By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Teror Kepala Babi dan Intimidasi Terhadap Pers

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Jumat, 21 Maret 2025 | 16:45 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Apriansyah, Kader GMNI Kota Tangsel/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Kita hidup di era di mana pertarungan ideologi dan kepentingan material tidak lagi tersamar dari balik layar. Kejadian pengiriman paket berisi kepala babi ke kantor Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025, jika benar merupakan sebuah bentuk intimidasi, maka ini bukan hanya soal simbol kekerasan, melainkan cerminan dari permainan kekuasaan yang selalu berusaha membungkam suara-suara yang menantang status quo.

Aksi teror ini, yang ditujukan kepada seorang jurnalis yang selalu berani menyuarakan kebenaran, merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap kekuatan yang merasa terancam oleh eksposur realitas yang menyakitkan.

Setiap bentuk intimidasi terhadap pers harus kita pahami dalam konteks hubungan antara kekuatan dan struktur sosial. Dibalik setiap tindakan represif, terdapat kepentingan ekonomi dan politik yang ingin mempertahankan dominasi mereka.

Ketika pers, sebagai “pilar keempat demokrasi”, mulai membuka ruang bagi kritik dan pengawasan, para elit yang telah nyaman dengan kekuasaan mereka merasa terpojok. Mereka pun menggunakan berbagai cara baik yang halus maupun yang brutal untuk mengekang kebebasan berekspresi, sehingga kebenaran tidak sempat mengusik tatanan yang telah mereka rakit.

Dari sudut pandang teori politik, tindakan-tindakan seperti ini bisa dipahami sebagai upaya mempertahankan hegemoni yakni dominasi satu kelompok terhadap kelompok lainnya melalui pengendalian informasi.

Ketika kekuasaan merasa terganggu oleh kritik yang terus mengalir, mereka kerap menggunakan simbol-simbol kekerasan untuk menakut-nakuti dan menciptakan iklim ketakutan. Ini bukan saja soal membungkam satu suara, tetapi upaya untuk menyegel ruang publik agar tidak ada lagi alternatif narasi yang bisa menggerakkan perubahan sosial.

Pengalaman sejarah mengajarkan bahwa kekuasaan selalu mencari cara untuk mempertahankan eksistensinya, meskipun harus melalui tindakan yang tidak manusiawi. Pers yang berani menggali dan mengungkap fakta merupakan ancaman bagi kekuatan yang sudah mapan.

Baca Juga:   Pancasila, Ramai Dibicarakan Sepi Diterapkan!

Masing-masing insiden baik yang berupa kiriman kepala babi atau pembakaran rumah wartawan adalah potongan dari gambaran besar tentang bagaimana sistem beroperasi untuk mengamankan kepentingannya.

Dalam gelombang informasi yang terus bergerak, kita harus belajar untuk melihat lebih jauh daripada permukaan peristiwa. Kita perlu menyadari bahwa setiap simbol teror yang muncul adalah gambaran nyata dari pertarungan antara kekuatan yang ingin mempertahankan dominasi dan mereka yang berani menyuarakan kebenaran.

Jika kita membiarkan intimidasi seperti ini berjalan tanpa perlawanan, maka suara kebenaran akan semakin terkekang.***


Penulis: Apriansyah Wijaya, Kader DPC GMNI Kota Tangerang Selatan, Aktivis Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Kekerasan.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Foto: Desain Grafis oleh SP-NTT/MARHAENIST
Pernyataan Sikap SP-NTT: Polemik Geothermal Flores-Lembata dan Polemik Investasi di Pulau Padar Taman Nasional Komodo
Senin, 25 Agustus 2025 | 17:44 WIB
Semangat Muda Kaum Nasionalis: Deklarasi GSNI Pacitan
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:34 WIB
Aksi Mahasiswa: Bubarkan DPR ?
Senin, 25 Agustus 2025 | 13:28 WIB
Mas Bambang Patjul Dibutuhkan Fokus Skala Nasional
Minggu, 24 Agustus 2025 | 21:13 WIB
‎Dugaan 22 Anak SD Keracunan Makanan dari Program MBG, Ketua GMNI Inhil: Kurangnya Kontrol Pihak Terkait
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:24 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Peringati HUT Kemerdekaan RI, DPC GMNI Touna dan DPK GMN Bung Tomo Manajenen Gelar Nobar Sekaligus Bedah Film bersama Masyarakat
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Opini

Rezim Jokowi Sudah Jatuh Secara Moral dan De Facto

Tidak Diperlukan Lagi Pemilu, Tetapi Pemerintahan Transisi! Marhaenist.id - Walau sesungguhnya telah…

Kabar GMNI

Gelar Acara Silahturahmi, GMNI Kendari Pererat Jalinan Kekeluargaan Antara Anggota dan Kader Se-Kota Kendari

Marhaenist.id, Kendari - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Infokini

Demo Menolak Dinasti Politik dan Pelanggar HAM Bergema di Sejumlah Daerah

Marhaenist.id, Jakarta - Mahasiswa Indonesia kembali turun ke jalan dengan membawa isu…

Opini

Menimbang Urgensi Perubahan Wantimpres Menjadi DPA

Marhaenist.id - Usul DPR terhadap revisi Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2006…

Opini

Satu Oktober: Nyawa Lenyap, Tragedi Kanjuruhan, dan Pelanggaran HAM

Penulis: Aryasatya Krishdiansyah (Wakabid Sosial Politik GMNI UINSA Gunung Anyar).   Marhaenist.id…

Manifesto

Sosialisme Utopis Friedrich Engels

Marhaenist - Sosialisme modern adalah, dalam esensinya, hasil langsung dari pengakuan, di…

Kabar PA GMNI

Gelar Dialog Nasional, Alumni GMNI: Etika Bernegara Pancasila Untuk Menegakkan Supremasi Sipil

Marhaenist.id, Jakarta – Bangsa ini semakin terus mengalami defisit demokrasi, untuk itu…

Kabar GMNIOpini

Peduli Nelayan Kerang Dara vs PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, Akankah Suara Nelayan Terdengar?

Marhaenist.id - Demo yang dilakukan Aliansi Peduli Nelayan Kerang Dara terhadap PT Pertamina…

Infokini

Implementasikan Tridharma, Mahasiswa UMIKA Galang Dana Kemanusiaan

Marhaenist - Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mitra Karya Kota Bekasi (HMTI…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?