Marhaenist.id, Yogyakarta – Lima tahun ke depan, Yogyakarta akan menjadi kota yang bersih, berbudaya, bermartabat dan berkemajuan. Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan pusat kebudayaan Jawa, harus berbenah diri untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah. Pemimpin baru bersama pemerintah dan masyarakat harus dapat mengambil langkah strategis dalam mewujudkan Yogyakarta sebagai kota yang bersih, berbudaya, bermartabat dan berkemajuan.
Demikian gagasan yang keluar dari Bakal Calon (Balon) Wali Kota Yogyakarta, Gunawan Hartono atau akrab disapa Kawier dan Balon Wakil Wali Kota, Ariyanto di warung kopi Jalan Kiai Mojo Yogyakarta tadi malam.
Diketahui Kawier adalah kader PDIP Kota Yogyakarta yang juga aktivis gerakan politik tahun 1990 dan mantan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) UGM. Ia juga pernah menjadi pengurus DPC PDIP Kota Yogyakarta 2010 – 2015 dan Tenaga Ahli anggota DPR RI A-218 dari Fraksi PDIP Sementara Ariyanto yang akrab disapa Arya adalah penggiat pariwisata dan UMKM Yogyakarta sekaligus dosen Universitas BSI dan Akademi Pariwisata API Yogyakarta. Ia juga merupakan Direktur Utama PT Jogkem Grup.
Dalam perumusan gagasan tersebut, Arya Ariyanto akan menjadikan Kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggul yang berkelanjutan, berdaya saing, berwawasan budaya lokal serta menjadi pusat pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ia juga akan melakukan pengentasan pengangguran guna mewujudkan masyarakat makmur sejahtera.
“Syarat mutlak Yogja unggul dalam pariwisata, budaya dan pendidikan adalah Yogja harus bersih dari sampah. Ini menjadi target utama kita,” katanya kepada redaksi, Sabtu (03/08/2024).
Ia mengatakan, ke depan Pemerintah Kota Yogyakarta harus menggiatkan program “Yogja Bersih”. Program ini akan melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari pelajar hingga kalangan profesional, dalam kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan secara periodik.
“Langkah berikutnya adalah pelestarian budaya. Sebagai kota dengan kekayaan budaya yang luar biasa, Yogyakarta terus melestarikan dan mengembangkan seni dan tradisi lokal. Festival seni dan budaya digelar secara rutin untuk mempromosikan kebudayaan kepada generasi muda dan wisatawan,” bebernya.
“Sekolah-sekolah juga diimbau untuk memasukkan kurikulum berbasis budaya lokal, sehingga nilai-nilai luhur tetap terjaga,” tegasnya.
Dalam rumusan itu, untuk menjaga martabat dan integritas kota, pemerintah dan masyarakat harus berkomitmen memberantas praktik-praktik yang merusak citra kota. Salah satunya adalah dengan memperketat regulasi mengenai bangunan bersejarah dan ruang publik serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya.
Di akhir pembahasan gagasan, Arya menegaskan bahwa kemajuan teknologi dan inovasi merupakan hal penting yang harus dilaksanakan. Yogja tidak hanya ingin menjadi kota yang nyaman ditinggali, tetapi juga kota yang berkemajuan. Investasi dalam infrastruktur teknologi dan inovasi menjadi prioritas utama. Smart city initiative telah diluncurkan dengan pengembangan berbagai aplikasi layanan publik yang memudahkan akses informasi dan layanan bagi warga. Selain itu, inkubator bisnis dan startup semakin banyak bermunculan, memberikan ruang bagi anak muda untuk berkreasi dan berinovasi.
Sementara itu Kawier, politikus alumnus Fisipol UGM ini mengatakan bahwa Yogja ke depan bukan hanya bersih dari sampah, namun juga harus bersih dari korupsi dalam tata kelola pemerintahan. Pemerintah kota dalam melayani warganya harus dipimpin oleh seorang wali kota yang memahami dan mendasarkan pada nilai-nilai demokrasi sesuai dengan budaya masyarakat Yogja.
“Meningkatkan indeks kebahagiaan warga masyarakat merupakan salah satu upaya yang harus terus dilakukan oleh pemerintah kota Yogja,” kata Kawier.
Terkait dengan pariwisata, Kawier mengatakan Kota Yogyakarta secara fisik adalah sebuah kota tua (heritage) yang tertata apik sehingga di setiap sudut kota adalah destinasi, dan setiap peristiwa adalah atraksi.
“Sebagai kota budaya dan tujuan wisata, semestinya masyarakat setempat menampilkan ciri-ciri sebagai wong Yogya yang ramah, humanis, jujur, disiplin, toleran, berpikiran maju dan berperilaku modern serta memanfaatkan segenap kelebihan kotanya itu,” tandasnya.