By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
GMNI Bersama Masyarakat Mamuju Tengah Gelar Aksi di Kantor ATR/BPN, Desak Pencopotan Kepala BPN
May Day is Not Holiday
DPC GMNI Bandung di Bawah Irfan Ade: Kepemimpinan yang Sah dan Progresif
Pasang Surut Semangat Kartini dalam Gerakan Emansipasi Perempuan era Modern
DPC dan DPK GMNI Se-Bangka Belitung Resmi di Lantik

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Opini

Ideologi Marhaenisme di Era Neo-Orba: Masihkah Relevan dalam Membela Kaum Marhaen?

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Minggu, 20 April 2025 | 21:39 WIB
Bagikan
Waktu Baca 6 Menit
Foto: Asrul Sahputra Sekretaris DPC GMNI Bengkalis, mahasiswa STAIN Bengkalis Prodi Hukum Nata Negara/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Indonesia telah mengalami perubahan besar dalam sistem politik dan ekonomi sejak era Orde Baru hingga saat ini. Di era Neo-Orba, Indonesia dihadapkan pada tantangan baru dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat dan menciptakan keadilan sosial. Dalam konteks ini, ideologi Marhaenisme yang dikembangkan oleh Soekarno, presiden pertama Indonesia, masih menjadi topik diskusi dan analisis.

Marhaenisme adalah ideologi yang berfokus pada keadilan sosial dan kesetaraan, serta memperjuangkan hak-hak kaum marhaen, yaitu kaum rakyat jelata yang hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Dalam era Neo-Orba, di mana praktik-praktik otoritarianisme dan kapitalisme semakin menguat, relevansi Marhaenisme dalam membela kaum marhaen menjadi pertanyaan yang perlu dijawab.

Di tengah dinamika politik dan ekonomi Indonesia sekarang yang kian kompleks, istilah “Neo Orba” kembali menyeruak sebagai kritik terhadap kondisi sosial-politik saat ini yang dianggap mencerminkan pola kekuasaan era Orde Baru otoriter, oligarki, dan anti-demokrasi. Dalam konteks ini, muncul kembali pertanyaan penting masihkah ideologi Marhaenisme relevan untuk memperjuangkan kepentingan kaum marhaen yakni rakyat kecil, petani, buruh, dan kelas proletar di zaman yang penuh paradoks ini ?

Marhaenisme: sebagai ideologi

Marhaen adalah nama petani kecil yang pernah ditemui Soekarno di bandung. Ia adalah simbol dari rakyat kaum bawah seperti : petani, buruh pabrik, pedagang pasar, tukang ojek,nelayan mereka yang bekerja keras namun tetap sulit hidup layak karena sistem yang timpang.
Marhaenisme sebagai ideologi yang diperkenalkan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, bertujuan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kemandirian kaum marhaen, yaitu rakyat kecil yang tertindas oleh sistem kapitalisme kolonialisme dan imperialisme. Marhaenisme sendiri menginginkan susunan masyarakat dalam segala hal menyelamatkan kaum marhaen.

Ada beberapa istilah dalam ajaran marhaenisme itu sendiri, yaitu marhaenisme adalah ideologi kaum marhaen, marhaenis adalah orang yang memperjuangkan kaum marhaen, dan marhaen adalah orang-orang yang melarat dan hanya sedikit memiliki alat produksi serta tidak bekerja dengan orang lain dan juga tidak memperkerjakan orang lain.

Baca Juga:   PPN Meningkat, Kelas Menengah Sekarat!

Neo-Orba: Kebangkitan Oligarki dan Ketimpangan Sosial

Setelah era Reformasi yang menggulingkan Orde Baru (Orba) pada 1998, harapan untuk adanya pemerintahan yang lebih demokratis dan adil cukup besar. Namun, dalam kenyataannya, sistem yang muncul pasca-Reformasi cenderung mencerminkan kebangkitan kembali dari beberapa karakteristik Orde Baru dalam bentuk yang lebih halus dan terstruktur, yang disebut sebagai Neo-Orba. Neo-Orba ditandai dengan kebangkitan dominasi oligarki, politik dan ekonomi yang mengontrol sebagian besar sumber daya dan kebijakan negara.

Para pengusaha besar, politisi, dan elit kekuasaan terus memperkuat posisinya, sementara rakyat marhaen tetap terpinggirkan. Kebijakan-kebijakan yang pro-pasar dan cenderung berpihak pada pemodal besar, seperti proyek infrastruktur besar-besaran dan liberalisasi ekonomi, semakin memperparah ketimpangan sosial. Dalam kondisi ini, kaum marhaen baik petani, buruh, maupun pedagang kecil,terus merasa terjepit oleh sistem yang tak memberikan banyak ruang untuk mereka berkembang.

Relevansi ideologi Marhaenisme di Era Neo-Orba

Di tengah kebangkitan kekuatan oligarki dan ketidakadilan sosial yang menjadi ciri khas Neo-Orba, ideologi perjuangan Marhaenisme masih memiliki relevansi yang penting. Ideologi ini mengingatkan kita pada prinsip dasar keadilan sosial dan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif, serta mengkritik dominasi kekuatan ekonomi yang menindas rakyat kecil.

Berikut beberapa aspek yang menyatakan bahwa ideologi Marhaenisme masih relevan di zaman Neo orba dengan cara:

1. Pemerataan ekonomi dan keadilan sosial

Marhaenisme menuntut adanya distribusi kekayaan yang adil, bukan hanya menguntungkan sekelompok elit saja. Di tengah ketimpangan ekonomi yang semakin tajam, ideologi ini mengingatkan kita akan pentingnya pembangunan yang berkeadilan dan berpihak pada rakyat kecil, bukan hanya pada modal besar.

2. Mendorong Kemandirian Ekonomi
Marhaenisme

mengajarkan pentingnya kemandirian ekonomi rakyat, bukan hanya bergantung pada bantuan atau subsidi sementara. Dalam konteks ini, ideologi Marhaenisme bisa menjadi dasar untuk mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), koperasi, serta ekonomi lokal yang dapat memberdayakan rakyat marhaen dan mengurangi ketergantungan pada modal besar.

Baca Juga:   Menilai Keterlibatan TNI dalam Pelatihan KPU

3. Membangkitkan Kesadaran Politik Kaum Marhaen

Marhaenisme mengedepankan pentingnya membangkitkan kesadaran politik rakyat kecil untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Dalam konteks Neo-Orba, di mana suara rakyat kecil sering kali terpinggirkan, penting untuk menghidupkan kembali kesadaran kelas dan memberikan ruang bagi kaum marhaen untuk terlibat dalam proses politik, baik di tingkat lokal maupun nasional.

4. Mendorong sikap kritis dari kaum marhaen

Kaum marhaen juga perlu membangkitkan sikap kritis untuk bisa membela hak hak nya, Karna pada saat ini karna kurangnya pendidikan yang membuat kaum marhaen ini menjadi kurang kritis terhadap pembelaan hak nya sendiri.

Secara keseluruhan, ideologi Marhaenisme masih relevan dengan konteks zaman sekarang, nilai-nilai dasarnya yang mendukung keadilan sosial, pemberdayaan rakyat kecil, dan pemerataan kesejahteraan tetap relevan dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi di Indonesia saat ini. Marhaenisme, sebagai marxisme yang dipraktekkan di Indonesia, adalah sebuah teori ilmiah yang menentang dogmatisme. Soekarno tidak mau mengcopy-paste begitu saja marxisme dari Eropa untuk diterapkan di Indonesia.

Inilah pula yang dilakukan oleh Lenin dalam konteks Rusia, Mao dalam situasi Tiongkok, atau José Carlos Mariátegui di Peru.

Dengan penentangan yang kuat terhadap dogmatisme, maka marhaenisme semestinya bisa berkembang menjadi teori perjuangan yang canggih dan sesuai dengan nafas perkembangan jaman.

Sebagaimana marxisme sebagai the guiding theory untuk menjalankan perjuangan, maka Marhaenispun adalah the guiding theory untuk perjuangan rakyat Indonesia.

Merdeka!!!***


Penulis: Asrul Sahputra Sekretaris DPC GMNI Bengkalis, mahasiswa STAIN Bengkalis Prodi Hukum Nata Negara.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

GMNI Bersama Masyarakat Mamuju Tengah Gelar Aksi di Kantor ATR/BPN, Desak Pencopotan Kepala BPN
Sabtu, 10 Mei 2025 | 21:46 WIB
May Day is Not Holiday
Senin, 5 Mei 2025 | 20:44 WIB
DPC GMNI Bandung di Bawah Irfan Ade: Kepemimpinan yang Sah dan Progresif
Senin, 5 Mei 2025 | 15:53 WIB
Pasang Surut Semangat Kartini dalam Gerakan Emansipasi Perempuan era Modern
Senin, 5 Mei 2025 | 13:08 WIB
DPC dan DPK GMNI Se-Bangka Belitung Resmi di Lantik
Minggu, 4 Mei 2025 | 07:22 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Sambut Hari Buruh di Moment PPAB, Ini Sikap GMNI Mamasa!
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Indonesiana

Mahfud MD Sebut Status WTP Papua Tak Menjamin Bebas Korupsi

Marhaenist - Pemerintah Provinsi Papua kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)…

Polithinking

Putusan MK Mulai Jegal Klan Jokowi

MARHAENIST - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menetapkan minimal syarat usia calon di…

Kabar GMNI

Paska Banjir Bandang di Nosu, GMNI Desak Pemda Mamasa Segera Tangani Irigasi Masyarakat yang Terputus

Marhaenist.id, Mamasa – Hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi…

Polithinking

Presiden Berkampanye dan Memihak Karena Elektabilitas Prabowo-Gibran Mandek

Marhaenist.id, Jakarta - Pengamat politik Ray Rangkuti mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo…

Artikel

Megawati, Demokrasi dan Hari Ini

Marhaenist.id - Saya lupa dimana pernah saya baca ketika Sukarno menceritakan bagaimana…

Kabar PA GMNI

PA GMNI Banten Ajak Alumni Berperan Serta Pada Pemilu dan Pilkada 2024

Marhaenist - Mengusung tema “Peran Alumni GMNI Banten dalam Menyongsong Pemilu dan…

Mahasiswa Cipayung Plus Kota Medan temui Ganjar Pranowo diskusikan energi baru terbarukan. MARHAENIST
Polithinking

Temui Ganjar, Mahasiswa Cipayung Plus Diskusikan Energi Baru Terbarukan

Marhaenist - Sejumlah organisasi mahasiswa yang tergabung Kelompok Cipayung Plus Kota Medan…

Guntur Soekarnoputra dalam peluncuran buku Catatan Merah Dari Putera Bung Karno Jilid 3, 19 Oktober 2022. MARHAENIST
Polithinking

Ganjar Nyatakan Siap Maju Capres, Guntur Soekarnoputra: Sah-Sah Saja

Marhaenist - Putra pertama Presiden Soekarno, yang juga merupakan Ketua Dewan Ideologi…

Kabar GMNI

Alami Kelangkaan dan Kenaikan, DPC GMNI Wakatobi Minta Perindag Turun Tangan Tertibkan Harga BBM

Marhaenist.id, Wakatobi - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?