By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Selama Ego Masih Menggebu, Bicara Persatuan di Tubuh GMNI Hanyalah Omong Kosong – Refleksi Perjalanan GMNI

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Jumat, 4 Juli 2025 | 17:00 WIB
Bagikan
Waktu Baca 10 Menit
Foto: Jansen Henry Kurniawan, Demisioner Ketua Komisariat GMNI UKI 2020-2021/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah fusi peleburan tiga organisasi yang menjadi satu dengan cita-cita mewujudkan sosialisme ala Indonesia sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Bung Karno. Untuk mewujudkan semua cita-cita mulia ini maka diperlukan suatu organisasi konkrit untuk mengejahwantakan cita-cita progresif revolusioner ini. Dibentuklah sebuah organisasi kader berbasiskan mahasiswa yaitu GMNI sebagai alat perjuangan untuk mewujudkan cita-cita Bung Karno.

Dalam perjalanannya GMNI telah melalui berbagai asam garam demi mempertahankan organisasinya sebagai penggerak ajaran Bung karno serta berbagai era telah dilalui baik zaman orde lama ketika Bung Karno sebagai role model gerakan ini berkuasa maupun zaman orde baru serta zaman pasca reformasi hingga saat ini.

Pada jalannya organisasi ini pada tahun 2001 kita pernah dihadapkan pada dualisme organisasi, terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) diSemarang sebagai awal mula terciptanya satu organisasi tetapi ada dua struktur.

Hampir 5 tahun terjadi dinamika ini yang kesemuanya itu hanya mereka yang berproses pada masa itulah yang mengerti dan memahami serta mengetahui apa yang terjadi serta esensi dari terciptanya dualisme.

Hampir 5 tahun peristiwa ini terjadi hingga pada tahun 2006 terjadilah semangat ingin bersatu, di Pangkal Pinang terjadilah Kongres XV (Kongres Persatuan). Kita maju lagi, pada tahun 2016 terjadilah Kongres Luar Biasa Medan di Hotel Candi yang diprakarsai oleh beberapa Badan Kerja Cabang (Bakercab) sebagai bentuk protes yang dilakukan terhadap kepemimpinan Presidium GMNI dizaman kepemimpinan Chrisman Damanik.

Dengan KLB Medan yang menghasilkan beberapa keputusan termasuk terbentuknya Presidium tandingan sehingga dualisme dalam satu organisasi kembali terjadi.

Kongres XXI Ambon terjadi, adanya dinamika yang besar dalam menentukan arah organisasi serta struktur yang akan menjalankan roda-roda organisasi sehingga menghasilkan dua struktur baik yang dihasilkan dari Gedung Christian Center Ambon sebagai lokasi diselenggarakan kongres serta peserta yang tidak setuju dengan alur kongres yang pindah ke Hotel Amaris Ambon.

Akhirnya Kongres XXI Ambon menghasilkan dua kepengurusan DPP yang dipimpin oleh struktrur versi Immanuel Cahyadi dan struktur versi Arjuna Putra Aldino. Artinya terjadi tiga struktur dalam satu organisasi karena Presidium GMNI versi Kongres Luar Biasa Medan pada tahun 2016 yang dipimpin oleh Wonder Infanteri tetap bertahan.

Namun pada tahun 2022 dalam Dies Natalis GMNI ke-68 yang terjadi di Gedung Pusat Perfilman H.Usmar Ismail terjadi rekonsiliasi antara DPP versi Immanuel Cahyadi dengan Presidium GMNI yang menghasilkannya meleburnya Presidium GMNI KLB Medan 2016 dalam DPP versi Immanuel.

Baca Juga:   Marhaenisme Tanpa Rakyat: Ketika Gerakan Sosial Terjebak dalam Simbolisme

Meskipun ditubuh Presidium GMNI KLB Medan ada sebagian yang tidak menyepakati ini sehingga ada beberapa yang juga melebur ke DPP versi Arjuna. Sehingga ada dua poros dalam dinamika yang sudah semakin tidak sehat ini meski Bakercab GMNI Bandung sampai hari ini konsisten bersikap dengan tidak mengakui keduanya.

Beberapa DPD dan DPC yang baru saja melakukan Konsolidasi Nasional yang diselenggarakan di Blitar, Jawa Timur pada 21 Juni-22 Juni 2025. Konsolidasi Nasional yang didasari oleh keresahan dalam melihat realita yang tidak sehat ini dalam tubuh GMNI, sehingga beberapa akar rumput dalam basis GMNI sebagai pemegang kedaulatan tertinggi mencoba untuk mengambil alih jalannya organisasi ini dengan melakukan pemboikotan terhadap DPP baik versi Immanuel Cahyadi maupun Arjuna Putra Aldino dengan tidak mengakui keduanya serta menyuarakan segera dilakukannya Kongres Persatuan untuk menyelamatkan organisasi ini dari dinamika yang sudah tidak sehat lagi.

Bagi saya, disini juga hanya memunculkan tiga poros besar dalam GMNI hari ini yaitu poros versi DPP Immanuel, poros versi DPP Arjuna dan poros ketiga yang tidak mengakui keduanya.

Perbedaan sering dibicarakan oleh GMNI sampai kita melupakan apa esensi yang sejati dari gerakan ini, sangat kompleks untuk menemukan bagaimana mempersatukan para pemangku organisasi yang saling berseteru ini. Menurut hemat saya dengan ilmu saya yang terbatas ini diantara mereka tidak bisa bersatu karena masih tingginya ego sektoral diantara para pemangku GMNI hari ini.

Ego ini bisa dilandasi oleh beberapa motif yaitu bisa saja kepentingan, sentimen segelintir oknum yang satu terhadap oknum yang lain maupun cara pandang dalam menjalankan organisasi.

Membicarakan persatuan adalah hal yang enak untuk dikatakan, tetapi mewujudkan persatuan disitulah tantangan besarnya. Padahal Bung Karno pernah berkata Rodinda (Romantika, Dinamika, Dialektika) namun sering kita terhanyut dalam dinamikanya sampai kita melupakan ada romatika dan dialektika yang harus dilakukan dalam membangun kesatuan.

Disini saya akan coba merumuskan beberapa tantangan dalam membangun persatuan menurut versi saya.

*Masih Mencari Validasi dan Saling Menyalahkan diantara Setiap Porosnya*

Baca Juga:   Sudah Sejahterakah Buruh Hari Ini? Telaah Kritis Melalui Perspektif Marxis

Harus kita sadari GMNI adalah organisasi kader, organisasi kader harus berbasis pada diskursus-diskursus ideologi maupun isu yang berkaitan dengan kerakyatan. Namun dalam percakapan-percakapan GMNI baik digrub whastapp, media sosial bahkan bertatap langsung kita masih disibukkan dengan mempertahankan porosnya dengan kebenarannya dan menyalahkan yang lainnya.

Memang setiap poros hari ini pasti ada benar juga salahnya, terkhusus untuk kedua DPP baik versi Immanuel Cahyadi maupun versi Arjuna Putra Aldino dengan kekurangannya masing-masing tetapi yang menjadi pertanyaan apakah kita akan terus melanjutkan semua ini.

Memposisikan poros kita dengan kita gerbongnya sebagai nabi, sementara poros yang lain sebagai setan apakah ini sehat. Dalam organisasi reward and punishmen dalam bentuk pandangan maupun kritik adalah hal yang lumrah tetapi apabila semua ini dilakukan secara subjektivitas yang membabi buta maka berbicara soal menemukan terang dalam gelap adalah omong kosong karena kita masih sibuk mengutuki kegelapan tanpa mencari secercah cahaya penerang.

Belum adanya Jiwa Kesatria dari Kedua DPP baik Versi Immanuel maupun Arjuna

Apabila kita melihat secara objektif dalam pedoman organisasi maka kedua versi DPP ini sudah jauh dari relnya organisasi. Kongres yang harusnya diselenggarakan 3 tahun sesuai dengan perioderisasi mereka di DPP tidak mereka selenggarakan terlepas dari apapun motifnya kenapa kedua versi DPP ini tidak menyelenggarakan kongres.

Harusnya sejak 2019 mereka menjadi pimpinan tertinggi didalam institusi GMNI maka pada 2022 kongres dapat diselenggarakan, tetapi sampai saat ini kongres tidak terjadi. Bukan mencari kesalahan mereka tetapi inilah faktanya. Belum lagi kondisi-kondisi organisasi yang mereka jalankan, bisa kita saksikan sendiri.

Apabila kedua belah pihak memiliki jiwa kesatria maka baik Immanuel Cahyadi maupun Arjuna Putra Aldino beserta sekjennya bersedia untuk menyudahi kepemimpinannya diorganisasi ini tanpa syarat apapun kalau memang mereka murni mencintai organisasi ini tanpa embel-embel ataupun motif politis seperti isu yang berkembang.

Semua Poros belum Duduk Bersama dalam untuk Konsolidasi Besar GMNI

Bagi saya poros ketiga yang diadakan diBlitar, Jawa Timur oleh segenap akar rumput GMNI adalah akumulasi kemarahan terhadap kedua belah pihak DPP baik versi Immanuel Cahyadi maupun Arjuna Putra Aldino dalam menjalankan organisasi ini serta warisan perpecahan yang belum teratasi sampai saat ini.

Menurut saya ini adalah cara yang tepat dalam menunjukkan kegeraman akibat persatuan yang belum terealiasi hingga saat ini, tetapi yang menjadi pertanyaan apakah kedua belah pihak baik DPP versi Immanuel Cahyadi atau bahkan Arjuna Putra Aldino akan menerima semua hasil konsolidasi ini.

Baca Juga:   Soekarno dan Pramuka: Gerakan Indonesia Merdeka Menuju Indonesia Maju

Mungkin teman-teman sudah bisa menjawabnya, persoalannya tetap adanya konsolidasi yang dilakukan hanya oleh masing-masing pihak tanpa melibatkan semua pihak yang berdinamika.

Namun untuk mewujudkan itu tidak semudah yang dikatakan, kedua DPP baik versi Immanuel Cahyadi maupun Arjuna Putra Aldino pasti akan tetap pada eksistensinya sebagai DPP yang merasa punya legitimisasi terlepas dari legitimasi tersebut bisa diperdebatkan. Selama ketiga poros ini tidak duduk bersama dalam konsolidasi besar yang terbuka maka bicara persatuan hanya seperti pungguk merindukan bulan.

Sampai Saat Ini Belum ada Deal-Deal untuk Menyelenggarakan Kongres Persatuan dari Semua Poros Secara Bersama-sama

Bicara kongres persatuan tanpa melibatkan semua pihak yang berbeda paham atau salah satu paham yang tidak ingin terlibat maka akan menciptakan kongres persatuan yang tidak murni persatuan, tetapi klaim persatuan.

Kalaupun terjadinya kongres tanpa dilakukan secara bersama-sama sehingga pihak yang tidak puas malah menciptakan kongres versinya sendiri maka sama saja memperpanjang masa aktif perpecahan yang sudah tidak sehat lagi. Kita mengehendaki yang namanya persatuan bukan persatean, selama kongres persatuan tidak diselenggarakan oleh ketiga poros ini maka percuma saja kita bicara soal persatuan karena akan menciptakan api-api perpecahan yang kontra produktif saja sama seperti yang kita alami saat ini.

Hambatan-hambatan ini menurut saya adalah persoalan yang harus segera diatasi, persatuan tanpa embel-embel adalah syarat mutlak untuk terus bertahan dalam gempuran zaman. Betul yang dibilang Bung Karno perjuanganmu lebih berat karena akan melawan bangsamu sendiri, itulah yang kita alami hari ini sebagai seorang GMNI yang ribut dengan sesama kita.

Padahal dalam mewujudkan sosialisme Indonesia sesuai cita-cita GMNI musuh kita harusnya sistem neo-kapitalisme, neo-imperialisme, neo-liberalisme dan berbagai sistem penindasan diera modernisme ini. Jangan kita hanya mampu bicara samenbundeling van alle revolutionare krachten tetapi nol besar dalam kesadaran ingin bersatu akibat ego yang besar.

Panjang umur perjuangan!!!
Merdeka!!!
Jaya!!!
Menang!!!


Penulis: Jansen Henry Kurniawan, Demisioner Ketua Komisariat GMNI UKI 2020-2021.

Discaimer: Tulisan ini menjadi tanggung jawab Si Penulis.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Belajar KoperasiOpini

Pengambilalihan (Buy Out) Korporasi Bangkrut oleh Buruh

Marhaenist.id - Semenjak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, banyak perusahaan baik dalam skala…

Manifesto

Doktrin Ekonomi Karl Marx Bab I

MARHAENIST - Karl Kautsky adalah salah seorang sosialis dari Jerman. Dia memimpin…

Kapitalisme

Makan Siang Gratis Tidak Akan Bisa Atasi Stunting

Marhaenist - World Bank atau Bank Dunia menyebut bahwa program makan siang…

Polithinking

Marhaenist.id: Gus, Ahlak Lebih Mulia dari Pada Ilmu

Marhaenist.id - Sunhaji (38), Penjual Es Teh keliling viral karena diledek atau…

Opini

Materialisme Ala Karl Marx dan Syech Siti Jenar

Marhaenist.id - Kalau diamati Karl Marx dan Syech Siti Jenar itu sama-sama…

Kabar GMNI

Akan Gelar Kongres Persatuan, Mimpi Besar Penyatuan GMNI akan Segera Terwujud Pasca Kongres Ambon

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar PA GMNI

IKN Dorong PA GMNI Balikpapan Ajarkan Pemuda Semangat Gotong Royong dan Kembangkan Pertanian

Marhaenist - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) kota Balikpapan…

Manifesto

ABC Dialektika Materialis, Trotsky 1939

Marhaenist - Belakangan ini, terutama sejak runtuhnya Tembok Berlin, ada serangan yang…

Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah memberikan bantuan pada para petani yang gagal panen. FILE/IST. Photo
Polithinking

Puan Minta Pemerintah Bantu Petani Yang Gagal Panen

Marhaenist - Hujan dan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir menyebabkan…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?