Marhaenist.id – Pada tanggal 30 November 1957 terjadi upaya pembunuhan terhadap Presiden Sukarno ketika dia hendak meninggalkan suatu acara sekolah di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Bung Karno tidak mengalami luka sedikit pun. “Peristiwa Cikini” itu menyebabkan meninggalnya sejumlah siswa dan menimbulkan kekacauan di seluruh penjuru negeri.
Sebelum para pelaku yang bertanggungjawab atas Peristiwa Cikini tertangkap, pada tanggal 3 Desember 1957, Jakarta diguncang oleh krisis lain ketika para demonstran mengambil alih sejumlah perusahaan milik Belanda. Demonstrasi itu terutama digerakkan oleh anggota serikat buruh PNI dan PKI yang menuntut nasionalisasi aset-aset asing (Wardaya, 2008 : 167).
Peristiwa Cikini
Peristiwa Cikini terjadi pada tanggal 30 November 1957 pukul 20.45 di halaman depan Gedung Yayasan Perguruan Cikini, Jakarta Pusat.
Malam itu, sewaktu Presiden Sukarno sedang berjalan meninggalkan gedung sekolah setelah menghadiri bazar di sekolah itu, enam buah granat dilemparkan ke arahnya. Lima di antaranya meledak dan menewaskan 10 orang anak sekolah serta menciderai 48 orang , sebagian besar luka parah. Presiden Sukarno selamat.
Segera setelah ledakan pertama, ajudan Presiden, Letnan Kolonel Sugandhi, segera mendorongnya hingga menelungkup di lantai kemudian menindihnya untuk melindunginya dari pecahan granat.
Setelah ledakan kelima berbunyi, Presiden Sukarno segera ditarik menyeberangi jalan di depan gedung, memasuki rumah di hadapannya. Di rumah itu Presiden Sukarno disembunyikan di ruangan belakang dan dialingi sebuah lemari , sampai keadaan dianggap aman.
Bantuan Belanda
Beberapa hari kemudian dua orang pelaku peledakan itu ditangkap. Keduanya mengakui bahwa rencana pembunuhan itu diatur oleh Pemerintah Republik Islam Indonesia, yang lebih dikenal dengan sebutan gerombolan Darul Islam (DI). Dalam sidang pengadilan terungkap adanya bantuan Belanda terhadap DI, berupa senjata dan amunisi. Hal ini menyebabkan perasaan anti-Belanda di kalangan masyarakat makin berkobar.***
Disusun oleh La Ode Mustawwadhaar dari berbagai macam sumber.