Marhaenist.id, Kendari – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Kendari menggelar Dialog Interaktif di Wakop Karywawan, Jalan Orinunggu, Kelurahan Mokoau, Kecamtan Kambu, Kota Kendari pada Selasa malam, (07/05/24).
Dialog interaktif yang digelar itu merupakan salah satu bentuk perhatian GMNI di Kota Kendari terhadap perempuan saat ini, dengan mengangkat tema “Kartini dalam Perspektif Pergerakan Perempuan Masa Kini”.
Sahril, Ketua DPC GMNI Kota Kendari dalam sambutannya mengatakan bahwa gelaran kegiatan yang dilaksanakannya adalah kegiatan yang sangat menarik dan perlu di apresiasi karena mengulas tentang perspektif pergerakan perempuan masa kini.
“Saya patut apresiasi dengan kegiatan yang di laksanakan pada malam ini, walaupun hari kartini sudah lewat beberapa hari kemarin akan tetapi Bung dan Sarinah tetap konsisten untuk bagaimana bisa merefleksikan kembali Kartini dalam perspektif pergerakan perempuan masa kini,” ujar Ketua DPC GMNI Kota Kendari itu.
Meskipun Peringatan Hari Kartini telah berlalu, Sahril menjelaskan bahwa gelaran kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Kartini dengan tujuan untuk mengenang dan memperingati pengorbanannya agar hak-hak perempuan dapat didengar dan setara dengan laki-laki.
“Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Hari Kartini bertujuan untuk mengenang dan memperingati pengorbanannya agar hak-hak perempuan dapat didengar dan setara dengan laki-laki. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, namun juga dalam berbagai aspek,” sambung Sahril.
Sementara itu, Sumi Herna Maliana, S.Sos Ketua Bidang Pergerakan Sarinah DPC GMNI Kota Kendari sekaligus narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan dalam paparan materinya bahwa pergerakan perempuan saat ini tentunya dimulai dari kesadaran perempuan itu sendiri, bagaimana bisa mengenali dirinya sendiri untuk bisa memperjuangkan apa yang diinginkan.
“Kalau kita berbicara mengenai kartini, dia sosok emansipasi perempuan untuk memperjuangkan dipendidikan, agar perempuan bisa mendapatkan pendidikan sama dengan laki-laki sehingga perempuan dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya,” kata Perempuan yang akrab disapa Sarinah Sumi itu.
Tak hanya itu, lanjut Sumi, pergerakan perempuan masa kini adalah bagimana dia keluar dari belenggu stigma budaya patriarki, sebab budaya patriarki telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.
“Pergerakan perempuan masa kini adalah bagimana dia keluar dari belenggu stigma budaya patriarki, sebab Budaya patriarki telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat. Pergerakan perempuan bukan hanya tentang aksi (demo) namun bisa perubahan itu dengan menuahkan karya tulisan dalam sebuah majalah,” lanjut Sarinah Sumi.
Disisi lain, Elly Angraeni, S.H selaku Direktur Penggiat Sultra yang juga hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut mengatakan bahwa masa kini kita menghadapi banyak persoalan dan isu-isu yang mencakup kepentingan kita bersama.
“Tugas utama kita saat ini sebagai perempuan harus berani mengambil peran dalam ruang dan setiap kesempatan di masyarakat. Secara kualitas perempuan kita sudah memenuhi namun secara kuantitas belum sama sekali terpenuhi, olehnya itu pentingnya juga edukasi kepada masyarakat mengenai persoalan perempuan, tantangan perempuan masa kini yaitu bagaimana bisa mematahkan Stigma buruk terhadap perempuan,” kata Elly Anggraeni.
Elly sapaan akrabnya, juga melanjutkan bahwa secara kualitas perempuan sudah memenuhi namun secara kuantitas belum sama sekali terpenuhi, olehnya itu pentingnya juga edukasi kepada masyarakat mengenai persoalan perempuan, tantangan perempuan masa kini yaitu bagaimana bisa mematahkan Stigma buruk terhadap perempuan.
“Dengan mengenali nilai diri dan menggali potensi,sehingga perempuan dapat dikatakan mampu mendapatkan kesempatan yang sama seperti laki-laki di mata masyarakat,” tandas Elly.***
Penulis: Bung Sahril/ Editor: Bung Wadhar.