Marhaenist.id, Kendari – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Kendari memberikan kecaman terkait kondisi dualisme ditubuh GMNI yang hari ini belum berakhir pasca Kongres di Kota Ambon pada Desember 2019 lalu hingga Juli 2025.
Diketahui, fenomena konflik internal yang terjadi ditubuh GMNI telah berlangsung sejak adanya dualisme pada tahun 2019 yang melahirkan dua pimpinan pusat DPP GMNI, yakni; kepemimpinan antara kubu Imanuel Cahyadi dan kubu Arjuna Putra Aldino.
Ketua DPC GMNI Kendari, Sahril dengan tegas mengatakan bahwa mengenai dualisme yang terjadi dalam tubuh GMNI sejak 2019 dinilai melemahkan semangat juang kader dalam menjalankan roda-roda organisasi dan mencederai cita-cita perjuangan organisasi dalam mewujudkan Marhaenisme sebagai ideologi yang bertujuan untuk memperjuangkan nasib kaum rakyat kecil.
“Kami menilai seharusnya tahun 2025 ini menjadi momentum persatuan, bukan justru dimanfaatkan untuk memperpanjang konflik melalui kongres yang tidak inklusif, bagi kami perpecahan internal organisasi GMNI harus dihentikan melalui rekonsiliasi dengan perlu dilibatkan DPC dan DPD di seluruh Indonesia agar terjadinya Kongres Persatuan,” sambungnya, Jumat (18/7/2025).
Sehingga DPC GMNI Kendari, kata Sahril menginginkan mata rantai yang yang terjadi sekarang harus berakhir melalui dilaksanakannya Kongres Persatuan di tubuh GMNI untuk dapat merumuskan arah perjuangan yang relevan dengan tantangan zaman, serta meneguhkan komitmen GMNI dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Melalui kongres persatuan kedepannya juga kami mengharapkan agar jiwa Nasionalisme para kader harus lebih melekat agar tidak adanya lagi perbedaan antara satu dengan yang lain (Bersatulah Segera Marhaen Pasti Menang),” tutupnya.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.