Marhaenist.id – Lebaran tahun ini mungkin berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kita mungkin merayakannya di tengah berbagai tantangan dan cobaan, mirip dengan kondisi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat perang kemerdekaan. Namun, seperti yang pernah disampaikan oleh Bung Karno, pendiri bangsa kita, di tengah peperangan, kita harus memahami makna sejati dari Lebaran.
Dalam pidatonya pada Lebaran 1362 H (tahun 1943, Red), Bung Karno mengajak kita semua untuk merenung tentang arti Lebaran di tengah peperangan. Dia mengingatkan kita bahwa setiap bangsa pasti mengalami penderitaan di masa perang dan bahwa tidak ada bangsa yang bisa meraih kemenangan tanpa tahan menderita. Dia mengajak kita untuk merayakan Lebaran dengan semangat tahan menderita.
Bulan Ramadan adalah bulan latihan tahan menderita. Kita berpuasa selama sebulan penuh, melatih diri kita untuk tahan menderita. Bung Karno mengajak kita untuk memanfaatkan hasil latihan itu dan menghadapi ‘tahun yang baru’ sebagai bangsa yang telah terlatih tahan menderita di bulan Ramadan.
Mungkin kita tidak berada di tengah peperangan fisik seperti yang dialami oleh bangsa kita saat itu. Namun, kita tetap berada di tengah berbagai tantangan dan cobaan, baik itu pandemi, krisis ekonomi, atau tantangan lainnya. Oleh karena itu, pesan Bung Karno tentang tahan menderita masih sangat relevan dengan kondisi kita saat ini.
Lebaran tahun ini adalah momen bagi kita untuk merenung dan memahami makna sejati dari tahan menderita. Kita harus menghadapi tantangan dan cobaan dengan semangat tahan menderita. Kita harus yakin bahwa setelah kesusahan pasti ada kebahagiaan, seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Mari kita rayakan Lebaran tahun ini dengan semangat tahan menderita. Mari kita hadapi tantangan dan cobaan dengan keberanian dan ketabahan. kita yakin bahwa setelah semua ini, kemenangan pasti ada di pihak kita.
Lebaran bukan hanya tentang merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, tetapi juga tentang merenung dan memahami makna sejati dari tahan menderita. Lebaran adalah tentang bagaimana kita menghadapi tantangan dan cobaan dengan keberanian dan ketabahan. Lebaran adalah tentang bagaimana kita tetap tegar dan tabah di tengah berbagai cobaan dan tantangan.***
Penulis: Sugeng Sjamsuri, Alumni GMNI Manado.