Marhaenist.id, Kendari – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Kendari gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Cerdas Bermedia untuk Mencegah Berita Hoax, Isu Sara, dan Hate Speech di Sulawesi Tenggara” di Hotel Imperial Kendari pada Kamis (25/7/2024).
Kegiatan FGD itu menghadirkan pembicara dari Dirkrimsus Polda Sultra; Kombes Pol. Bambang Wijanarko, S.I.K., S.H, M.H., Akademisi Universitas Halu Oleo; Dr. M. Najib Husain, S.Sos., M.Si., Kepala Dinas Kominfo; Dr. M Ridwan Badallah, S.Pd, M.M., dan Ketua Program Study Jurnalistik FISIP Universitas Halu Oleo; Marsia Sumule G, S.Sos., M.I.Kom.
Ketua DPC GMNI Kota Kendari, Sahril, mengajak generasi muda agar cerdas menggunakan media sosial (medsos) untuk mencegah penyebaran berita hoaks dan isu sara yang marak terjadi dan sering memicu konflik ditengah masyarakat.
Menurut Sahril, ada banyak pengguna medsos di kalangan muda. Tentu peluang untuk terjerumus ke dalam kejahatan siber begitu besar. Bahkan kecepatan menyalurkan informasi tanpa mengecek kebenarannya lebih dulu akan menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat.
“Bisa berpotensi konflik antar-sesama masyarakat. Apalagi kalau isi beritanya itu hoaks, tidak benar. Olehnya itu, saya mengajak generasi muda agar selalu waspada dalam menggunakan medsos. Jangan sesekali menyebarkan informasi jika belum diketahui kebenarannya,” ujarnya.
Sementara itu, dosen Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (UHO), Najib Husein, mengatakan ujaran kebencian bisa saja terjadi apalagi dalam waktu dekat akan ada pilkada serentak di Sultra. Para pendukung bisa saja saling menjatuhkan sehingga suasana perpolitikan akan terganggu jika itu tidak diantisipasi dengan cepat.
“Untuk mewujudkan pilkada Sultra yang aman dan damai, saya mengajak masyarakat agar tidak menyebarkan kebencian. Kita jadikan pilkada ini sebagai momentum pesta rakyat sehingga sukses digelar,” katanya.
Secara terpisah, Ketua Prodi Jurnalistik FISIP UHO, Marsia Sumule, mengajak anak didiknya yang bergerak di bidang jurnalistik agar tidak membuat berita-berita yang mengandung provokasi, tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, ataupun berita menyesatkan.
“Mari kita ciptakan situasi yang kondusif dalam pemberitaan sehingga berita yang dimunculkan itu memberikan edukasi kepada masyarakat,” tuturnya.
Marsia juga menegaskan, informasi-informasi hoaks saat ini banyak tersebar. Baik dilakukan oleh akun-akun palsu maupun akun asli seseorang. Olehnya itu, ia berharap agar kepolisian juga bisa mengantisipasi pengguna medsos yang bandel dan dapat dikenakan sanksi tegas.
“Sekarang ini informasi-informasi hoaks banyak tersebar yang dilakukan oleh akun-akun palsu maupun akun asli dari seseorang. Untuk itu saya berharap agar kepolisian juga bisa mengantisipasi pengguna medsos yang bandel dan dapat dikenakan sanksi tegas,” pungkasnya.***
Penulis: Bung Wadhar/ Editor: Bung Wadhar.