By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Bulan Bung Karno, Momentum Kembali ke Jalan Ideologi

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Rabu, 25 Juni 2025 | 21:28 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Foto: Ega Rahmadhani, Sekretaris DPK GMNI Penajam Paser Utara/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Bulan juni bukan sekadar bulan kelahiran Bung Karno bagi kami kader GMNI ini adalah bulan ideologis bulan kontemplatif untuk kembali menelusuri jalan pemikiran Marhaenisme dan menggugah kembali semangat perjuangan kaum muda dalam membela rakyat kecil. Bulan Bung Karno adalah pengingat bahwa tugas kaum intelektual tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga turun ke akar rumput memahami penderitaan rakyat dan berjuang bersama mereka.

Bung Karno mengajarkan kepada kita bahwa revolusi bukan hanya soal menggulingkan penjajah, tetapi juga membebaskan manusia dari segala bentuk penindasan ekonomi, budaya, dan politik. Trisakti adalah warisan konseptual yang tak lekang oleh zaman ia adalah jalan revolusi nasional untuk menuju Indonesia yang merdeka seutuhnya. Sebagai mahasiswa GMNI, kami melihat Trisakti sebagai panggilan untuk bergerak, bukan hanya menghafal.

Namun realitas hari ini jauh dari apa yang dicita-citakan Bung Karno. Kedaulatan politik sering tersandera oleh kepentingan elit, kemandirian ekonomi dibajak oleh oligarki. Kebudayaan kita tergeser oleh budaya pasar yang hedonis dan pragmatis. Di sinilah tugas kita, kaum muda progresif-revolusioner, untuk merebut kembali ruang-ruang rakyat yang hilang. Bung Karno pernah bilang, “Revolusi belum selesai,” dan memang benar kita masih hidup di tengah sistem yang belum berpihak pada kaum marhaen.

Bulan Bung Karno harus menjadi ruang pembelajaran dan pengorganisiran, bukan hanya ruang seremonial yang kehilangan makna. Setiap diskusi pembacaan buku hingga aksi turun ke jalan adalah bentuk konkret dalam menjaga bara semangat perjuangan. GMNI bukanlah organisasi nostalgia tetapi organisasi perjuangan yang hidup bersama rakyat. Kita tidak hanya mengenang Bung Karno tapi melanjutkan perjuangannya.

Sebagai mahasiswa kita punya keistimewaan akses terhadap pengetahuan dan ruang berpikir. Tapi keistimewaan ini adalah tanggung jawab. Dalam dunia yang penuh distraksi dan komodifikasi pikiran, kita harus tetap teguh pada garis ideologi Marhaenisme. Kita bukan pemuda yang sekadar ingin viral tapi pemuda yang punya araharah menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga:   Menolak Usulan Perguruan Tinggi Mengelola Tambang: Ancaman terhadap Demokrasi dan Kebebasan Akademik

Di tengah dunia yang semakin liberal dan individualistis menjadi Marhaenis adalah sikap berani melawan arus. Kita tidak anti-modernisasi, tapi kita menolak modernisasi yang menindas. Kita ingin kemajuan yang membebaskan. Bung Karno tidak pernah mengajarkan untuk pasrah pada keadaan beliau selalu mendorong kita untuk berani, berpikir, dan bertindak.

Maka Bulan Bung Karno bukan milik pemerintah bukan milik partai bukan milik siapapun kecuali milik rakyat. Dan sebagai mahasiswa GMNI, kami meyakini bahwa memperingati Bung Karno bukan hanya dengan kata, tetapi dengan kerja nyata, bersama rakyat untuk Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Karena hanya dengan itulah, kita bisa benar-benar meneruskan cita-cita Bung Karno.***


Penulis: Ega Rahmadhani, Sekretaris DPK GMNI Penajam Paser Utara.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Senin, 13 Oktober 2025 | 00:21 WIB
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:32 WIB
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 22:25 WIB
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 21:48 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 08:38 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Metodologi KIV: Sebagai Alat Perjuangan GMNI Melawan Tangangan Zaman
Artikel
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Insight

Cara Masuk di Login Database Alumni Untuk Mendapatkan Kartu Anggota di Website PA GMNI

Marhaenist.id - Lanjutan dari postingan sebelumnya dengan judul Cara Melakuan Registrasi Data…

Polithinking

Komitmen Pemerintah Jaga Netralitas ASN Saat Pemilu dan Pilkada

Marhaenist - Penandatanganan keputusan bersama netralitas pegawai aparatus sipil negara (ASN) menunjukkan…

Infokini

Endus Aroma Ordal dalam Perekrutan PPSU, DPD Jakarta Petisi Brawijaya Minta Proses Perekrutannya di Perketat

Marhaenist.id, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta berencana merekrut anggota Penanganan Prasarana dan…

Kabar GMNI

GMNI Universitas Jakarta dan Alumni Kuatkan Semangat Perjuangan di Bulan Ramadhan

Marhaenist.id, Jakarta - Buka bersama yang digelar oleh lintas komisariat GMNI FISIP, Teknik,…

Kabar GMNI

GMNI Jaktim Tanyakan Kemana Pemangkasan Alokasi Dana Pendidikan dan Tuntut Percepatan Pengesahan RUU PRT

Marhaenist.id, Jakarta - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Timur Jaktim mengkritik…

Opini

Refleksi Perjuangan R.A Kartini: Emansipasi Perempuan dalam Ruang Ketenagakerjaan

Marhaenist.id - Emansipasi perempuan bukan lagi wacana baru, tetapi realitas yang masih…

Belajar KoperasiOpini

Pajak untuk Keadilan

Marhaenist.id - Perdebatan soal kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen…

Garis polisi terpasang di gerbang 13 Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (06/10/2022) tempat korban meninggal berdesak-desakan akibat gas air mata. TELEGRAF/Koeshondo W. Widjojo
Infokini

Jumlah Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah 1 Orang, Total Meninggal 132 Jiwa

Marhaenist - Korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur bertambah satu…

Kabar GMNIOpini

GMNI Jakarta Menggugat: Menuju Persatuan, Melebarkan ke Internasional

Marhaenist.id - Perpecahan di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) saat ini berada…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?