By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Satu Oktober: Nyawa Lenyap, Tragedi Kanjuruhan, dan Pelanggaran HAM

Marhaenist Indonesia
Marhaenist Indonesia Diterbitkan : Senin, 9 Oktober 2023 | 12:58 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Sejumlah pegiat HAM bersama mahasiswa menggelar aksi kamisan di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (6/10/2022). ANTARA FOTO
Bagikan
iRadio

Penulis: Aryasatya Krishdiansyah (Wakabid Sosial Politik GMNI UINSA Gunung Anyar).

 

Marhaenist.id – 1 Oktober, mungkin saja bisa dikenal sebagai peristiwa yang menyangkut dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Misalnya, tahun 1965, tragedi pembantaian 6 jendral 1 peristiwa yang hanya membutuhkan waktu 6 jam dalam 1 malam yang dibuang kedalam sumur lubang buaya, serta tuduhan anggota maupun simpatisan PKI dibantai 500.000 meninggal dunia tanpa proses pengadilan, berbuntut pada pengkudeta Soekarno sebagai presiden, dan melanggengkan Soeharto sebagai penguasa republik, yang dikenal sebagai rezim Orde Baru yang hampir mayoriyas akademisi menyebutnya rezim otoriter.

Kemudian tahun 2022, tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan lebih dari 135 orang meninggal dunia, di Stadion Kanjuruhan, usai pertandingan antara Arema vs Persebaya dengan skor akhir 2-3. Peristiwa tersebut masih belum menemui titik terang, dalam proses penyelesaian kasus atas insiden tersebut. Bahkan, peristiwa tersebut menjadi perbincangan hangat dikalangan sepakbola internasional. Beberapa klub profesional, seperti klub liga inggris, liga italia, liga spanyol, liga jerman, dll turut merayakan duka cita sebelum pertandingan dimulai.

Tentunya, hal tersebut harus menjadi evaluasi bagi sepakbola Indonesia, melalui reformasi total dalam penyelenggaraan sepakbola. Meskipun, penulis sangat menyayangkan oknum kepolisian yang bertugas sebagai pihak keamanan, justru menembakkan gas air mata yang dilakukan terhadap supporter yang turun ke lapangan. Tujuh tembakan diarahkan ke tribun selatan, satu tembakan ke arah tribun utara, dan tiga tembakan ke arah lapangan.

Meskipun juga terdapat kelalaian terhadap panitia penyelenggara liga, pintu stadion yang seharusnya dibuka 5 menit sebelum pertandingan, masih tertutup rapat. Sehingga penonton yang keluar, berusaha keluar terjebak.

 

Upaya Pengusutan Secara Tuntas sebagai Pelanggaran HAM Berat

Berdasarkan hasil diskusi yang diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) UIN Sunan Ampel Surabaya, bertempat di kampus 2 UINSA, Gunung Anyar, pukul 15.00 WIB. Beberapa kesimpulan memberikan beberapa catatan penting yakni Pertama, Adanya Intimidasi secara langsung yang diterima keluarga korban dan saksi. Kedua, dugaan Obstruction Of Juctice yang didasari pada laporan tim TGIPF bahwa ada upaya dari Kepolisian mengganti rekaman CCTV.

Baca Juga:   Refleksi Perjuangan R.A Kartini: Emansipasi Perempuan dalam Ruang Ketenagakerjaan

Ketiga, Terdapat narasi menyesatkan terkait Tragedi Kanjuruhan, Pernyataan Kapolda Jawa Timur yang menyatakan penggunaan gas air mata sudah sesuai SOP. Keempat, Kejanggalan pada peroses peradilan. Aktor yang diproses hanyalah aktor lapangan. Kelima, Minimnya Saksi korban dan keluarga korban maupun dari pihak supporter yang pada saat kejadian berlangsung tengah berada di dalam stadion.

Meskipun demikian, berdasarkan kejanggalan dalam proses penyelesaian hukum tersebut, GMNI UINSA Gunung Anyar bersepakat untuk mendesak pemerintahan Joko Widodo beserta jajarannya, dan stakeholder yang bertanggungjawab untuk lebih kooperatif terhadap penyelesaian tragedi Kanjuruhan. Dengan memakan korban 135 jiwa meninggal dunia merupakan kasus pelanggaran HAM. Terutama institusi kepolisian telah melakukan dehumanisasi, berupa tindakan represif terhadap supporter.

Peristiwa tersebut mengingatkan publik, serta penuh dengan kesadaran bahwa pentingnya memanusiakan manusia. Sebagaimana Bung Karno mengutip pernyataan Mahatma Gandhi, seorang revolusionis India anti-penindasan, mengatakan “My Nationalism Is Humanity” yang artinya Nasionalisme yang memanusiakan manusia lainnya. Yang menentang adanya penindasan antar manusia maupun antar bangsa dan Negara. Karena seyogyanya kita sesama manusia tidak berhak untuk menghilangkan nyawa manusia yang lainnya.

Tentu, penulis juga sebagai kader GMNI, mengedepankan humansme, peristiwa tersebut merupakan hal yang kontradiktif. Karena kemanusiaan adalah tidak menghilangnya nyawa dalam satu bangsa dengan aneka ragam suku, agama, budaya, ras. Kita harus selalu bergotong royong bersatu karena bangsa ini masih membutuhkan semangat toleransi persatuan yang kuat untuk membawa Negara ini maju dan berkembang.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Belajar KoperasiOpini

Pengambilalihan (Buy Out) Korporasi Bangkrut oleh Buruh

Marhaenist.id - Semenjak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, banyak perusahaan baik dalam skala…

Internasionale

Genosida Bangsa Palestina Terus Berlanjut, PM Israel: Ini Baru Permulaan, Kami akan terus Gempur Gaza Tanpa Ampun

Marhaenist.id, Tel Aviv - Perdana Menteri Negara Pendudukan Israel Benjamin Netanyahu menegaskan…

Infokini

Kecubung Tak Lagi Digunakan Sebagai Obat Tradisional, Ini Alasannya

Marhaenist - Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyatakan bahwa…

ArtikelHistorical

Pesan Terakhir Ki Hadjar Pada Bung Karno

Marhaenist.id - Bung Karno membesuk Ki Hadjar Dewantoro sekitar April 1959, salah…

Opini

Teror Kepala Babi dan Tikus: Pembungkaman Jurnalisme Investigatif yang Kritik Terhadap Kekuasaan

Marhaenist.id - Terlihat beberapa bangkai tikus yang telah dipenggal sebagai bagian dari…

Opini

Marhaenisme & Pengentasan Kemiskinan: Momentum Hari Raya Idul Fitri

Marhaenist - Hari raya Idul fitri 1445H telah berlalu, menjadi momentum bagi…

ArtikelHistorical

Namanya Tan Malaka!

Marhaenist.id - Tokoh ini namanya seolah terkubur selama puluhan tahun. Setelah reformasi…

Opini

Ironi Sebuah Nasionalisme

Marhaenist.id - Di sebuah negeri yang kaya akan janji, seorang pejabat berdiri…

Kabar GMNI

GMNI Desak Pencopotan Bahlil, Adili Jokowi dan Pembubaran PIK Sebagai PSN

Marhaenist.id, Jakarta - Aliansi Mahasiswa yang tergabung dalam Front Pengadilan Rakyat menggelar…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?