Marhaenist.id, Tel Aviv – Perdana Menteri Negara Pendudukan Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa serangan besar-besaran di Gaza sejak sejak (17/3/2025) itu hanyalah permulaan.
Kata dia, Negara Israel akan terus berperang hingga semua sandera dibebaskan serta kelompok perlawanan Islam, Hamas, dihancurkan.
Hal ini sebagai bukti bahwa Genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza akan terus berlanjut sampai mereka tak lagi berada di Gaza.
Ia juga menekankan bahwa Gaza dihari kedepannya tidak boleh lagi menjadi ancaman bagi Negara Israel.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Netanyahu menyatakan tidak ada bisa menghentikan Israel dalam perang Gaza untuk memerangi Hamas.
“Tidak ada yang akan menghentikan kami untuk mencapai tujuan perang di Gaza. Tekanan militer adalah syarat utama untuk membebaskan para sandera,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Israel telah mencapai pencapaian bersejarah yang mengubah bentuk dan situasi Timur Tengah.
“Kami telah mencapai pencapaian bersejarah dan sedang mengubah bentuk Timur Tengah,” seraya ia meminta warga Israel untuk mematuhi arahan dari Komando Front Dalam Negeri.
Menurut laporan Al Jazeera, sejak dini hari tadi (19/3/2025) “Israel” kembali melancarkan agresinya di Gaza dengan serangkaian serangan udara dahsyat yang menyebabkan 429 orang syahid dan 528 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Di sisi lain, Hamas menegaskan bahwa pihaknya tidak menolak proposal yang diajukan oleh utusan kepresidenan AS Steve Witkoff dan menuduh Netanyahu melanjutkan “perang genosida” di Gaza demi menggagalkan kesepakatan yang telah ditandatangani pada Januari lalu.
Sementara itu, Surat Kabar The Washington Post mengutip pejabat Israel yang mengatakan bahwa pembaruan serangan udara Israel di Gaza adalah bagian dari “taktik negosiasi” untuk memaksa Hamas mengurangi tuntutannya dalam proses perundingan.
Jika Hamas memutuskan kembali ke meja perundingan untuk pembicaraan serius, maka serangan akan dihentikan.
Selain itu, Israel telah menyiapkan beberapa opsi, termasuk serangan darat, yang akan digunakan tergantung pada perkembangan negosiasi.
Diketahui, Israel telah menjajah Bangsa Palestina sejak mereka mulai berimigrasi di wilayah Palestina dari kekejaman Nazi Jerman dan Negara itu berdiri ditahun 1948.***
Sumber: andalusmedia/Editor: Bung Wadhaar.