By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Kapitalisme yang menghapus jejak peradaban Bangka Belitung
Momentum HUT TNI, GMNI Jaksel Desak Prabowo: TNI Kembali ke Barak, Hentikan Bisnis Militer & Hapus Komando Teritorial!
Diskusi Pra-Konfercab DPC GMNI Jaksel: Menegakkan Supremasi Sipil atau Mempertahankan Kekuasaan?
Menjadikan Organisasi sebagai Ratu Adil
GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Kabar GMNI

Bung Yusuf, Api yang Kembali Menyala Buat GMNI

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Sabtu, 26 Juli 2025 | 10:17 WIB
Bagikan
Waktu Baca 3 Menit
Ilustrasi Yusuf saat kembali ke GMNI dan disambut hangat dengan pelukan/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Sudah enam tahun lamanya ia meninggalkan kampus. Namanya Yusuf, dulu dikenal sebagai salah satu kader GMNI yang paling lantang bersuara dalam forum-forum ideologis. Tahun 2018, setelah berbagai persoalan hidup dan keluarga, ia terpaksa meninggalkan bangku kuliah. Bukan karena malas, bukan pula karena kehilangan arah—tapi karena hidup memaksa dia memilih jalan bertahan.

Namun hari ini, di tahun 2024, ia kembali menjejakkan kaki di kampus. Langkahnya agak berat, tapi sorot matanya menyala. Ia bukan lagi mahasiswa muda yang haus panggung. Ia adalah lelaki yang kembali dengan luka, tapi juga dengan tekad yang baru.

Di depan sekretariat GMNI cabang itu, Yusuf berdiri mematung. Pintu itu dulu sering ia buka dengan tangan penuh semangat, kini terasa seperti gerbang penghakiman. Apakah mereka masih menganggapnya bagian dari rumah ini?

Tiba-tiba dari dalam, terdengar suara tawa, diskusi keras, dan nyanyian perjuangan.

“Bangsa yang besar bukanlah bangsa yang banyak uang, tapi bangsa yang tahu jalan pikirannya!”

Yusuf menarik napas dalam, mengetuk pintu. Seorang adik kader membukakan.

“Bung… eh… maaf, bisa bantu? Saya Yusuf. Pernah aktif dulu di sini, tapi… saya sempat berhenti kuliah sejak 2018. Baru kuliah lagi sekarang. Saya cuma mau tanya…”

Suara Yusuf gemetar.

“…masih bisakah saya kembali jadi bagian dari ini semua? Atau saya cuma bayang-bayang masa lalu?”

Adik kader itu terdiam. Tapi dari dalam, seorang suara keras dan berwibawa menyahut.

“Bung Yusuf!”

Keluar dari dalam, seorang senior dengan pin GMNI di dadanya mendekat. Ia memeluk Yusuf tanpa ragu sambil berkata “Kau pikir api yang pernah menyala bisa padam begitu saja? Tidak, Bung. Api itu hanya redup sementara. Dan hari ini kau datang bukan sebagai kenangan, tapi sebagai kader yang lahir kembali.”

Baca Juga:   Kader GMNI Jombang Inisiasi Program Krupuk Ikan Jendhil

Yusuf tak bisa menahan air mata.

“Aku belum jadi alumni. Aku belum selesai kuliah. Tapi aku takut aku pun bukan anggota lagi…”

Senior itu menggenggam bahunya erat.

“Kau kembali kuliah? Kau kembali ke rumah ini? Maka kau adalah kader, Bung! Kader yang tahu rasanya jatuh dan memilih untuk bangkit. Itu bukan kelemahan. Itu keberanian yang tidak semua orang punya!”

Malam itu, Yusuf duduk di ruang diskusi, mendengarkan materi ideologi yang bahkan dulu pun belum sempat ia cerna sepenuhnya. Ia sadar, bukan status formal yang membuatnya hidup dalam organisasi ini, tapi semangat untuk terus berproses, berjuang, dan berdiri tegak sebagai Marhaenis sejati.

Dan ketika rapat ditutup dengan teriakan:

“Merdeka!!!”

Yusuf berdiri paling depan, tangannya mengepal, air matanya tumpah, dan ia menjawab dengan lantang:

“MERDEKA, BUNG! MERDEKA, SARINAH!”

Jika kau masih punya semangat, maka organisasi ini akan selalu menjadi rumah. Dan Yusuf adalah buktinya: bahwa seorang kader sejati bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang selalu memilih untuk kembali bangkit.✊🔥.***


Penulis: Moses Serihollo, Kader GMNI.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Foto:
Kapitalisme yang menghapus jejak peradaban Bangka Belitung
Minggu, 5 Oktober 2025 | 14:46 WIB
Foto: Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan, Dendy Se. MARHAENIST
Momentum HUT TNI, GMNI Jaksel Desak Prabowo: TNI Kembali ke Barak, Hentikan Bisnis Militer & Hapus Komando Teritorial!
Minggu, 5 Oktober 2025 | 03:25 WIB
Diskusi Pra-Konfercab DPC GMNI Jaksel: Menegakkan Supremasi Sipil atau Mempertahankan Kekuasaan?
Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:37 WIB
Menjadikan Organisasi sebagai Ratu Adil
Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:17 WIB
GMNI Jaksel Desak Presiden Copot Kapolri Listyo Sigit: Reformasi Kepolisian Harus Menegakkan Supremasi Sipil
Jumat, 3 Oktober 2025 | 00:00 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Dugaan Manipulasi Pengangkatan PPPK Mencuak, GMNI Pertanyakan Integritas Kepala BKD Busel
Kabar GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

IndonesianaInfokiniMarhaenis

Dari Desa Hadapi Perubahan Iklim, Akar Desa Indonesia Teken MoU dengan Kemendes PDT

Marhaenist.id, Jakarta – Komitmen bersama dalam menghadirkan desa sebagai pusat perubahan kembali…

Opini

Selama Ego Masih Menggebu, Bicara Persatuan di Tubuh GMNI Hanyalah Omong Kosong – Refleksi Perjalanan GMNI

Marhaenist.id - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah fusi peleburan tiga organisasi…

ArtikelOpini

Brave Pink, Hero Green, dan SEAbling

Marhaenist.id - Akhir-akhir ini linimasa kita ramai banget sama warna pink dan…

Opini

Revisi UU TNI: Ancaman Serius Bagi Demokrasi Indonesia

Marhaenist.id - Kita sedang menghadapi bahaya laten. Revisi UU TNI yang sedang…

Kabar GMNI

Manifesto Ekonomi Nasional GMNI

Marhaenist.id - Akhir-akhir ini ekonomi Indonesia tengah berada dalam kondisi yang tidak…

Opini

Dua Tujuh Juli, Peristiwa Besar Yang Dikerdilkan

27 Juli menjadi semakin kerdil, lewat begitu saja dan seakan tak bermakna.…

Opini

Sarinah: Jiwa Besar dalam Tubuh Kecil, Refleksi Perempuan Indonesia Masa Kini

Marhaenist.id - Bung Karno pernah menulis, "...Sarinah orang kecil tapi memiliki jiwa…

Kabar GMNI

Tantang DPRD Sultra, GMNI Kendari: Makan Gratis atau Masa Depan Pendidikan?

Marhaenist.id, Kendari – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Polithinking

Skakmat Prabowo, Ganjar: Program Makan Siang Gratis Tidak Tepat Atasi Stunting

Marhaenist.id, Jakarta - Calon Presiden Ganjar Pranowo mengkritik program makan siang gratis…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?