Marhaenist.id – Mengawali tulisan ini, terlebih dahulu saya mohon maaf kepada Bung/Serinah Senior, rekan juang seangkatan dan mungkin juga adik-adik yang sudah menjadi alumni maupun yang masih aktif ber-GMNI, bilamana tulisan saya ini ada menyinggung pihak-pihak yang ada.
Masih membayang didalam ingatan akan beberapa pidato Bung Besar (Bung Karno), Bung Besar pernah berpesan dalam satu pidatonya, bahwa beliau menekankan untuk menghilangkan Sterilitet ditubuh gerakan mahasiswa.
Dilain waktu Bung Besar juga pernah berpesan dalam pidatonya, bilamana kita lupa akan jalanya revolusi yang kadang seperti ombak diterjang badai yang mengamuk itu.
Kita semua diminta kembali pada sumber penderitaan rakyat, kata perintah itu diucapkan oleh Bung Besar karena beliau meyakini bahwa sejatinya disanalah kita semua akan menemukan realnya Revolusi.
Sebagaimana senior terdahulu, atau rekan juang seangkatan, mungkin kita pernah bertemu pada satu forum GMNI dan memperdebatkan hal-hal fundamental yang produktif untuk kemajuan wadah gerakan termasuk shering terkait pola-pola kaderisasi yang memang disesuaikan dengan kearifan lokal (local wisdome), pendek kata percakapan kita tidak lain untuk kemajuan bersama baik di internal maupun pendistribusian kader dalam berkompetitif diruang-ruang publik agar kapitalisasi jejaring itu bisa kita gunakan untuk dan senantiasa berjuang bersama dalam memperjuangkan nasib Marhaen.
Bung Arjuna maupun Bung Imanuel, saya kira konflik sebagai akibat dari dualisme kepengurusan DPP GMNI haruslah segera diakhiri, mari berpikir jernih, tidak ada salahnya berkontemplasi dan sejenak flashback bagaimana sejarah dimasa anda di PPAB oleh senior-senior, salah satu penekanannya tidak lain adalah menjaga keutuhan, dimana kita adalah lintasan tengah dari berbagai kutub dan warna yang bisa mengharmonisasi gerakan.
Ayo turunkan ego dimasing-masing pihak demi keutuhan dan keberlangsungan jalanya rumah besar kita bersama. Saya kira kemenangan besar bukan siapa yang lebih dulu melaksanakan Kongres dan mengklaim DPP periode selanjutnya yang sah, kemudian menyisakan irisan kubu yang juga akan melakukan hal yang sama.
Kemenangan besar adalah disaat dua DPP bisa duduk bersama didalam satu Kongres dan menghasilkan satu Kemufakatan tentang DPP yang kemudian menjadi panutan legal oleh DPD, DPC, dan Komisariat se-Indonesia.
Sekali lagi saya mohon maaf bilamana ikut berkomentar terkait perkembangan informasi yang berseliweran beberap bulan ini, mengingat sebagai alumni kita semua memiliki tanggung jawab moral baik kedalam maupun keluar terhadap keberlangsungan kepemimpinan di GMNI. Semoga Allah, S.W.T, Tuhan Yang Maha Kuasa membukan hati kita bersama. Aminnnn
Salam sehat selalu untuk kita semua. 😊
Penulis: Rudi Tanjung, Alumni GMNI Riau.