Marhaenist.id – Bung Karno tiba di Washington dengan menggunakan pesawat pribadi Presiden Eisenhower, The Columbine. Bung Karno mendapat sambutan hangat dari warga ibukota AS tersebut. Beliau juga mendapatkan sambutan meriah di berbagai tempat lain di AS yang dikunjunginya.
Di New York Bung Karno disambut dengan parade pita dan dianugerahi gelar kehormatan oleh Columbia University. Di Michigan Bung Karno dianugerahi gelar kehormatan lain dan diajak berkeliling pabrik General Motors, Chrysler dan Ford.
Sambutan hangat juga diterima Bung Karno dari Mormon Tabernacle di Salt Lake City, Utah dan di Disneyland di California.
Namun yang sangat mengesankan Bung Karno adalah sambutan yang diterimanya di Konggres AS pada 17 Mei 1956 di Washington. Dalam pidato yang berlangsung selama 45 menit Bung Karno menampilkan diri sebagai orator yang ulung yang sejati, dalam bahasa Inggris yang jernih dan penuh semangat sebagaimana yang disampaikan The New York Times. Pidato Bung Karno mengaitkan perkembangan politik di Asia Afrika dengan Revolusi Amerika.
Pada kesempatan tersebut, Bung Karno menyampaikan terima kasihnya atas bantuan teknis yang terus diberikan Amerika Serikat kepada Indonesia, namun sekaligus dia juga memperingatkan bahayanya bantuan militer kepada Indonesia dan bangsa-bangsa Asia lainnya. Bantuan militer, demikian Bung Karno, hanya akan membuat bangsa-bangsa penerimanya tergantung pada AS dan lama kelamaan mengurangi kemampuan mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian dan kesejahteraan mereka sendiri.
Bung Karno juga meyakinkan AS bahwa Indonesia sedang menerapkan demokrasi sebagaimana ditunjukkan dengan adanya Pemilu tahun 1955. Selain itu Bung Karno meminta dukungan AS bagai perjuangan Indonesia untuk mendapatkan kembali Irian Barat (Papua) dari tangan kekuasaan Belanda.
Pidato Bung Karno diterima hangat oleh para anggota Konggres AS. Cumming Duta Besar AS untuk Indonesia mengatakan bahwa mereka memberikan tepuk tangan yang sama seperti diberikan kepada pidato PM Inggris Winston Churchill yang juga pernah memberikan pidatonya di Konggres. Walter Robertson, Wakil Menteri Luar Negeri AS, mengatakan, “hanya George Washington saja yang pidatonya kepada Konggres lebih bagus dari Sukarno” (Wardaya, 2008 : 126-128).
Sember National Geographic.