di saat yang lalu. Untuk mendahului kereta yang lain, tidaklah mungkin kita menggunakan rel yang sama. Untuk mendahului negara yang lain, tidaklah mungkin kita menggunakan cara-cara yang sama.
Kita harus menemukan cara-cara baru, mencari rel-rel baru. Kita tidak boleh melalui anak tangga yang dulu dilalui negara maju. Kalau itu, kalau itu kita lakukan kita tidak mungkin bisa mendahuluinya, ini pasti. Oleh karena itu, kita tidak cukup hanya naik tangga, kita harus melompat. Kalau tidak melompat, ya jangan berharap kita bisa mendahului negara-negara lain yang sudah lebih maju dari kita. Kita harus melakukan lompatan kemajuan, kita harus berwatak trendsetter, bukan watak follower.
Oleh karena itu, kedaulatan harus diperjuangkan dengan inovasi, harus diperjuangkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Revolusi industri jilid keempat telah mendisrupsi seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat. Pandemi COVID-19 telah memaksa dunia untuk berhenti sebentar dan harus mengembangkan cara dan normalitas baru. Dua disrupsi ini harus kita manfaatkan sebagai peluang, ini adalah peluang.
Tatkala dunia berhenti sejenak, kita harus tetap maju bergerak. Tatkala dunia lockdown dimana-mana, kita dengan teliti mengendalikan pandemi dan ekonomi harus digerakkan secara hati-hati. Kita telah berhasil menjadi satu dari lima negara di dunia yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 pada Level 1. Hal ini menunjukkan kemampuan bangsa kita dalam menghadapi tantangan, yaitu dengan gotong-royong dan memanfaatkan tantangan itu sebagai peluang.
Presidensi Indonesia di G20 yang baru saja kita mulai, harus kita manfaatkan juga. Ini sebagai momentum, momentum untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia di dunia internasional, kepemimpinan Indonesia untuk mewarnai arah dunia, dan kepentingan Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang.
Perjuangan ini adalah seperti perjuangan Bung Karno ketika mendukung perjuangan negara-negara jajahan untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan ini seperti perjuangan Bung Karno dalam memimpin negara-negara Asia-Afrika. Sekarang ini, kita memimpin negara-negara terkaya dunia untuk membangun dunia yang lebih baik, yang lebih berkeadilan bagi kita semua, bagi masa depan dunia.
Saya mengharapkan kontribusi Persatuan Alumni GMNI dalam berbagai arena kepemimpinan Indonesia, melahirkan pemikiran-pemikiran yang progresif, melahirkan pemikiran-pemikiran bagi kemajuan bangsa, menguatkan ikatan dan melahirkan gagasan-gagasan untuk menghadapi tantangan global, dan merumuskan strategi besar dalam membangun negara yang berkarakter Pancasila.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Kongres IV Persatuan Alumni GMNI tahun 2021 saya buka hari ini. Merdeka!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.