Marhaenist – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi bantuan langsung tunai atau BLT atas pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), per 16 Agustus telah disalurkan sejumlah Rp 6,2 triliun kepada 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sri Mulyani mengatakan, realisasi Rp 6,2 triliun tersebut merupakan setengah dari pagu anggaran untuk BLT BBM yang sebesar Rp 12,4 triliun.
“Kemarin karena pemerintah menyesuaikan harga BBM maka kita menambahkan bantuan sosial Rp 12,4 triliun untuk BLT BBM kepada 20,65 juta KPM yang sudah terealisasi Rp 6,2 triliun,” katanya dalam APBN Kita September 2022, Senin (26/09/2022).
Adapun BLT BBM itu akan diberikan kepada penerima dengan besaran Rp 150 ribu selama empat bulan, atau total BLT sebesar Rp 600 ribu. Penyaluran itu dilakukan mulai September hingga Desember 2022. Selain itu, pada Bantuan Subsidi Upah (BSU) pemerintah menganggarkan sebesar Rp 9,6 triliun. Dan per 16 September telah cair sebesar Rp 2,62 triliun, yang diberikan kepada 4,4 juta pekerja dari total 16 juta pekerja yang akan mendapat BSU.
Untuk penerima BSU itu diperuntukkan bagi pekerja yang memiliki gaji maksimal 3,5 juta per bulan. Dengan data penerima melalui BPJS Ketenagakerjaan, dan besaran yang diterima pekerja sebesar Rp 600 ribu.
Perlu diketahui, tujuan pemerintah mengalihkan anggaran subsidi BBM ini adalah untuk menjaga daya beli masyarakat yang terdampak oleh lonjakan harga kebutuhan pokok.
Di luar BLT BBM dan BSU, pemerintah pun memiliki program perlindungan sosial (perlinsos) yang hingga akhir Agustus 2022 telah terealisasi sebesar Rp 261,8 triliun.
Realisasi perlinsos diwujudkan melalui penyaluran program keluarga harapan (PKH) kepada 10 juta KPM, Kartu Sembako kepada 18,7 juta KPM, BLT Minyak Goreng 21,8 juta penerima, program Prakerja kepada 2,8 juta peserta, BLT Desa 7,5 juta KPM dan subsidi bunga KUR kepada 5 juta debitur.