Marhaenist.id, Mamasa – Hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), pada Rabu (6/3/2024), kemarin mengakibatkan sungai meluap.
Luapan sungai di kecamatan itu mengakibatkan ratusan hektar sawah warga terendam banjir dan alami kerusakan parah. Sedikitnya, tercatat lima desa dan satu kelurahan terdampak bencana. Enam di antaranya Kelurahan Nosu, Desa Siwi, Desa Batupapan, Desa Minanga Timur, Desa Parinding, dan Desa Minanga.
Adapun jumlah warga terdampak di masing-masing desa yakni, Desa Batu Papan 20 KK, Kelurahan Nosu 45, Desa Minanga Timur 36, Desa Siwi 53, Desa Parinding yakni satu unit Gereja dan satu KK, Desa Minanga 15 KK.
Luapan sungai akibat banjir bandang, juga menyebabkan satu unit jembatan penghubung antar dusun di Desa Siwi terputus.
Banjir juga berdampak pada fasilitas umum berupa kerusakan satu unit sekolah, satu unit gereja dan menghanyutkan satu unit motor.
Tak hanya itu, bahkan akibat banjir, puluhan hektar sawah warga terancam gagal panen disebabkan rusaknya saluran irigasi.
Dari itu, Ketua umum DPC GMNI Mamasa, Rihardes Langngi’ Memanna mengungkapkan bahwa informasi yang didapatkan dilapangan saat menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak bahwa ada beberapa titik saluran irigasi yang rusak total.
“Kemarin saat kami menyalutkan bantuan kepada masyarakat, kami kemudian mendapat informasi bahwa ada beberapa saluran irigasi yang terputus total. Sehingga kami mendesak Pemda Mamasa untuk segera mencari solusi atas kondisi itu, jika tidak segera diditangani maka bisa dipastikan akan nada puluhan hektar persawahan di Kecamatan Nosu gagal panen,” ujarnya dalam keterangan persnya kepada Marhaenist.id.
Rihardes sapaan akrab Ketua GMNI Mamasa itu, juga berharap Pemda Mamasa segera mengambil tindakan untuk memperbaiki irigasi yang rusak agar Padi dipersawahan masyarakat dapat dipanen dan tidak mengalami kegagalan.
“Apalagi informasi yang kami dapat dari masyarakat bahwa di Kecamatan Nosu hanya panen satu kali setahun. Artinya, ketika persawahan masyrakat gagal panen maka akan menunggu berbulan-bulan lamanya untuk kembali panen. Oleh karna itu kami berharap Pemda Mamasa melalui pihak terkait segera menangani persoalan ini,” tandasnya.***
Penulis: Bung Rihardes/ Editor: Bung Wadhar.