By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Kader GMNI FKIP Universitas Khairun Desak DPC GMNI Ternate Percepat Pelantikan: Jangan Terjebak Polemik DPP
GMNI UHT Surabaya: Mispersepsi Pemerintah Soal “Bendera One Piece”
GMNI Jakarta Menggugat: Menuju Persatuan, Melebarkan ke Internasional
Menyatukan Barisan: Seruan Kader DPK GMNI FKIP Universitas Khairun Ternate untuk Merumuskan Strategi Kolektif Menghadapi Polemik DPP
Membelah Nasionalis, Merapikan Kekuasaan: Tangan Imanuel Cahyadi, Setneg & BIN di Balik Perpecahan GMNI?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Kabar PA GMNIMarhaenis

Ahmad Yandi Khadafi: Hakim Tak Boleh Jadi Alat Kekuasaan: Wujudkan Asas Keadilan, Bebaskan Hasto!

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Kamis, 24 Juli 2025 | 00:03 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Foto: Ahmad Yandi Khadafi, Tokoh Nasionalis Marhaenis dari PA GMNI/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Tangerang, Marhaenist.id – Proses hukum terhadap Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, kini memasuki babak akhir. Setelah sidang duplik yang digelar Jumat pekan lalu, publik kini menanti putusan majelis hakim pada Jumat mendatang.

Di tengah tekanan opini publik dan aroma politisasi yang kian kentara, satu hal harus menjadi pegangan: hakim adalah pelayan keadilan, bukan pelaksana kehendak penguasa.

Ahmad Yandi Khadafi, tokoh nasionalis marhaenis dari Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), menegaskan bahwa kasus yang menjerat Hasto telah menunjukkan pola klasik kriminalisasi terhadap tokoh ideologis yang konsisten menjaga garis nasionalisme kerakyatan.

“Bung Hasto bukan sekadar tokoh. Ia adalah simbol ideologis perlawanan terhadap kekuasaan yang menyeleweng dari cita-cita Proklamasi. Ketika kekuasaan panik, maka hukum dijadikan alat. Tapi hakim harus menolak itu. Hakim harus tegak lurus pada keadilan,” tegas Yandi, Rabu (23/7/2025).

Ia menyebut bahwa duplik Hasto yang dibacakan Jumat lalu telah memperlihatkan argumen hukum yang kokoh, rasional, dan jauh dari nuansa manipulatif. Justru yang terlihat, menurut Yandi, adalah kegamangan para penuduh yang tak mampu menunjukkan bukti materiil yang relevan.

“Bung Hasto menunjukkan bahwa ia bukan hanya membela dirinya. Ia sedang membela martabat hukum. Hakim harus melihat ini sebagai pertarungan antara keadilan dan kepentingan, bukan antara individu dan negara,” lanjut Ahmad Yandi Khadafi.

Sebelumnya, dalam pernyataannya usai sidang duplik Jumat lalu, Hasto Kristiyanto dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak sedang memohon, melainkan menuntut agar hukum ditegakkan tanpa kompromi terhadap tekanan politik.

“Saya hadir di ruang sidang ini bukan untuk sekadar menyelamatkan diri, tapi untuk menjaga agar hukum tetap menjadi milik rakyat. Kita menolak hukum yang bisa dibeli. Kita menolak pengadilan yang tunduk pada tekanan. Jumat depan adalah ujian: apakah hukum kita masih berdaulat,” ujar Hasto penuh keyakinan.

Baca Juga:   Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi

Untuk itu, Ahmad Yandi Khadafi menegaskan bahwa PDI Perjuangan dan seluruh kekuatan nasionalis memandang sidang putusan mendatang sebagai momen penentu — apakah hukum di Indonesia masih memiliki nyali untuk berdiri diatas kebenaran, atau telah dikooptasi sepenuhnya oleh kekuasaan.

“Kalau hakim gagal berpihak pada keadilan, maka rakyat yang akan mengambil alih sejarah. Karena dalam sejarah bangsa ini, selalu ada satu kekuatan yang tak bisa dibungkam: kekuatan rakyat yang marah. Dan ingat, kekuatan itu tidak pernah kalah,” tutupnya dengan penuh penegasan.***

Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Kader GMNI FKIP Universitas Khairun Desak DPC GMNI Ternate Percepat Pelantikan: Jangan Terjebak Polemik DPP
Sabtu, 9 Agustus 2025 | 17:08 WIB
GMNI UHT Surabaya: Mispersepsi Pemerintah Soal “Bendera One Piece”
Kamis, 7 Agustus 2025 | 21:06 WIB
GMNI Jakarta Menggugat: Menuju Persatuan, Melebarkan ke Internasional
Kamis, 7 Agustus 2025 | 14:16 WIB
Menyatukan Barisan: Seruan Kader DPK GMNI FKIP Universitas Khairun Ternate untuk Merumuskan Strategi Kolektif Menghadapi Polemik DPP
Kamis, 7 Agustus 2025 | 11:55 WIB
Membelah Nasionalis, Merapikan Kekuasaan: Tangan Imanuel Cahyadi, Setneg & BIN di Balik Perpecahan GMNI?
Kamis, 7 Agustus 2025 | 10:58 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Mungkin Lebih Baik GMNI Dibubarkan Saja!
Opini
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. FILE/Marhaenist
Kabar PA GMNI

GMNI dan Dunia Aktivisme Ganjar Pranowo

Marhaenist - Ganjar Pranowo lahir pada masa ketika Indonesia sedang merayakan peringatan…

Infokini

Bahas Otonomi Daerah, Mahfud MD Akan Isi FGD di Agenda 45

Marhaenist.id, Jakarta- Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud…

Koalisi Masyarakat Peduli Hukum melaksanakan aksi demonstrasi di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setiabudi, Jakarta Selatan (20/08/2024). Marhaenist.id
Polithinking

Koalisi Masyarakat Peduli Hukum Menilai KPK Menjadi Alat Kekuasaan Jokowi

Marhaenist.id, Jakarta - Sekelompok pemuda yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Hukum…

Opini

Megaphone Diplomacy, Upaya Penggalangan Sokongan Publik Penyelenggara Pemilu

Marhaenist - "Megaphone diplomacy" adalah upaya mengandalkan pers untuk manggalang sokongan publik,…

Indonesiana

Lagi Viral, Tren Pengibaran Bendera One Piece adalah Simbol Keresahan Rakyat terdahap Pemerintah

Marhaenist.id - Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, media sosial diramaikan oleh…

Kabar GMNI

Hari Ke 8 Kawal Aksi Masyarakat Talaga Raya atas PT AMI, GMNI Baubau Minta Agar Perundingan Bisa Melahirkan Solusi

Marhaenist.id, Buteng - Hari ke 8 masyarakat Talaga Raya bersama Dewan Pimpinan…

Manifesto

Surat Selamat Tinggal Che Guevara Kepada Fidel Castro Tahun 1965

Marhaenist - Jalanan ini masih panjang dan penuh dengan kesulitan serta kontradiksi.…

Opini

Ironi Sebuah Nasionalisme

Marhaenist.id - Di sebuah negeri yang kaya akan janji, seorang pejabat berdiri…

Kabar GMNI

GMNI Sampaikan Seruan Matinya Demokrasi di Makam Bung Karno Blitar

Marhaenist.id, Blitar - Solidaritas Pejuang-Pemikir Pemikir-Pejuang membuat Seruan Kebanggsaan Indonesia Berkabung; Matinya…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?