By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

GMNI Harus Kembali ke Jalan Persatuan

Marhaenist Indonesia
Marhaenist Indonesia Diterbitkan : Kamis, 12 Juni 2025 | 23:04 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Foto: Adi Maliano saat pertama digembleng di GMNI/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Dalam beberapa tahun terakhir, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menghadapi tantangan serius yang mengancam integritas dan eksistensinya sebagai organisasi kader berbasis ideologi.

Konflik dualisme kepemimpinan di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) telah menciptakan polarisasi hingga ke akar rumput, menghambat kaderisasi, dan mereduksi makna ideologis GMNI sebagai rumah perjuangan Marhaenis.

Sebagai organisasi yang menjadikan Marhaenisme warisan Bung Karno sebagai dasar perjuangan, GMNI semestinya menjadi ruang konsolidasi intelektual, bukan arena pertarungan kekuasaan. Namun faktanya, dualisme yang terus berlangsung telah menjauhkan GMNI dari marwah awalnya.

Ketika dua kubu saling mengklaim legitimasi, yang terdampak langsung adalah kader di tingkat komisariat dan cabang—mereka yang seharusnya menjadi ujung tombak gerakan justru terjebak dalam kebingungan arah.

Ideologi Bukan Alat Politik

Marhaenisme sejatinya adalah jalan ideologis yang mengutamakan kesetaraan, gotong royong, dan perjuangan kelas. Bung Karno meletakkan dasar ini bukan untuk diperebutkan, tapi untuk dijalankan secara kolektif. Ironisnya, Marhaenisme hari ini justru terfragmentasi oleh tafsir-tafsir praktis yang cenderung membenarkan dominasi dan sektarianisme.

Dualisme dalam organisasi tidak bisa dilihat sebagai hal biasa. Ia adalah luka ideologis yang, jika dibiarkan, akan menjauhkan GMNI dari orientasi kerakyatannya. Kita sedang menyaksikan bukan hanya krisis kepemimpinan, tetapi juga krisis identitas. GMNI yang seharusnya tampil sebagai organisasi ideologis progresif kini justru dipersepsikan sebagai kelompok yang terbelah dan pragmatis.

Saatnya Islah Ideologis

Penyelesaian konflik dualisme tidak bisa diserahkan pada proses hukum atau administratif semata. Ia harus didekati secara ideologis dan kultural. Islah bukan hanya tentang siapa yang sah, tetapi tentang siapa yang bersedia menanggalkan ego demi persatuan. Kongres Islah Nasional bisa menjadi forum bersama yang menjunjung semangat rekonsiliasi dan musyawarah mufakat.

Baca Juga:   Mengedepankan Prinsip Kesetaraan Hukum dalam Kasus Sekjen PDI Perjuangan

Dalam konteks ini, kader-kader GMNI di seluruh Indonesia memiliki tanggung jawab besar. Mereka harus menjadi penekan moral agar DPP dari kedua kubu membuka diri pada dialog ideologis. Kader di daerah harus sadar bahwa kekuatan GMNI bukan terletak pada siapa yang memimpin di pusat, melainkan pada kesetiaan terhadap nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh Bung Karno.

Mengembalikan Marwah Organisasi

Jika konflik ini terus dipelihara, maka GMNI akan kehilangan generasi ideologisnya. Kader-kader muda akan jenuh, apatis, dan meninggalkan organisasi. Ketika organisasi kehilangan roh perjuangan, ia hanya akan menjadi nama kosong tanpa pengaruh.

Oleh karena itu, sudah saatnya seluruh elemen GMNI kembali ke jalan persatuan. Perbedaan tafsir seharusnya memperkaya dialektika, bukan memecah barisan. Marhaenisme harus menjadi titik temu, bukan alat legitimasi kekuasaan.

Sebagaimana pesan Bung Karno: “Persatuan Indonesia bukan hanya soal menyatukan tubuh, tetapi menyatukan jiwa.” GMNI harus menyatukan kembali jiwanya—jiwa kolektif, jiwa rakyat, dan jiwa yang membebaskan.***


Penulis: Adi Maliano, Mahasiswa Pascasarjana Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Universitas Haluoleo, Kader GMNI Kendari.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNI

GMNI Tidak Harus Anti Kepada Seseorang Yang Mau Berbuat Baik dan Mau Bersama GMNI

Marhaenist.id - Saya menambahkan beberapa hal dari tulisan "GMNI WAJIB TOLAK KADER…

Kabar PA GMNI

Kabar Duka! Murdaya Widyawimarta Poo, Pengusaha Nasional Sekaligus Tokoh GMNI Meninggal Dunia

Marhaenist.id, Jakarta - Murdaya Widyawimarta Poo, salah satu konglomerat ternama di Indonesia…

Kabar GMNI

GMNI Universitas Jakarta dan Alumni Kuatkan Semangat Perjuangan di Bulan Ramadhan

Marhaenist.id, Jakarta - Buka bersama yang digelar oleh lintas komisariat GMNI FISIP, Teknik,…

IndonesianaKabar PA GMNI

Serukan 5 Point Penting Terkait Kondisi Bangsa, DPP PA GMNI Minta Semua Elemen Bangsa Menahan Diri dan Tak Terprovokasi

Marhaenist.id, Bandung - Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa…

Study Marhaenisme

Marhaenisme: Gerakan Anti Kapitalisme, Liberalisme, dan Kolonialisme (Pidato Bung Karno di Kongres GMNI)

Marhaenist.id - Terlebih dahulu saya mengucapkan selamat dengan Konferensi Besar GMNI ini.…

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. MARHAENIST
Kabar PA GMNI

PDI Perjuangan Capreskan Ganjar Pranowo, PA GMNI Jatim: Ganjar Keluarga Besar GMNI

Marhaenist - Berbagai elemen masyarakat, salah satunya Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional…

Opini

Politik Kita dan Zaman Edan

Marhaenist.id - Ketika itu seorang pujangga agung keraton Surakarta, R Ng Ranggawarsita…

Kabar GMNI

3 Pembacok Aktivis GMNI Sukabumi Dibekuk, Redaksi Marhaenist.id Minta Hukuman Seberatnya Sesuai Prilakunya

Marhaenist.id, Kendari - Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi Kota berhasil…

Nurmiyati Bagit & Bahtiar Husni. MARHAENIST
Marhaen

Nurmiyati Bagit, Korban Lakalantas di Ternate Desak Penahanan Pelaku Demi Keadilan

Marhaenist, Ternate - Seorang ibu rumah tangga di Ternate, Maluku Utara, Nurmiyati…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?