Marhaenist.id, Bima – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bima sukses menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) yang ke III pada Selasa sampai Jumat (7-10/10/2025).
Konfercab tersebut mengusung tema “GMNI Patron Gerakan Rakyat Demokrasi: Marhaenisme Menjawab Krisis Demokrasi di Tanah Bima”.
Kegiatan itu dibuka di Aula Kantor Bupati Bima dan dilanjutkan di Aula SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Kabupaten Bima sampai selesai.
Konfercab kali ini berlangsung meriah dan menjadi momentum bersejarah karena ada dua arus besar GMNI Bima yakni Kubu Arjuna dan Kubu Imanuel yang kini bersama Sujarhi yang sempat terbelah akhirnya bersatu dalam satu forum perjuangan, dibawah bingkai kekeluargaan dan semangat Marhaenisme.
Konfercab Persatuan tersebut mempersatuakan dua kubu GMNI yakni Kubu Arjuna dan Kubu Imanuel yang kini bersama Sujarhi.
Dalam forum tersebut, Rifki Pratama terpilih sebagai Ketua DPC GMNI Bima, sementara Andi Supriyanto dipercaya sebagai Sekretaris DPC GMNI Bima Periode 2025–2027.
Keduanya juga ditetapkan sebagai pimpinan, menandai babak baru persatuan di tubuh GMNI Bima setelah empat tahun dualisme kepemimpinan.
Usai terpilih dalam sambutannya, Rifki Pratama menegaskan bahwa persatuan ini lahir dari kesadaran kolektif kader, bukan karena intervensi pihak luar.
“Persatuan GMNI Bima bukan sesuatu yang dramatis. Ini adalah spirit kolektif dua DPC yang bersepakat untuk kembali dalam satu rumah perjuangan. Tidak ada sedikit pun intervensi atau kepentingan politis. Persatuan GMNI adalah keharusan sejarah,” tegasnya.

Rifki Pratama yang juga merupakan Alumnus STKIP Harapan Bima, mengajak seluruh kader di 191 se-Kabupaten Bima untuk menjaga api persatuan.
“Kita harus pastikan tidak ada lagi benih perpecahan. Persatuan ini harus menjadi contoh bagi semua DPC GMNI di NTB bahkan seluruh Indonesia,” sambungnya.
Diakhit, Rifki Pratama juga menyampaikan bahwa Konfercab Persatuan GMNI Bima adalah momentum revolusi persatuan setelah sekian lama terpecah.
“Empat tahun kita terpecah, bekerja sendiri-sendiri. Tapi 9 Oktober 2025 adalah momentum revolusi persatuan,” tandasnya.***
Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.