By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Gelar Sarasehan, GMNI Surabaya: Teguhkan Persatuan Kader, Akhiri Dualisme Kepemimpinan
Resmi Dilantik, DPC GMNI Halut Komitmen Kawal Kebijakan Pemda yang Pro Rakyat
Arjuna Putra Aldino Lantik Pengurus DPC GMNI Halut Periode 2025-2027
DPD PA GMNI Kaltim Tolak Pemangkasan DBH yang Dinilai Sangat Tidak Adil
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Balada Sang Penjilat

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Jumat, 13 September 2024 | 09:59 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
"Saya telah mendengar bahwa mereka yang gemar memuji orang di depan wajahnya juga gemar mencela mereka di belakangnya.” - Zhuangzi. Ilustrasi "Cleopatra" 1963 20th Century Fox
Bagikan
iRadio

MARHAENIST – Siapapun pasti tak suka dengan orang yang suka menjilat pada orang yang punya pengaruh atau kedudukan. Terlebih bila orang tersebut berada di lingkaran kehidupan sehari-hari. Begitu pula si penjilat itu sendiri, tak akan suka terhadap temannya yang juga ikut-ikutan menjilat. Kecuali, para penjilat itu punya satu misi atau suatu persamaan, justru yang terjadi saling dukung satu sama lain agar sukses menjilat bersama.

Naasnya, orang yang posisinya lebih tinggi malah lebih menyukai bawahan yang mahir menjilat. Yakni, yang pandai mengolah kata, perilaku, dan mimik muka. Ditambahi gemar memuji atasan. Lalu sering menunjukkan prestasinya di hadapan juragannya. Serta agar posisinya terangkat tak merasa terbebani untuk menginjak-injak harga diri teman di mata bosnya. Semua itu ia lakukan agar majikannya lebih suka padanya daripada anak buah yang lain.

Untuk mendapat perhatian petinggi, si penjilat tak jarang akan memanipulasi data. Tentu data terkait dengan hasil kinerjanya diolah atau diatur sedemikian rupa sehingga seakan-akan itu adalah sebuah prestasi. Padahal itu sangat jauh panggang dari api. Apa yang ia tunjukkan hanya sekadar di atas kertas. Namun, kenyataan di lapangan ia tak memiliki kelebihan yang patut dibanggakan.

Si Dijilat Pantat adalah julukan yang diberikan Mas Marco Kartodikromo terhadap seorang asisten wedana (sekarang setara camat) di daerah yang “ngathok” atau lebih suka menjilat kepala atasannya demi mempertahankan posisi atau kedudukannya, syukur bisa naik pangkat. Istilah Si Dijilat Pantat dimuat dalam artikel majalah Doenia Bergerak No. 2, 4 April 1914.

Perilaku penjilat itu banyak dilakukan oleh golongan priyayi yang bekerja sebagai ambtenaar atau pegawai pemerintah dalam terminologi kekinian disebut aparatur sipil negara (ASN). Eufemisme Si Dijilat Pantat yang diujarkan dalam Bahasa Melayu Pasar tempo dulu itu sekarang dikenal sebagai ABS (Asal Bapak Senang).

Baca Juga:   Supremasi Hukum: Jangan Jadikan Hukum Positif Indonesia Sebagai Instrumen Politik Praktis

Perilaku penjilat banyak dilakukan oleh para pegawai Binnelands Bestuur (BB) yang dipimpin oleh pejabat orang Belanda, mulai dari gubernur jenderal, gubernur, residen, asisten residen, burgermeester (walikota) hingga kontrolir. Perilaku penjilat itu banyak dilakukan oleh bawahan kepada atasan baik yang dilakukan oleh pegawai keturunan Eropa maupun pegawai Bumiputera.

Di bawah kontrolir ada struktur pemerintahan yang diisi oleh pejabat-pejabat Bumiputera mulai dari bupati, wedana, asisten wedana dan para kepala desa dan bawahannya. Pemerintahan yang diselenggarakan oleh kaum Bumiputera disebut Indlandsce Bestuur. Perilaku penjilat para pejabat Bumiputera tu secara satire oleh Multatuli dalam novel Max Havelaar.

Perilaku penjilat para pejabat itu seolah-olah menjadi penyakit genetis yang melanda para pejabat. Setelah lebih dari 110 tahun istilah Si Dijilat Pantat dikemukakan oleh Mas Marco Kartodikromo, ternyata perilaku seperti itu kian menjadi-jadi. Sekelas menteri tidak malu-malu menjadi tukang cebok bahkan tidak sungkan menjilati kotoran di pantat keluarga Mulyono hingga bersih.

Kalau buzzer dan influencer jangan ditanya karena mereka dibayar untuk itu. Setelah 20 Oktober 2024 mungkin mereka sibuk mencari juragan baru untuk dijilati pantatnya. Rimming itu aktivitas seksual yang menjijikan karena harus menjilati lubang pantat, walaupun secara virtual tetap saja perilaku maha jorok, dari sisi apapun!

Oleh : R.B. Soloensis

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Gelar Sarasehan, GMNI Surabaya: Teguhkan Persatuan Kader, Akhiri Dualisme Kepemimpinan
Senin, 13 Oktober 2025 | 21:26 WIB
Resmi Dilantik, DPC GMNI Halut Komitmen Kawal Kebijakan Pemda yang Pro Rakyat
Senin, 13 Oktober 2025 | 20:59 WIB
Arjuna Putra Aldino Lantik Pengurus DPC GMNI Halut Periode 2025-2027
Senin, 13 Oktober 2025 | 14:51 WIB
DPD PA GMNI Kaltim Tolak Pemangkasan DBH yang Dinilai Sangat Tidak Adil
Senin, 13 Oktober 2025 | 12:24 WIB
Tambang Rampok Hak Rakyat, Ketua PA GMNI Kaltim Desak Presiden Prabowo Hentikan Operasi 13 Perusahaan Raksasa
Senin, 13 Oktober 2025 | 11:36 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Gelar Konfercab Persatuan, Rifki Pratama dan Andi Supriyanto Resmi Pimpin GMNI Bima
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNIOpini

Hukum sebagai Instrumen Penindasan oleh Rezim Kuasa: Studi Kasus Putusan Pidana Tom Lembong

Marhaenist.id - Beredar info tersiar di media massa, Mantan Menteri Perdagangan 2015–2016,…

Opini

Soekarno dan Pramuka: Gerakan Indonesia Merdeka Menuju Indonesia Maju

Marhaenist.id - "Pramuka adalah bagian dari gerakan Indonesia merdeka." Pernyataan ini bukanlah…

Polithinking

Putusan MK Mulai Jegal Klan Jokowi

MARHAENIST - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menetapkan minimal syarat usia calon di…

Opini

Refleksi 80 Tahun Indonesia Merdeka

Marhaenist.id - Indonesia bagiku bukan sekadar tanah kelahiran. Indonesia adalah anugerah tuhan…

Kabar PA GMNI

Ketua Mahkamah Konstitusi Buka Bimbingan Teknis Angkatan II PA GMNI

Marhaenist - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman membuka Bimbingan Teknis (Bimtek)…

Infokini

Implementasikan Tridharma, Mahasiswa UMIKA Galang Dana Kemanusiaan

Marhaenist - Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mitra Karya Kota Bekasi (HMTI…

Kabar GMNI

Sukses Gelar Muskom, Karsan-Riani Terpilih Sebagai Nahkoda DPK GMNI STIMIK Bina Bangsa

Marhaenist.id, Kendari - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Opini

Revolusi Energi: Bongkar Mafia BBM, Tindak Tegas Pengkhianat Rakyat!

Marhaenist.id -Ditengah penderitaan rakyat akibat melonjaknya biaya hidup, mafia energi terus menghisap…

Opini

Aksi Protes Peternak Buang Susu: Quo Vadis Kedaulatan Nasional

Marhaenist.id - Merlihat aksi demonstratif peternak susu di Boyolali yang membuang susu sapi…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?