By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Menolak Gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto adalah Kewajiban Ideologis bagi Marhaenis
Tirani yang Tersenyum dalam Bayang Kiamat Epistemik: Evolusi Kekuasaan dari Orwellian ke Huxleyian – Part I
Jika atas Dasar Cinta, Permata Indonesia Tantang Walikota Kendari Permanenkan Penghentian Proyek KOPPERSON di Tapak Kuda
Layangkan Penyataan Sikap Ke Pemerintah, GMNI Se-Indonesia Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Kepada Suharto
DPC PA GMNI Bengkalis Ucapkan Selamat atas Terselenggaranya Konfercab Ke- I GMNI Bengkalis

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Indonesiana

Ketua PA GMNI: Transisi Demokrasi Tak Boleh Mundur ke Era Sebelum Reformasi

Indo Marhaenist
Indo Marhaenist Diterbitkan : Rabu, 31 Januari 2024 | 09:50 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Arief saat memberikan sambutannya dalam acara perayaan Hari Natal DPP PA GMNI, di Gedung TVRI, Jakarta Pusat, Selasa (30/01/2024). MARHAENIST
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id, Jakarta – Ketua Umum DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Arief Hidayat mengingatkan soal adanya time cyclus atau waktu siklus 20-30 tahunan yang akan selalu dialami Indonesia.

Menurut Arief, waktu siklus yang terjadi 20-30 tahunan ini, selalu menjadi peristiwa maupun tonggak sejarah penting bagi perjalanan bangsa ini.

“Saya mempunyai analisis, di Indonesia ini ada yang namanya time siklus 20-30 tahunan. Time siklus itu dimulai dari tahun 1908, sejak munculnya politik tanam paksa (abad 19), setelah bangsa yang hidup di Nusantara ini kemudian melahirkan kebijakan yang disebut dengan politik etis,” kata Arief saat memberikan sambutannya dalam acara perayaan Hari Natal DPP PA GMNI, di Gedung TVRI, Jakarta Pusat, Selasa (30/01/2024) malam.

Ketika itu, sambung Arief, politik etis melahirkan sekolah-sekolah pada zaman Hindia Belanda pada awal abad ke 20. Dari politik etis ini, kemudian memunculkan cerdik pandai dari kaum pribumi. ”

Tapi hanya beberapa kelompok kecil dari anak priyayi, anak bangsawan yang bisa mengeyam pendidikan baik dalam Hindia maupun luar negeri di seperti di Belanda,” paparnya.

Dari sana lah, lanjut Arief kemudian tokoh-tokoh dalam negeri seperti Soekarno muncul. Sedangkan, contoh lain dari sekolah di negeri Belanda, misalnya Prof Soepomo, dan Bung Hatta. Atas dasar kesadaran politik etis itu, para tokoh-tokoh bangsa ini merasa Indonesia harus menjadi bangsa merdeka yang lepas dari penjajahan.

“Dengan memiliki pemikiran yang sama, maka pada tahun 1928 munculah gerakan-gerakan kebangkitan nasional,” ujarnya.

Akhirnya, ’08 hingga ’28, atau berselang 20 tahun kemudian, kata Arief, kesadaran itu meningkat hingga muncul era sumpah pemuda, diikuti dengan perlawanan untuk lepas dari penjajahan. Sehingga di 17 Agustus 1945 para tokoh bangsa itu memerdekakan bangsa ini.

Baca Juga:   Prihatin dengan Kondisi Bangsa, AMARAH Touna Gelar Aksi Tutut Pencopatan Kapolri

“Setelah 45 ada peristiwa besar, yaitu pada tahun ’65 pemberontakan G30S/PKI, siklusnya juga 20 tahunan. Kemudian setelah ’65, siklus berikutnya tahun ’98 era reformasi,” urai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Pasca era reformasi, yakni tahun 2024, 2025 bangsa ini pun memasuki satu fase waktu siklus 20-30 an lagi. Dalam waktu siklus ini ada peristiwa- peristiwa besar yang menjadi tonggak sejarah Republik ini.”

Oleh karena itu, pria yang pernah menjadi Presiden Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Lembaga Sejenis se-Asia ini meminta kepada masyarakat Indonesia untuk cermat mengamati waktu siklus yang dialami bangsa ini.

“Sebab kalau kita tidak hati-hati maka pasca reformasi ini bisa set back kembali ke era sebelum era reformasi. Jadi, saya mengingatkan pada diri kita, kita harus berhati-hati melewati era pasca reformasi itu,” imbuhnya.

Bukan tanpa alasan, Arief mengungkapkan banyak negara-negara di dunia yang gagal bertransformasi dari non demokratik menjadi negara yang demokratik.

“Proses konsolidasi demokrasi banyak negara yang berhasil dan tidak berhasil. Misalnya, Arab Spring, proses konsolidasi mau berubah dari negara yang non demokratik menjadi demokratik. Tapi Arab Spring tidak berhasil malah negara-negara Arab sampai saat ini masih terjadi pergolakan politik dan kekerasan militer. Termasuk yang dialami Yugoslavia,” pungkasnya.

Satu hal, menurut Arief, sebagai organisasi nasionalis, perayaan keagamaan merupakan tradisi wajib bagi PA GMNI. Di samping itu. PA GMNI juga memberikan tali kasih kepada 8 keluarga tokoh alumni GMNI.

Acara perayaan natal PA GMNI yang menghadirkan pendeta Johni Mardisantosa ini juga dihadiri Dirut TVRI Iman Brotoseno, anggota Dewas TVRI Hardly Stefano, Direktur Program dan Pemred Berita TVRI Arif A Kuswardono, Ketua Harian DPP PA GMNI Arudji Wahyono, dan Komisioner Informasi Publik Handoko.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Menolak Gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto adalah Kewajiban Ideologis bagi Marhaenis
Jumat, 7 November 2025 | 13:59 WIB
Tirani yang Tersenyum dalam Bayang Kiamat Epistemik: Evolusi Kekuasaan dari Orwellian ke Huxleyian – Part I
Kamis, 6 November 2025 | 04:39 WIB
Jika atas Dasar Cinta, Permata Indonesia Tantang Walikota Kendari Permanenkan Penghentian Proyek KOPPERSON di Tapak Kuda
Kamis, 6 November 2025 | 03:35 WIB
Layangkan Penyataan Sikap Ke Pemerintah, GMNI Se-Indonesia Tolak Pemberian Gelar Pahlawan Kepada Suharto
Rabu, 5 November 2025 | 22:05 WIB
DPC PA GMNI Bengkalis Ucapkan Selamat atas Terselenggaranya Konfercab Ke- I GMNI Bengkalis
Rabu, 5 November 2025 | 17:43 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Menteri ATR/BPN Temui Warga Kebon Sayur Setelah Didesak Massa Aksi untuk Tuntaskan Konflik Sengketa Lahan 
Kabar GMNI Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNI

DPC GMNI Jaktim Dukung Pemerataan Anggaran KJP melalui Dana Sarapan Pagi Gratis

Marhaenist.id, Jakarta - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar GMNI

DPC GMNI Palembang Siap Dampingi Masyarakat dalam Kasus Drainase Tersumbat Akibat Ulah Developer

Marhaenist id, Palembang — Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia…

Sukarnoisme

Bulan Juni, Bung Karno, dan Pancasila

Marhaenist.id - Indonesia menyebut Juni sebagai Bulannya Bung Karno. Pasalnya, tiga peristiwa…

Opini

Paradoks Demokrasi Hilangnya Makna Mensen (Rakyat) Dalam Demokrasi Indonesia

MARHAENIST - Panggung sosial politik akhir-akhir ini diselimuti paradoks. Di satu sisi…

Kabar GMNI

Gelar Konfercablub, Ogi Sahputra – Daniel Alfa Resmi Terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris DPC GMNI Pekanbaru Periode 2025-2027

Marhaenist.id, Pekanbaru - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar PA GMNI

Peringati Hari Lahir Pancasila, Sekjend PA GMNI: Momentum Penguatan Konsepsi Bernegara Bagi Oase Indonesia Raya

Marhaenist - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia…

Study Marhaenisme

Marhaenisme, Marhaen dan Kita

Marhaenist.id - Banyak fenomena ganjil yang terjadi diantara kita. Terutama tentang Marhaenisme.…

Belajar KoperasiOpini

Pajak untuk Keadilan

Marhaenist.id - Perdebatan soal kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen…

Opini

Fadli Zon dan Sikap Anti Kritik

Marhaenist.id - Pernyataan Fadli Zon mengenai kerugian institusi ketika dikritik mengandung problematika…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?