By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Diskusi Pra-Konfercab DPC GMNI Jaksel: Menegakkan Supremasi Sipil atau Mempertahankan Kekuasaan?
Menjadikan Organisasi sebagai Ratu Adil
GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil
Dugaan Manipulasi Pengangkatan PPPK Mencuak, GMNI Pertanyakan Integritas Kepala BKD Busel
Solar Sulit Didapat, GMNI Rohul Soroti Dugaan Praktik Mafia Solar di Rokan Hulu

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Studi Terhadap Prilaku Keserakahan, Seberapa Mengerikannya Manusia? (Bagian 2)

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Minggu, 3 November 2024 | 22:36 WIB
Bagikan
Waktu Baca 6 Menit
Seberapa mengerikannya manusia?/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

<<….Sambungan

Hal ini juga terjadi pada kita selaku manusia, walau tidak dapat dipukul rata bahwa semua manusia memiliki keinginan untuk membunuh. Tetapi, Neurolog bernama Jonathan H. Pincus dalam bukunya “Base Instincts: What Makes Killers Kill?” menyatakan kesimpulan yang serupa. Bahwa manusia akan cenderung melakukan aksi membunuh manusia lainnya dalam usaha mempertahankan diri atau menyelamatkan nyawa sendiri. Analisa sifat dasar manusia sebagai pembunuh ini sempat dituliskan juga oleh Review Global berdasarkan penelitian dari David M Buss seorang psikolog sekaligus Profesor di University of Texas di Austin.

Penelitian tersebut mengemukakan sekitar 91% pria atau 84% wanita memiliki keinginan untuk membunuh makhluk hidup lain. Baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Selain David M Buss, penelitian-penelitian lain juga banyak yang menyatakan bahwa aktivitas saling bunuh pada manusia merupakan alur dari genetik etika atau sosiobiologi sampai alur evolusi manusia. Sebab, ternyata insting manusia untuk mempertahankan hidupnya dengan cara bersaing sudah berada sejak didalam Rahim. Reaksi ini diperlihatkan dalam sebuah hasil Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada janin kembar untuk mendapat ruang yang maksimal pada rahim ibunya mereka tidak segan untuk menendang dan mendorong saudaranya. Mungkin inilah awal mula alasan munculnya sifat egois dan kejam pada manusia saat merasa terpojok dan terancam.

Insting untuk bertahan hidup memang tidak pernah lepas dari sifat binatang yang dimiliki oleh manusia. Berbicara mengenai kehidupan ditingkat kebinatangan, hukum alam menggambarkan bahwa kehidupan baru berjalan ketika hewan sudah saling memangsa. Bahaya untuk dimangsa oleh predator lain yang lebih dominan akan selalu mengancam dari menit ke menit, siklus kehidupan tersebut dapat kita samakan saat manusia ada dalam peperangan.

Baca Juga:   Murnikah 3 Pimpiman DPP GMNI Berbicara Persatuan untuk Menyatukan Kembali GMNI?

Berbicara tentang perang dalam kacamata normal kita, itu selalu tentang bencana. Namun sialnya dalam dunia internasional bencana dalam peperangan terkadang dimuliakan dan bahkan dirayakan. Dalam perang ada sesuatu kekomplekan, disana mengandung banyak sisi unsur definisi dan varian. Perang dapat dilihat dari dua sisi yakni positif dan negatif yang bergantung pada dampak frekuensi, skala motivasi dan tren perkembangan yang lahir kemudian setelah peperangan. Namun di luar itu, pada dasarnya dampak yang dihasilkan oleh perang adalah selalu negatif seperti rusaknya tatanan sosial, ekonomi, lahirnya trauma jangka Panjang, kelaparan, malnutrisi pada anak-anak disabilitas dan juga timbulnya berbagai penyakit. Semua peperangan yang ada dalam buku sejarah kita membuktikan hal ini. Namun manusia dengan akalnya selalu mencari pembenaran akan suatu peperangan.

Imanuel Kant seorang filsuf besar Jerman bahkan menyatakan bahwa tendensi perang telah tertanam dalam kodrat manusia. Menurutnya, perang perlu dianggap mulia karena perang mendorong manusia ke arah nilai luhur. Seperti; perdamaian, menjaga martabat dan juga tidak mementingkan diri sendiri. Sejalan dengan itu, Jean Paul Sartre filsuf eksistensialis kenaman dari Prancis menganggap tindakan perang sebagai pilihan bebas manusia sebab itu lahir dari otak manusia. Perang adalah suatu insting manusia terutama dalam keadaan terancam. Dalam perang manusia memang tidak jauh berbeda dengan Binatang. Segala kecenderungan kontradiktifnya dilakukan secara bersamaan, perang menggambarkan kemanusiaan dalam bentuk terburuknya dimana semua kecerdikan energi dan kapasitas manusia ditunjukkan untuk saling membunuh.

Dalam perang semua seolah menjadi dibolehkan. Perampasan, pemerkosaan dan penahanan. Bahkan tidak sedikit kasus-kasus yang menunjukkan para tahanan perang dijadikan bahan uji coba ilmu pengetahuan. Seperti, unit 731 milik Jepang unit 51 milik Amerika dan camp konsentrasi Nazi adalah beberapa contoh tempat eksperimen ilegal yang membuat para tahanan menjadi objek uji coba. Perang memang selalu mengerikan, perang adalah kekejaman kata William Tecumseh Sherman yang terkenal dan tidak ada yang dapat menyempurnakannya. Setiap upaya untuk menggali prinsip-prinsip moral untuk perang tampaknya tidak hanya ditakdirkan gagal tetapi juga menyimpang secara moral. Tidak ada aturan untuk perang, sebagaimana tidak ada aturan untuk pembunuhan atau pemerkosaan.

Baca Juga:   PPN Meningkat, Kelas Menengah Sekarat!

Dari beberapa kasus pembunuhan dan peperangan diatas lantas kita bertanya-tanya dari manakah sifat-sifat sadisme itu berasal?. Beberapa orang berspekulasi bahwa sadisme adalah adaptasi yang membantu kita menyembelih hewan saat berburu. Yang lain berpendapat bahwa sadisme turut membantu orang untuk mendapatkan kekuasaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, ilmu saraf menjelaskan bahwa sadisme bisa menjadi taktik dalam bertahan hidup yang dipicu oleh masa-masa sulit. Ketika makanan tertentu menjadi langka, tingkat neurotransmitter kita yakni serotonin menjadi turun. Kejatuhan ini membuat manusia lebih rela menyakiti orang lain karena dengan menyakiti ada perasaan yang membuat manusia menjadi lebih menyenangkan. Salah satu perkara besar dalam dunia filsafat adalah pembicaraan tentang manusia. Menjadi perkara bukan karena kompleksitas masalah yang harus didekati dalam diri manusia. Tetapi karena diri manusia menyimpan banyak misteri.

Beragam pendekatan dengan segala variannya mencoba untuk mendekati manusia, mega proyek yang dikerjakan oleh kaum modernis dengan memberikan tekanan pada esensi manusia rupanya tidak cukup untuk menguraikan dan membahasakan perihal perilaku manusia itu sendiri. Perdebatan dalam hal hakikat manusia itu baik atau jahat menjadi perdebatan yang tidak selesai sampai hari ini, beberapa orang menyatakan pada dasarnya setiap manusia itu baik namun ternyata persepsi tersebut adalah persepsi yang keliru. Sebab, pada dasarnya setiap manusia hidup mengikuti nalurinya. Yakni, bagaimana cara agar dia bisa terus bertahan hidup.

Bersambung….>>


Penulis: Ahmad Saepul Bahri, Kader GMNI Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Diskusi Pra-Konfercab DPC GMNI Jaksel: Menegakkan Supremasi Sipil atau Mempertahankan Kekuasaan?
Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:37 WIB
Menjadikan Organisasi sebagai Ratu Adil
Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:17 WIB
GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil
Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:00 WIB
Dugaan Manipulasi Pengangkatan PPPK Mencuak, GMNI Pertanyakan Integritas Kepala BKD Busel
Kamis, 2 Oktober 2025 | 13:19 WIB
Solar Sulit Didapat, GMNI Rohul Soroti Dugaan Praktik Mafia Solar di Rokan Hulu
Rabu, 1 Oktober 2025 | 11:52 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Gelar PPAB, GMNI Morowali Lahirkan 13 Generasi Baru Pejuang Marhaenis yang Siap Mengabdi untuk Rakyat
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNIStudy Marhaenisme

Marhaenisme Tidak Pernah Mati

Marhaenist.id - Marhaenisme merupakan sebuah ideologi yang dikembangkan oleh Bung Karno pada…

Indonesiana

Jangan Dengar Apa Kata Deddy, Ayo Tolak RUU TNI!

Marhaenist.id - Deddy Corbuzier dalam videonya menyebut bahwa penolakan rapat DPR di…

Internasionale

PBB Selidiki Kejahatan Perang yang Terjadi di Ukraina

PENYELIDIK Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Jumat (23/9) bahwa adanya kejahatan perang…

Gelar Halal Bi Halal, PA GMNI Perkuat Kesalehan dan Solidaritas Sosial untuk Indonesia Raya

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa…

Polithinking

Hindari Kecurangan, Relawan Relawan Bentuk Posko Jaga Suara

Marhaenist.id, Jakarta - Kelompok Relawan Jaga Suara dan Kawan 98 menginisiasi pembentukan…

Kabar PA GMNI

Bumikan Marhaenisme Lewat Alumni-nya di Sulteng, Tiga DPC PA GMNI Resmi Dideklarasikan

Marhaenist.id, Sigi - Tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Alumni (PA) Gerakan…

Opini

Kenapa Harus Adili Jokowi?

Marhaenist.id - Sepuluh tahun Jokowi berkuasa, pembangunan Indonesia selalu dibungkus dengan cerita…

Polithinking

Meski Cuaca Panas, Ratusan Ribu Massa Tetap Semangat Hadiri Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK

Marhaenist.id, Jakarta - Ratusan ribu warga mulai penuhi Stadion Gelora Bung Karno…

Opini

Mengenang Sejarah Hari Buruh: Tantangan dan Peluang Perjuangan di Era Digital

Marhaenist.id - Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional sebagai…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?