By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pulau Buru dan Pengarahan Tenaga Kerja Tapol
Ironi di Kawasan HTI RAPP: GMNI Temukan Sekolah Beralas Pasir dan Lansia Terabaikan Fasilitas Kesehatan di Kampar Kiri
Beredar Akun Facebook Palsu Atas Nama Dirinya, Karyono Wibowo: Ada Orang yang tidak Bertanggungjawab – Mohon Abaikan
Andai Bank BRI Jadi Bank Koperasi Seperti Desjardins Bank
Diskusi Publik Persatuan Alumni GMNI Jakarta, Anies Baswedan Tekankan Ekonomi Berkeadilan

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar Alumni GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.
Kapitalisme

Investor Khawatirkan Stabilitas Keuangan RI Imbas Program Makan Siang Gratis

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Selasa, 9 Juli 2024 | 18:02 WIB
Bagikan
Waktu Baca 5 Menit
Program makan siang gratis untuk anak sekolah diusung oleh presiden terpilih Prabowo Subianto. FILE/Katadata
Bagikan

Marhaenist – Program makan siang gratis untuk anak sekolah yang diusung oleh presiden terpilih Prabowo Subianto membuat pasar utang dan mata uang negara cemas, karena rencana tersebut.

Prabowo dan timnya berusaha keras untuk menghindari kesan pemborosan fiskal serta meyakinkan para pelaku pasar bahwa pemerintahan baru akan mematuhi batas utang resmi yang membatasi defisit anggaran hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, bagi pasar yang terbiasa dengan stabilitas dan pendekatan fiskal yang hati-hati di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, usulan belanja bernilai jumbo saja sudah cukup meresahkan.

Imbal hasil obligasi naik dan nilai tukar rupiah terdepresiasi, meskipun sebagian besar melemahnya rupiah lebih disebabkan oleh ketangguhan dolar AS.

“Kami percaya situasi saat ini lebih merupakan sebuah kegaduhan, tetapi kami melihat adanya risiko fiskal yang meningkat. Oleh karena itu, pasar mungkin mulai membutuhkan premi risiko yang lebih tinggi pada obligasi Pemerintah Indonesia,” kata Jenny Zeng, Kepala Investasi untuk Pendapatan Tetap wilayah Asia Pasifik di Allianz Global Investors, dilansir (09/07/2024).

“Risiko lainnya juga adalah karena adanya pergantian para menteri,” kata Zeng, merujuk pada ketidakpastian mengenai siapa yang akan menduduki posisi menteri keuangan di bawah kepemimpinan Prabowo nanti.

Seorang banker di sebuah lembaga perbankan China di Indonesia mengatakan bahwa kekhawatiran fiskal mendorong mereka untuk memindahkan sekitar 30 persen dari portofolio mereka ke instrumen dengan tenor lebih rendah, termasuk diversifikasi ke dalam surat utang jangka pendek yang denominasinya dalam rupiah (SRBI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Rencana makan gratis Prabowo yang perkirakan akan menelan dana sebesar Rp71 triliun pada 2025, seharusnya tidak menimbulkan kekhawatiran.

Baca Juga:   Kemenkeu Sebut Pemadananan NIK-NPWP Sudah Capai 99 Persen

Meskipun awalnya dikategorikan sebagai obligasi sampah pada awal abad ini, kini obligasi Indonesia dianggap memiliki peringkat investasi.

Beberapa investor bahkan berpendapat bahwa pemerintah Prabowo sebaiknya menggelontorkan dana untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Namun, masih ada ketidakpastian mengenai seberapa besar anggaran yang akan dihabiskan Prabowo untuk program-programnya, serta apakah ia akan mengurangi subsidi BBM dan investasi lainnya untuk menjaga keseimbangan keuangan negara.

Clifford Lau, seorang manajer portofolio di William Blair, mengatakan, “Tampaknya akan ada lebih banyak ketidakpastian daripada kepastian. Saya masih tetap berinvestasi, tetapi mungkin tidak sebanyak sebelumnya.”

Investasi dari luar negeri dalam portofolio menyusut. Investor asing menarik $2,8 miliar dari obligasi pemerintah dalam bentuk rupiah dan pasar saham hingga Juni tahun ini.

Nilai tukar rupiah saat ini mencapai titik terendah dalam empat tahun terhadap dolar AS, mengalami kerugian lebih dari 5 persen sepanjang tahun ini. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan imbal hasil (yield) obligasi AS dan penguatan dolar, yang juga mempengaruhi mata uang negara-negara berkembang lainnya.

Para investor yang mencari obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi juga beralih ke India, yang obligasinya tidak hanya memiliki imbal hasil yang sebanding tetapi juga baru saja masuk ke dalam indeks global JP Morgan.

Proyeksi dan Harapan Investor

Beberapa investor tetap menaruh harapan terhadap pemerintahan Prabowo. Mereka merujuk pada bagaimana pemerintahan Prabowo juga ingin mengerek pendapatan dan meningkatkan kepatuhan pajak, dan membatasi defisit fiskal sebesar 2,8 persen dari PDB, meskipun lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 2,3 persen.

“Dia juga menyoroti pentingnya meningkatkan pendapatan fiskal, jadi sebenarnya ini tidak hanya tentang meningkatkan pengeluaran,” ujar Jerome Tay, seorang manajer investasi pendapatan tetap Asia dari Aberdeen. Ia bahkan memiliki pandangan positif terhadap obligasi pemerintah Indonesia dalam jangka menengah.

Baca Juga:   Omnibus Law Ciptakan Badai PHK Kian Melonjak

Para investor pasar negara berkembang telah lama tertarik pada obligasi tersebut karena menawarkan tingkat imbal hasil tinggi atau ‘carry’.

Perbedaan dalam imbal hasil antara obligasi Indonesia dan AS saat ini telah mengecil menjadi separuh dari 600 basis poin sebelum Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga pada 2022, tetapi tetap menarik bagi investor di pasar pendapatan tetap.

Indonesia juga dipandang tidak terlalu rentan pada saat ini, mengingat kepemilikan asing hanya sebesar 14 persen dari obligasi pemerintah yang beredar. Padahal sebelumnya para investor tersebut mengusai separuh obligasi satu dekade lalu.

Harapan bahwa Federal Reserve akan segera mulai memangkas suku bunga memberikan sedikit kenyamanan bagi investor rupiah dan obligasi Indonesia, kata Rudiyanto, seorang direktur di perusahaan manajemen aset lokal Panin.

Namun ada risiko lain yang perlu diwaspadai, terutama terkait utang jatuh tempo yang junlahnya sangat signifikan, diperkirakan mencapai sekitar Rp 800 triliun pada 2025, hampir dua kali lipat dari jumlah tahun ini. Sri Mulyani menyatakan bahwa refinancing tidak akan menjadi masalah selama pemerintah dapat menjaga kepercayaan pasar.

iRadio
Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Pulau Buru dan Pengarahan Tenaga Kerja Tapol
Rabu, 26 November 2025 | 23:43 WIB
Ironi di Kawasan HTI RAPP: GMNI Temukan Sekolah Beralas Pasir dan Lansia Terabaikan Fasilitas Kesehatan di Kampar Kiri
Rabu, 26 November 2025 | 12:29 WIB
Beredar Akun Facebook Palsu Atas Nama Dirinya, Karyono Wibowo: Ada Orang yang tidak Bertanggungjawab – Mohon Abaikan
Senin, 24 November 2025 | 11:18 WIB
Andai Bank BRI Jadi Bank Koperasi Seperti Desjardins Bank
Minggu, 23 November 2025 | 07:46 WIB
Diskusi Publik Persatuan Alumni GMNI Jakarta, Anies Baswedan Tekankan Ekonomi Berkeadilan
Sabtu, 22 November 2025 | 22:03 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Masa Jabatan Legislatif Tanpa Ujung: Celah yang Mengancam Alam Demokrasi
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi

Lainnya Dari Marhaenist

Nyalon Wali Kota Yogyakarta, Kawier GeHa Kembalikan Formulir Pendaftaran ke DPC PDI Perjuangan

Marhaenist - Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Senin 20 Mei 2024, Gunawan…

DPD dan DPC GMNI Se-Indonesia Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi

Marhaenist.id - Sebanyak 89 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD)…

Ketum DPP GMNI Buka Dies Natalis ke 71 dan Konfercab ke VI GMNI Halut

Marhaenist.id, Halut - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia( GMNI)…

Prihatin dengan Kondisi Demokrasi, PA GMNI dan Forum Komunikasi Santri Situbondo: Penguatan Demokrasi Harus melalui Partisipasi Anak Muda

Marhaenist.id, Situbondo — Pergeseran periodisasi rezim yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran dalam lanskap…

Bersikaplah Realistis dan Lihatlah ke Masa Depan, Deng Xiaoping

MARHAENIST - Sehubungan dengan pengembangan industri, perhatian utama saya adalah bagaimana bersikap…

Bung Karno: Semboyan Kita Banyak Bicara, Banyak Bekerja

Marhaenist.id - Salah besar jika kita berpegang pada perkataan: "jangan banyak bicara…

Marhaenis Dalam Bingkai Foto

Marhaenist - Ever Onward Never Retreat. Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun…

Perbandingan Sekolah Mahal dan Sekolah Murah

Marhaenist.id - Ada yang berpendapat sekolah mahal itu wajar tujuannya agar menghargai…

‘Tak Tahu Berterima Kasih’, Perkataan Dedy Pada Seorang Anak Kecil Seperti Maling Teriak Maling dan Hanya Melukai Hati

Marhaenist.id - Dedi Cozbuzzer (DC) adalah contoh nyata bagaimana prilaku manusia yang…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar Alumni GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

🎧 Online Radio

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Ikuti Kami
Merdeka!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?