By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Pemerintah dan Praktik Manipulasi dalam Proyek Strategis Nasional pada Pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK 2)

Eko Zaiwan
Eko Zaiwan Diterbitkan : Minggu, 19 Januari 2025 | 22:50 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Ilustrasi Manipulasi dan Hukum/Redaksi/Marhaenist
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Di perairan Kabupaten Tangerang, Banten, ditemukan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang membentang dari Desa Muncung hingga Desa Pakuhaji. Pagar ini terbuat dari bambu setinggi 6 meter, diperkuat dengan anyaman bambu, paranet, dan karung berisi pasir sebagai pemberat. Pemasangannya dilakukan oleh warga setempat atas perintah pihak yang belum teridentifikasi, dengan imbalan upah Rp 100.000 per orang.

Diketahui bahwa lokasi ini adalah lokasi proyek pembangunan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN), mencakup pengembangan kawasan terpadu di pesisir, termasuk reklamasi laut.

Pemasangan pagar laut ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai tujuan dan dampaknya. Dalam keterangan yang disampaikan oleh Heri Amrin Fasa, pagar laut ini bukan sekadar struktur pembatas diperairan, melainkan mekanisme terselubung untuk menyamarkan aktivitas reklamasi yang merusak ekosistem laut. Menurutku, ini bukannya berfungsi sebagai pembatas, pagar laut ini didesain untuk membagi kavling-kavling di laut, menciptakan ilusi sehingga laut terlihat seperti gugusan kavlingan tambak.

Salah satu alasan manipulasi kawasan menjadi kavlingan (petak-petak) tambak adalah bahwa tambak laut dianggap sebagai lahan daratan, yang memungkinkan pemiliknya memperoleh Hak Guna Bangunan (HGB) lebih mudah. Hal ini jauh lebih praktis dibandingkan dengan reklamasi laut yang memerlukan izin khusus dan memiliki proses yang lebih rumit.

Manipulasi pagar laut sebagai kavlingan tambak dilakukan untuk menciptakan kesan bahwa daerah tersebut bukan bagian dari reklamasi laut, melainkan proyek pengurukan atau penimbunan tambak yang biasa terjadi di daratan. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menghindari regulasi yang lebih ketat yang diberlakukan untuk reklamasi laut.

Praktik ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap prinsip transparansi dalam pengelolaan proyek publik. Dengan memanfaatkan celah regulasi dan kelemahan pengawasan, pihak-pihak yang terlibat dapat mengaburkan agenda reklamasi yang seharusnya melalui pengkajian mendalam terhadap dampak lingkungan.

Baca Juga:   Hidupkan Suara Utusan Golongan di MPR

Ironisnya, aktivitas ini seringkali justru difasilitasi oleh pemerintah, yang seharusnya bertindak sebagai garda terdepan dalam melindungi kepentingan rakyat. Proyek yang seharusnya membawa manfaat malah menjadi ladang eksploitasi, baik terhadap lingkungan maupun masyarakat setempat.

Dengan mengatasnamakan PSN, pemerintah diduga berpihak kepada korporasi besar dalam konflik ini. Ketika para petani dan nelayan lokal berusaha mempertahankan hak atas tanah dan laut yang menjadi sumber penghidupan mereka, mereka justru dihadapkan pada tekanan, intimidasi, bahkan ancaman penggusuran.

Banyak petani dipaksa menjual tanah mereka dengan harga murah, sementara pemerintah yang seharusnya membela mereka justru memfasilitasi kepentingan korporasi. Praktik semacam ini menggambarkan wajah “penjajahan modern”, di mana korporasi bertransformasi menjadi penguasa baru atas kehidupan rakyat kecil.

Ketidakhadiran negara dalam melindungi hak-hak rakyat ini adalah pengkhianatan terhadap mandat konstitusional. Pemerintah tidak hanya abai terhadap aspirasi masyarakat yang terdampak langsung, tetapi juga menutup mata terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Padahal, reklamasi laut memiliki dampak besar yang tidak hanya menghancurkan ekosistem, tetapi juga mengancam keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir. Sayangnya, hal ini dikesampingkan demi keuntungan sesaat yang dinikmati segelintir elit.

Kegagalan ini menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap kebijakan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi di atas segalanya. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya transparan, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Pengawasan publik harus diperkuat, dan regulasi yang tegas terhadap aktivitas reklamasi harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Tanpa langkah konkret, kasus seperti pagar laut ini hanya akan menjadi salah satu dari sekian banyak bukti kegagalan pemerintah dalam menjalankan amanat reformasi dan melindungi hak-hak rakyatnya.


Penulis: Wawan.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Senin, 13 Oktober 2025 | 00:21 WIB
Refleksi Hari Jadi Kabupaten Rohul Ke-26 Tahun, GMNI: Momentum Evaluasi Pembangunan dan Penguatan Nasionalisme Kerakyatan
Minggu, 12 Oktober 2025 | 16:32 WIB
Heri Purnomo Kembali Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua PA GMNI Kota Bekasi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 22:25 WIB
Erick Thohir dan Serangkaian Keputusan Aneh
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 21:48 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Yang Menyisakan Luka Sosial dan Ekologis
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 08:38 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Metodologi KIV: Sebagai Alat Perjuangan GMNI Melawan Tangangan Zaman
Artikel
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Opini

Republik Pengantar Paket

Marhaenist.id - Sekarang marilah kita menyulam kembali ingatan kita tentang pengalaman pahit…

Kabar GMNI

Tanggapi Kenaikan PPN 12%, DPD GMNI Sultra Sebut Pemerintahan Prabowo-Gibran Tak Lagi Memegang Amanat Rakyat

Marhaenist.id, Kendari - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar GMNI

Peringati Hari Buruh Internasional, GMNI Kendari: Pemda Sultra Harus Memberikan Perlindungan Penuh terhadap Hak Buruh

Marhaenist.id, Kendari -Dewan pimpinan cabang (DPC) Gerakan mahasiswa Nasional indonesia (GMNI) Kota Kendari…

Historical

Akar Konflik di Palestina Berasal Dari Inggris

Marhaenist.id - Pada tahun 1917, pemerintah Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang terkenal.…

Opini

Marhaenisme & Pengentasan Kemiskinan: Momentum Hari Raya Idul Fitri

Marhaenist - Hari raya Idul fitri 1445H telah berlalu, menjadi momentum bagi…

Kabar PA GMNI

Bupati Kubu Raya Ajak Alumni Muapun Kader GMNI Jaga Peradaban Unggul

Marhaenist - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak seluruh kader Gerakan Mahasiswa…

Opini

Menolak Usulan Perguruan Tinggi Mengelola Tambang: Ancaman terhadap Demokrasi dan Kebebasan Akademik

Marhaenist.id - Usulan pemberian izin usaha pertambangan kepada perguruan tinggi telah menjadi…

Opini

Teror Kepala Babi dan Intimidasi Terhadap Pers

Marhaenist.id - Kita hidup di era di mana pertarungan ideologi dan kepentingan…

Polithinking

Presiden Berkampanye dan Memihak Karena Elektabilitas Prabowo-Gibran Mandek

Marhaenist.id, Jakarta - Pengamat politik Ray Rangkuti mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?