By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Kapitalis dan Komunis

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Minggu, 6 April 2025 | 08:52 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Foto: Ferdinand Marcos Jr, Presiden Filipina/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Pada pandangan pertama, kapitalisme dan komunisme tampak seperti dua kutub yang tak pernah bisa bertemu. Kapitalisme, dengan semangat pasar bebas dan keuntungan individu, sering dianggap berlawanan dengan komunisme yang mengedepankan kolektivisme dan kontrol negara.

Namun, realitas politik dan ekonomi global membuktikan bahwa ideologi yang berbeda tidak selalu menjadi penghalang untuk mencapai kesepakatan.

Komunikasi antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam pada April 2025, telah menunjukkan bahwa pragmatisme sering kali mengalahkan perbedaan ideologis.

Pada tanggal 5 April 2025, Trump mengumumkan melalui akun media sosialnya bahwa ia telah melakukan panggilan telepon yang “sangat produktif” dengan To Lam.

Dalam percakapan tersebut, Vietnam menyatakan niatnya untuk menghapus tarif impor dari Amerika Serikat sepenuhnya, sebagai respons terhadap tarif 46% yang diberlakukan Trump terhadap barang-barang Vietnam yang masuk ke AS.

Langkah ini merupakan bagian dari negosiasi yang dimulai setelah Trump menetapkan kebijakan tarif pada 2 April 2025. Bagi banyak pengamat, ini adalah bukti nyata bahwa kepentingan ekonomi dapat menjembatani jurang ideologi yang tampaknya tak terselesaikan.

Vietnam, sebuah negara yang dijalankan oleh Partai Komunis, telah lama dikenal sebagai salah satu ekonomi yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Meskipun berpegang pada sistem politik komunis, Vietnam telah mengadopsi elemen kapitalisme dalam perekonomiannya sejak reformasi Doi Moi pada tahun 1986. Sementara itu, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump dikenal sebagai benteng kapitalisme yang gigih memperjuangkan kebijakan “America First”.

Ketika kedua pemimpin ini duduk bersama, walau hanya melalui telepon, untuk membahas tarif dan perdagangan, dunia menyaksikan bahwa label ideologi tidak selalu menentukan arah hubungan bilateral.

Baca Juga:   Pilkada Kota Yogyakarta Sungguh Istimewa

Lebih jauh lagi, pembicaraan ini tidak hanya terbatas pada soal tarif. Menurut Vietnam News Agency, Trump dan To Lam juga membahas penguatan hubungan bilateral dan peningkatan perdagangan. To Lam menegaskan bahwa Vietnam akan terus mengimpor barang-barang yang dibutuhkan dari Amerika, sekaligus menciptakan iklim yang kondusif bagi perusahaan-perusahaan Amerika untuk berinvestasi di Vietnam. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran bersama bahwa kerja sama ekonomi dapat saling menguntungkan, terlepas dari perbedaan sistem politik.

Foto: Edi Subroto, Alumni GMNI Yogyakarta/MARHAENIST.

Vietnam membutuhkan pasar dan investasi AS, sementara Amerika melihat Vietnam sebagai mitra strategis di kawasan Asia-Pasifik, terutama dalam konteks persaingan geopolitik dengan Tiongkok.

Kesepakatan ini juga mencerminkan fleksibilitas yang muncul dari kebutuhan pragmatis. Bagi Vietnam, menghapus tarif impor dari AS adalah langkah untuk menjaga akses ke pasar Amerika yang besar, sementara bagi Trump, ini adalah kemenangan dalam mewujudkan janji kampanyenya untuk menciptakan perdagangan yang “adil” bagi Amerika.

Dalam konteks ini, ideologi menjadi sekunder dibandingkan kepentingan nasional dan ekonomi. Siapa bilang kapitalis dan komunis tidak bisa membuat kesepakatan? Sejarah telah menunjukkan bahwa ketika ada keuntungan yang bisa diraih, perbedaan ideologis sering kali dikesampingkan demi tujuan bersama.

Panggilan telepon antara Trump dan To Lam adalah simbol dari dunia yang semakin kompleks, di mana garis-garis ideologi menjadi kabur di hadapan realitas ekonomi global.

Hal ini bukan pertama kalinya kapitalisme dan komunisme menemukan titik temu—ingat hubungan AS dengan Tiongkok di masa lalu atau kerja sama ekonomi Vietnam dengan negara-negara Barat lainnya.

Namun, peristiwa ini menegaskan kembali bahwa dalam politik internasional, tidak ada yang benar-benar mutlak. Ketika kepentingan bertemu, bahkan kapitalis dan komunis pun bisa duduk bersama, berjabat tangan—atau setidaknya, bertukar kata melalui saluran telepon—dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Baca Juga:   Menyoal Argumentasi Filosofis Konversi Kepemilikan BUMN Menjadi Kepemilikan Langsung oleh Rakyat

Penulis: Edi Subroto, Alumni GMNI Yogyakarta.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Polithinking

Nyalon Wali Kota Yogyakarta, Kawier GeHa Kembalikan Formulir Pendaftaran ke DPC PDI Perjuangan

Marhaenist - Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Senin 20 Mei 2024, Gunawan…

Kabar GMNI

Menjelang 100 Hari Pemerintahan WS-HADIR, GMNI Mamasa Serukan Refleksi Pancasila sebagai Dasar Kepemimpinan

Marhaenist.id, Mamasa - Jelang Hari Lahir Pancasila, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar PA GMNI

Pemerintah Harus Siapkan Jaminan Sosial Menyeluruh Bagi Masyarakat Miskin Ekstrem

Marhaenist - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA…

Infokini

Fufufafa Siapakah Kamu Sebenarnya, Gibran Bukan Sih?

MARHAENIST - Teka-teki soal siapa pemilik akun Kaskus Fufufafa yang menghina habis-habisan…

Opini

Perempuan dan Kesejahteraan Buruh Era Rezim Jokowi

Marhaenist - hampir secara keseluruhan masyarakat internasional, mengetahui bahwa 1 mei merupakan…

Kabar GMNIOpini

Tolak Kongres Bandung, GMNI Bangka Belitung Seruhkan Kongres Persatuan untuk Mengakhiri Perpecahan

Marhaenist.id - Kekisruhan yang terjadi dalam internal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Opini

Hipotetis: Relevansi Gerak Marhaenis tehadap Marhaenisme dalam Melawan Tantangan Zaman Diera Kekinian

*Kritik Marhaenis Junior terhadap Prilaku Marhaenis Senior yang ada di GMNI Diera…

Manifesto

Bersikaplah Realistis dan Lihatlah ke Masa Depan, Deng Xiaoping

MARHAENIST - Sehubungan dengan pengembangan industri, perhatian utama saya adalah bagaimana bersikap…

Opini

Urgensi Kawal Pususan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Nomor 70/PUU-XXII/2024 dalam Penyelenggaraan Pilkada 2024

Marhaenist.id - Pada tanggal 22-23 Agustus 2024, demonstrasi massal di depan gedung…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?