By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Kabar PA GMNI

Alumni GMNI dan Tuntutan Pemberian Hak-Hak Pensiun Untuk Bung Karno

Marhaenist ID
Marhaenist ID Diterbitkan : Kamis, 4 Juli 2024 | 16:21 WIB
Bagikan
Waktu Baca 7 Menit
Dr. Abdy Yuhana, SH., MH. Sekjen DPP PA Alumni GMNI, Doktor Hukum Ketatanegaraan. MARHAENIST
Bagikan
iRadio

Marhaenist – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Abdy Yuhana, Rabu (03/07/2024) malam, menyatakan, Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno (Bung Karno) belum mendapatkan hak-haknya sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden.

Merujuk pada UU No 7/1978 tersebut, Soekarno dan ahli warisnya dinilai juga berhak mendapat perhatian dan kesejahteraan oleh negara. Untuk itu, DPP Pengurus Pusat Persatuan Alumni GMNI menuntut pemerintah memberikan hak-hak yang sama seperti pernah diterima oleh mantan-mantan Presiden RI setelah Bung Karno.

”Saya sudah berkomunikasi dengan mas Tok (Guntur Soekarno) terkait hak-hak pensiun bekas Presiden yang seharusnya diterima oleh Bung Karno. Jangankan menerima uang pensiun, perlindungan dan fasilitas-fasilitas sebagaimana mantan presiden sesudahnya terima saja sama sekali tidak diterima oleh Bung Karno,” kata Abdy Yuhana, yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ini.

Bung Karno tidak mendapat perlakuan yang pantas, tetapi justru ”dipenjara” di Wisma Yaso. Padahal, Bung Karno dalam keadaan sakit waktu itu.

”Jangankan pengawalan, kehormatan sebagai salah satu Proklamator dan Presiden sejak 1945 saja tidak ada. Rumah waktu itu juga belum punya sejak diusir dari Istana Merdeka ke Istana Bogor, dan keluar dari Istana Bogor,” ujarnya.

Abdy menuturkan, sebagaimana disampaikan oleh Guntur Soekarno, hak-hak itu pernah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu beberapa tahun lalu di Istana Bogor, Jawa Barat. Namun, hingga detik ini, belum ada realisasi terkait hak-hak yang dijanjikan dan seharusnya didapatkan ahli waris Bung Karno itu.

Jangankan pengawalan, kehormatan sebagai salah satu Proklamator dan Presiden sejak 1945 saja tidak ada. Rumah waktu itu juga belum punya sejak diusir dari Istana Merdeka ke Istana Bogor, dan keluar dari Istana Bogor.

Baca Juga:   Gandeng Peradi Utama Ikut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, PA GMNI Teken Mou untuk Penerima Beasiswa PKPA: 3.000 Alumni GMNI Berpotensi Mendapatkannya

Menurut Abdy, seharusnya negara memberikan perhatian dan penghargaan kepada Soekarno, sebagaimana diterima oleh presiden-presiden sesudahnya.

”Apalagi, beliau sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, selaku pendiri bangsa, Proklamator, dan juga Presiden pertama Indonesia. Memang saat ini Soekarno sudah wafat, tetapi terkait hak-haknya wajib diberikan kepada ahli warisnya,” tutur Abdy,

Abdy pun membandingkan dengan Presiden Jokowi yang akan habis masa jabatannya pada 20 Oktober 2024. Meski masih menjabat, sesuai UU No 7/1978, Jokowi sudah memiliki rumah yang segera dibangun oleh negara.

Pemberian Negara

Presiden Jokowi kini telah memiliki lahan seluas 12.000 meter persegi di Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang tengah dibuka dan akan segera dibangun. Demikian juga Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang tengah membangun rumah pemberian negara di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

”Kehidupan di masa pensiun yang akan didapatkan Presiden Jokowi dan beberapa mantan Presiden RI lainnya sama sekali tak dirasakan Presiden pertama Indonesia. Padahal, saat Presiden Soekarno wafat, almarhum berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan tidak diperlakukan secara adil,” tutur Abdy.

Saat dikonfirmasi oleh Kompas, putra sulung Presiden Soekarno, Guntur Soekarno (Mas Tok), membenarkan.

”Sejauh ini, sih, benar, memang belum terima. Namun, saya mesti mengecek ke Adis (panggilan keluarga Soekarno terhadap Megawati Soekarnoputri masa kecil), apakah benar sudah diterima atau belum? Adis, kan, pernah menjadi presiden dan wapres,” ujar Guntur.

Namun, menurut Sekretaris Utama Menteri Sekretariat Negara Setya Utomo, semua mantan Presiden dan Wapres sudah menerima hak-haknya, termasuk mantan Presiden Soekarno.

”Rumah Batutulis di Bogor bukan rumah pemberian negara. Rumah itu milik pribadi Bung Karno,” kata Setya.

Baca Juga:   PA GMNI Solo Sikapi Hal Terkait Kadernya Yang Ikut Daftar Bakal Cawawali Solo

Menurut Setya, karena Bung Karno sudah punya rumah di Batutulis, keluarga Bung Karno pun hanya menerima uang. Namun, Setya tak memerinci jumlah uang yang diterima dan kapan diberikan kepada ahli waris keluarga.

 

”Ada yang menerima dalam bentuk lahan berikut dengan rumahnya dibangun negara dan ada yang menerima uang karena ahli warisnya sudah memiliki rumah. Khusus pemberian kepada Presiden Jokowi dan Wapres Amin, hingga saat ini masih berproses, yaitu lahan tanah berikut dengan rumah yang tengah dibangunnya di Karang Anyar, Jawa Tengah, dan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat,” paparnya.

Sementara itu, dari hasil penelusuran Kompas di Istana Kepresidenan, para Presiden dan Wapres setelah Presiden Soekarno sudah menerima hak-haknya. Sebut saja Presiden Soeharto yang menandatangani UU No 7/1978.

”(Oleh) Karena Pak Harto sudah punya rumah pribadi di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, ahli warisnya hanya meminta uang. Uangnya disebut-sebut sekitar Rp 26 miliar. Cukup besar kalau hitungan pada saat UU tersebut dibuat,” ujar seorang pejabat di Istana.

Presiden BJ Habibie infonya juga sudah mendapat rumah.

”Salah satunya yang ada di jalan Patra Jasa Kuningan, Jakarta,” ujar sang pejabat.

Adapun Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, meskipun memiliki rumah dan hanya meminta uang saja, negara tetap membangun rumah buat keluarga Presiden Gus Dur di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Namun, Presiden Gus Dur lebih memilih tinggal di Ciganjur sehingga lahan tersebut dijual untuk membiayai Pusat Studi Islam di Ciganjur.

Sementara itu, Presiden Megawati tinggal di rumah Jalan Teuku Umar Nomor 27 dan 29, Menteng, Jakarta Pusat. Negara menyetujui dan menyerahkan rumah tersebut kepada Presiden Megawati.

Baca Juga:   Abdy Yuhana: Dirgahayu TNI ke 79, Politik TNI Adalah Politik Kebangsaan dan Kenegaraan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menerima lahan yang kemudian dibangun rumah berlokasi di Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Di lahan seluas kurang dari 1.500 meter persegi itu dibangun rumah mewah berlantai dua dilengkapi lift.

Demikian pula Presiden Jokowi mendapatkan lahan yang kini tengah dibersihkan dari alang-alang. Rumah hadiah dari negara yang akan diberikan kepada Presiden Jokowi setelah berakhir masa jabatannya itu ada di Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Pun halnya Wapres Ma’ruf Amin yang memilih dibangunkan rumah di Cimanggis, Jawa Barat. Saat ini, bangunan rumahnya masih dikerjakan.

________________

Disarikan ulang dari Kompas, dengan judul asli: Saat Alumni GMNI Menuntut Pemberian Hak-hak Pensiun untuk Bung Karno.*

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Senin, 13 Oktober 2025 | 11:36 WIB
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Senin, 13 Oktober 2025 | 00:21 WIB
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:32 WIB
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 22:25 WIB
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 21:48 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis
Opini
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNI

Taukah Kamu, Apa Itu GMNI?

Marhaenist.id - GMNI dikenal banyak orang sebagai organisasi kehasiswaan yang telah banyak melahirkan…

Kabar GMNI

Gelar Muskom, Rakhmadhan terpilih sebagai Ketua DPK GMNI Polbeng Bengkalis

Marhaenist.id, Bengkalis - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Opini

Trisakti Bung Karno: Jalan Ideologis Menghadapi Krisis Bangsa Hari Ini

Marhaenist.id - Lebih dari enam dekade lalu, Bung Karno merumuskan Trisakti sebagai…

Opini

Politik Kita dan Zaman Edan

Marhaenist.id - Ketika itu seorang pujangga agung keraton Surakarta, R Ng Ranggawarsita…

Kabar GMNIKabar PA GMNI

Berharap Dualisme Segera Berakhir, Dua Alumni GMNI Dukung adanya Kongres Persatuan

Marhaenist.id - Perpecahan antara kubu Imanuel Cahyadi/Soejahri Somar dan Arjuna Putra Aldino/M.…

ArtikelStudy Filsafat

Menggali Makna Pemikiran Ki Hadjar Dewantara: “Jadikan Setiap Tempat adalah Sekolah, Jadikanlah Setiap Orang adalah Guru”

Marhaenist.id - Dalam perspektif filsafat, pernyataan Ki Hadjar Dewantara "Jadikanlah Setiap Tempat…

Polithinking

Jokowi Terima Anggota Bawaslu Periode 2022-2027

Marhaenist - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum…

ArtikelStudy Filsafat

Aristoteles: Kegagalan adalah Pelajaran, Tetapi Menyerah adalah Kekalahan Sejati

Marhaenist.id - Aristoteles mengungkapkan bahwa Hidup adalah perjalanan penuh tantangan. Di setiap…

Indonesiana

5 Lukisan Bertema Jokowi Dibredel, Intervensi Kekuasaan Merambah ke Dunia Seni Rupa

Marhaenist.id - Pelukis Yos Suprapto menggelar pameran tunggal di Galeri Nasional, Jakarta (19/12).…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?