Marhaenist.id, Bandung — Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke XXII versi Imanuel di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) diwarnai insiden memalukan, yakni keributan hingga saling pukul dan aksi lempar kursi.
Insiden itu berlangsung di sidang pleno pertama saat para peserta meminta pertanggungjawan Imanuel Cahyadi tentang pembatalan komitmen persatuan yang telah menjadi amanat Rapimnas GMNI agar dapat diterima oleh akal.
Diduga tak terima dengan pertanyaan para peserta terkait pembatalan Kongres Persatuan, Ketua Umum DPP GMNI, Immanuel Cahyadi, lari dengan membawa kabur palu sidang kongres hingga memicu kekecewaan dari para peserta sehingga terjadi keributan, Kamis (17/7/2025).
Suasana semakin memanas hingga adu jotos dan aksi lempar kursi saat ada para paserta yang benar-benar tidak menginginkan persatuan menghalau protes dari seperdua lebih peserta sidang yang mempertanyakan komitmen persatuan sebagai amanat Rapimnas GMNI di Ancol Jakarta.
“Kami hanya ingin menagih janji. Saat Rapimnas, Ketua Umum menyerukan persatuan. Tapi ketika ditanya secara terbuka, mengapa justru menghindar?” ujar salah satu peserta kongres.
Tindakan yang dilakukan Imanuel Cahyadi memantik reaksi keras dari para peserta kongres hingga kader menyebut aksi itu sebagai bentuk pembangkangan terhadap forum tertinggi organisasi dan mencederai semangat demokrasi yang menjadi napas perjuangan GMNI sejak berdiri.
“Palu sidang itu bukan milik pribadi, tapi milik forum. Membawanya kabur sama saja dengan tidak menghormati proses dan suara anggota,” kata peserta lainnya.
Disisi lain juga, yang disesalkan dari para peserta tentang adanya intruksi sebagai tekanan untuk memilih calon Ketua Umum dan Sekretaris DPP GMNI tertentu yang sudah disiapkan sebelum sidang pleno pemilihan Ketua dan Sekretaris.
“Yang kami sesalkan, telah adanya tekanan untuk memilih calon tertentu sebelum pemilihan, Ini membungkam hak demokrasi DPC dan DPD untuk Ketua dan Sekretaris DPP sesuai dengan hati nuraninya,” ucap peserta yang lain dengan nada kecewa.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari DPP GMNI versi Imanuel terkait insiden tersebut. Sementara itu, jalannya kongres dilaporkan tidak berjalan maksimal akibat ulah Imanuel tersebut.
Meski tak mendapakan jawaban tentang ‘mengapa ada pembatalan kongres persatuan? Sampai saat, para peserta kini kecewa karena menganggap pembatalan tersebut tidak lahir dari proses demokrasi karena itu adalah intruksi sepihak Imanuel sebagai pribadi Ketua Umum DPP GMNI bukan bukanlah keputusan kolektif.***
Penulis: Redaksi/Editor: Redaksi.