*Kritik Marhaenis Junior terhadap Prilaku Marhaenis Senior yang ada di GMNI Diera Kekinian*
Marhaenist.id – Pemikiran senior GMNI itu keren-keren dalam tataran konsep, tapi tidak dalam tataran praktik.
Kebanyakan menjadikan kaum Miskin (Marhaen) bukan sebagai potensi untuk memperjuangkan keadilan dan menghapus sistem yang memiskinkan, melainkan sebagai instrumen untuk mengeksploitasi Kaum Marhaen untuk mencapai tujuan Individualis..
Posisi senior GMNI bukan menjadikan sistem yang memiskinkan itu sebagai musuh permanen, tetapi justru menceburkan diri dan menjadi bagian dari sistem yang memiskinkan itu sendiri.
Pada akhirnya, Marhaenisme hanya dijadikan sebagai sebuah kajian akademis dalam pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan agenda kaderisasi saja, tapi tidak diaplikasikan sebagai alat perjuangan. (Saman Amirudin Patty).
Marhaenisme kini hanya ada dalam ruang ruang pengaderan dan ruang ruang diskusi bagi mereka yang berstatus Marhaenis Junior, (Makatita Mikiy).
Lantas apakah kemudian para kader yang baru saja digodok atau yang sementara berproses bakal melanggengkan konsep yang sama?
Untuk mematahkan tesis diatas, praktik seperti apa yang paling konkret agar instrumen yang sudah terlanjur dimainkan dapat direkonsiliasi kembali ke tataran konsep marhaenisme yang sesungguhnya. (Noufryadi Sururama).
Jawabanya, bagi yang masih sadar harusnya tidak melakukan kesalahan yang sama untuk berdiri dan tetap konsisten dengan ajaran marhaenisme yang sesungguhnya. (Saman Amirudin Patty).
Semoga Bara Api Marhaenisme selalu membara dalam hati dan pikiran setiap marhaenis yang miliki kesadaran. Merdeka 💪💪. (Makatita Mikiy).***
Menyalah Abangku 🔥🔥🔥, Sementara Dindamu Terbakar !!!
Penulis: Saman Amirudin Patty, Kader GMNI Ambon – Maluku.