Maehaenist.id, Tembilahan – Sebanyak 22 siswa Sekolah Dasar di Tembilahan diduga mengalami keracunan makanan usai mengonsumsi hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Seluruh anak yang mengalami gejala mual, muntah, hingga pusing tersebut langsung dilarikan ke RS Puri Husada Gemilang untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut, Sabtu (23/8/2025).
Hingga saat ini, pihak rumah sakit masih melakukan observasi intensif terhadap para siswa yang terdampak. Meski kondisi sebagian besar korban dilaporkan mulai membaik, kasus ini menimbulkan perhatian serius publik terhadap pelaksanaan program MBG yang sejatinya ditujukan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah.
Menanggapi peristiwa ini, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Indragiri Hilir, Rio Febriansyah, menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai dugaan keracunan tersebut tidak lepas dari lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait terhadap penyelenggara lapangan program MBG.
“Kami menduga bahwa peristiwa ini akibat kurangnya kontrol dan pengawasan dari pihak terkait terhadap pelaksana di lapangan. Program MBG seharusnya memberi manfaat besar bagi anak-anak, bukan malah menimbulkan masalah kesehatan,” ujar Bung Rio.
Rio juga menyayangkan terjadinya insiden ini. Menurutnya, sebuah program nasional yang menyangkut kesehatan generasi muda seharusnya dijalankan dengan pengawasan ketat dan standar kualitas makanan yang terjamin.
“Kami sangat menyayangkan peristiwa ini. Kejadian seperti ini jelas merusak kepercayaan publik terhadap program yang sebenarnya baik tujuannya. Pemerintah dan semua pihak terkait mesti segera melakukan evaluasi menyeluruh agar hal serupa tidak kembali terjadi,” tegasnya.
Kasus dugaan keracunan 22 siswa SD ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk memperketat sistem distribusi, kontrol kualitas, serta evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.