Marhaenist.id, Surabaya – Sivitas Akademika Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melontarkan kritik pedas terhadap kondisi demokrasi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kritik tersebut tertuang dalam pernyataan sikap berjudul “Unair Memanggil” yang dibacakan oleh Hotman Siahaan pada hari Senin (5/2/2024) di depan Gedung Pascasarjana Kampus B Unair.
“Presiden Joko Widodo harus merawat prinsip-prinsip etika republik dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan, serta menghentikan upaya melanggengkan politik kekeluargaan,” tegas Hotman Siahaan yang merupakan guru besar di bidang teori ilmu sosial ini.
Seruan moral ini disampaikan sivitas akademika Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sebagai bentuk keprihatinan dan kritik terhadap kondisi demokrasi di era pemerintahan Jokowi. Prof. Hotman menegaskan bahwa Unair tidak melakukan tindakan politik praktis, melainkan memberikan seruan moral sebagai bingkai moralitas bangsa dalam kerangka negara demokrasi.
Diharapkan, di akhir masa pemerintahannya, Presiden Jokowi dapat mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama etika republik, demi tegaknya republik yang adil dan demokratis. Adapun 3 (tiga) poin utama dalam pernyataan sikap tersebut:
Pertama, mengecam praktik pelemahan demokrasi dan menekankan pentingnya prinsip etika republik. Sivitas Akademika Unair prihatin atas berbagai tindakan yang dianggap melemahkan demokrasi, seperti kriminalisasi aktivis, pembatasan ruang publik, dan pelemahan KPK.
Kedua, mendesak penghormatan terhadap hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya bagi semua warga negara. Kebebasan berbicara dan mengelola sumber daya alam perlu dijaga untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Menekankan perlunya Pemilu yang Luber-Jurdil tanpa intervensi dan kecurangan. Politik uang harus dihindari, dan partai politik perlu melakukan reformasi diri.
Ketiga, mengecam intervensi dan intimidasi terhadap kebebasan mimbar-mimbar akademik di perguruan tinggi. Kampus harus menjadi ruang publik yang bebas untuk bertukar pikiran dan gagasan. Hotman Siahaan menyerukan agar Presiden Jokowi merawat prinsip etika republik dan menghentikan politik kekeluargaan.
Kampus Unair memberikan seruan moral tanpa tindakan politik praktis. Seruan ini mencerminkan moralitas bangsa dalam kerangka negara demokrasi.
Selain Hotman Siahaan, sejumlah sivitas akademi mulai dari guru besar hingga alumni ikut bergabung dalam seruan tersebut. Di antaranya, Profesor Ilmu Politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti, Profesor Ilmu Komunikasi Henri Subiakto, Guru Besar Kedokteran Abdul Hafid, Guru Besar Ilmu Gizi Annis Catur Adi, Guru Besar Hukum Basuki Rekso Wibow, Profesore Sosiologi Thomas Santoso.
Pengajar lain seperti Airlangga Pribadi, Dwi Windyastuti Budi Hendrarti, Visensio Dugis, Bambang Budiono, dan masih banyak lagi. Total ada 120 pengajar dari Unair maupun dosen kampus lain yang merupakan alumni Unair. Disertai dengan ratusan mahasiswa aktif dan alumni yang ikut bergabung.***