Marhaenist.id, Jaktim – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Timur (Jaktim) gelar diskusi pada Senin (13/10/2025) yang digelar di Sekretariat DPC GMNI Jaktim.
Kegiatan diskusi tersebut mengambil tema “Pentingnya GMNI Bagi Gen-Z” yang diikuti oleh anggota dan kader se-DPK GMNI Jakarta Timur.
Dalam sambutannya membuka kegiatan ini, Ketua DPC GMNI Jaktim, Annelicia Nindyavelita Bharata yang diwakili oleh Bendahara DPC GMNI Jaktim Mufty Arya Dwitama menyampaikan tema diskusi ini diambil karena GMNI adalah organisasi kader mahasiswa yang hampir semua anggota dan kadernya saat ini adalah Gen-Z.
“Kami mengambil tema ini karena anggota GMNI adalah Kalangan Gen-Z, sehingga memahami bagaimana pola pikir dan prilaku Gen-Z dalam masa kini serta menjawab pentingnya GMNI bagi Gen-Z adalah suatu hal yang harus dimengerti oleh seluruh anggota dan kader GMNI,” ujarnya.
Pemandu diskusi yakni; Stevent Parhusip, yang juga merupakan Korkom DPK GMNI Se-Universitas Kristen Indonesia menjelaskan bahwa defenisi Gen-Z hari ini adalah mereka yang berusia 13-27 tahun dan Mayoritas Gen-Z hari ini adalah mereka yang berpikir praktis, memiliki kemudahan mendapatkan informasi secara mudah, serta punya keinginan yang kuat untuk berkembang.
“Selain kebaikan, dilain sisi mereka memiliki beberapa kelemahan yang mungkin dimiliki oleh beberapa Gen-Z yaitu emosi labil, menginginkan hasil cepat sehingga kurang suka berproses, kurang fokus, bahkan kecanduan teknologi yang menyebabkan kurangnya jiwa sosial. Sehingga dengan kita memahami Gen-Z dan GMNI. Kita dapat menemukan jawaban kenapa GMNI itu penting bagi Gen-Z,” katanya.
Sementara itu, Jansen Henry Kurniawan sebagai pembicara dalam diskusi menyampaikan, sebelum masuk kepada jawaban kenapa GMNI itu penting bagi Gen-Z maka lebih dulu kita membahas bagaimana GMNI harus melakukan pendekatan terhadap Gen-Z.
“Melakukan transformasi dalam pengenalan GMNI melalui akselerasi adaptif dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK serta komunikasi verbal yang mudah diterima harus dilakukan GMNI dalam memperkenalkan diri kepada Gen-Z,” tuturnya.
Jansen menambahkan, tentang pentingnya GMNI bagi Gen-Z yang dikarenakan GMNI adalah organisas kader mahasiswa yang memang dipersiapkan menjadi tempat bagi Gen-Z untuk upgrading dan membranding diri agar memiliki kualitas sebagai warga negara maupun sebagai problem solver.
“Gen-Z saat ini adalah mereka yang nantinya akan menentukan perjalanan bangsa ini. Generasi yang dikemudian hari akan mewarisi panggilan sejarah dalam menjawab tantangan pada saat momentumnya tiba,” tambahnya.
Dalam diskusi, Jansen juga bertutur bahwa memilih menjadi bagian dari GMNI adalah suatu keuntungan besar sebab GMNI mengajarkan metode berpikir dari pemikir seperti Bung Karno yang rasional dalam membaca fenomena sehingga melatih kita untuk tidak terjebak didalam melihat realita sosial dizaman yang serba praktis ini.
“Selain itu dalam percepatan informasi maka pola pikir yang rasional juga objektif sangat diperlukan, sehingga memilih menjadi bagian dari GMNI adalah suatu keuntungan besar sebab diorganisasi ini juga mengajarkan metode berpikir dari pemikir seperti misalnya Bung Karno yang rasional dalam membaca fenomena sehingga melatih kita untuk tidak terjebak didalam melihat realita sosial dizaman yang serba praktis ini,” tandas Jansen.
Dengan adanya diskusi ini diharapkan GMNI melakukan proses kaderisasi yang dapat terdeliver kepada Gen-Z tetapi tidak boleh meninggalkan prinsip-prinsip ideologi juga organisasi serta yang terpenting adalah menjawab pentingnya GMNI bagi Gen-Z.
Diskusi ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa GMNI adalah organisasi kader yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi Gen-Z dalam melakukan pengembangan kualitas diri sehingga dapat berkembang menjadi sumber daya manusia yang lebih baik lagi sehingga mampu menjawab persoalan negara, lingkungan sekitar maupun diri sendiri.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.