Marhaenist.id, Lubuklinggau – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Lubuklinggau – Sumatera Selatan (Sumsel) yang merupakan bagian dari DPP GMNI kepemimpinan Immanuel Chayadi menolak untuk tidak ikut serta dalam perhelatan Kongres GMNI ke XXII di Bandung, Selasa-Jumat (15-18/7/2025).
Alasan DPC GMNI Lubuklinggau tidak mengikuti Kongres GMNI di Bandung karena ada suara persatuan yang terus di gaungkan GMNI se-Indonesia untuk mengakhiri perpecahan ditubuh GMNI, tidak indahkan oleh Immanuel, apalagi kata dia, itu adalah amanat RAPIMNAS GMNI di Ancol Jakarta versi Imanuel yang pernah diikuti oleh DPC GMNI Lubuklinggau.
“Terima kasih kepada Imanuel chayadi cs yang telah memberikan kehormatan kepada kami untuk hadir di kongres Bandung melalui undangan resmi yang telah disampaikan beberapa waktu lalu. Dengan sangat menyesal, kami merespon undangan tersebut dengan konsisten tidak menghadiri acara kongres di Bandung karena tidak mengakomodir hasil rapimnas yang menginginkan persatuan GMNI, justru kami menilai kongres di Bandung berpotensi memunculkan konflik baru,” ujar Exley Pradika, Ketua DPC GMNI Lubuklinggau dalam sebuah pernyataan sikapnya, Rabu (16/7/2025).
Ia juga mengatakan bahwa GMNI Lubuklinggau dan GMNI se-Sumsel lainnya yang bernaung di DPP GMNI kubu Arjuna telah membentuk forum yang tergabung dalam FORKOMCAB (Forum Komunikasi Antar Cabang) GMNI berkomiten untuk menjaga soliditas persatuan dan menolak dualisme kepemimpinan yang terjadi hari ini.
“DPC GMNI Lubuklinggau berkomitmen tetap fokus dengan membangun nilai nilai ideologi melalui kaderisasi berjenjang dan regenerasi organisasi bersama teman-teman seperjuangan dari GMNI yang ada di Sumsel yakni: GMNI Palembang, Ogan Ilir, Lahat, Oku, Oku Timur, Oku Selatan, dan Musirawas melalui wadah FORKOMCAB GMNI se-Sumsel,” sambung Exley Pradika.
Ia juga mengajak Bung dan Sarinah Kader GMNI se-Indonesia untuk bersama-sama mengakhiri perpecahan ditubuh GMNI dengan menyelamatkan organisasi agar bisa bersatu lagi dari tingkatan atas sampai ke bawah dan berkomitmen menjaga organisasi agar lagi dualisme dikemudian hari.
“Mengajak para kader GMNI Se Indonesia untuk secara bersama-sama (terkhusus daerah yang mengalami dualisme kepemimpinan) untuk melakukan penyelamatan organisasi dengan cara mempersatukan dualisme kepengurusan GMNI mulai dari tingkat DPK, DPC hingga tingkat DPD serta menjaga dan merawat kepengurusan tunggal agar tidak lagi muncul dualisme kepengurusan di kemudian hari,” pungkas Exley Pradika.
Diketahui, Forum Komunikasi Cabang GMNI se-Sumsel telah menjadi sarana konsolidasi GMNI Sumsel baik kedalam Provinsi Sumsel atau pun keluar Provinsi Sumsel guna mendorong proses rekonsiliasi menuju persatuan GMNI tanpa bayang-bayang dualisme kepemimpinan nasional.***
Penulis: Redaksi/Editor: Redaksi.