By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Kenapa Harus Adili Jokowi?

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Kabar GMNIOpini

Refleksi Hari Lahir Bapak Proklamator: Pemuda Harus Meneladani Ajaran Bung Karno

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Kamis, 5 Juni 2025 | 18:59 WIB
Bagikan
Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id – Bangsa Indonesia kembali diingatkan oleh sejarah bahwa tanggal 06 Juni merupakan hari lahir seseorang yang menjadi tokoh penting dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tidak lain ialah Bung Karno, lahir di Surabaya dari seorang ayah dan ibu yang memiliki latar berbeda. Ayah Bung Karno merupakan penganut kejawen tulen sedangkan ibu berdarah Bali.

Namun, latar berbeda itu yang justru mencetak kepribadian Bung Karno menjadi seorang pluralis dan terbuka terhadap perbedaan-perbedaan. Menjadi berbeda dari kebanyakan, kelahiran Bung Karno tepat pada saat fajar menyingsing diikuti peristiwa alam berupa meletusnya Gunung Kelud yang melengkapi keyakinan masyarakat jawa.

Ada satu keyakinan yang berkembang dalam tradisi masyarakat Jawa yaitu ketika bayi lahir pada saat fajar menyingsing dan di saat pergantian abad menandakan bayi tersebut takdirnya sudah ditentukan dan kelak akan menjadi orang yang besar.

Tidak hanya sekadar mistifikasi, Bung Karno dalam mengarungi perjalanan hidup penuh dengan perjuangan sehingga keyakinan terhadap seorang bayi yang kelak akan menjadi orang besar dan memberikan keteladanan dapat terwujud. Fase remaja Bung Karno dipenuhi dengan dunia belajar dan buku.

Bung Karno merupakan seorang pembelajar yang disiplin, memiliki gairah terhadap ilmu pengetahuan yang tinggi, hingga H. O. S Cokroaminoto seorang gurunya kagum terhadap Bung Karno.

Dari buku-buku, Bung Karno mengenali ide dari Thomas Jefferson. Seorang berdarah Amerika yang menggagas _Declaration of Independence_ pada tahun 1776 tentang deklarasi kemerdekaan Amerika dari Kolonialisme Inggris. Gagasan Jefferson sedikit banyak mengilhami pemikiran Bung Karno yang selanjutnya dipraktekkan untuk memperjuangkan dan memerdekakan Indonesia.

Meskipun selanjutnya ada kritikan tajam dari Bung Karno bahwa gagasan Jefferson tersebut dipakai untuk melegitimasi modus operandi kapitalisme Amerika yang menekankan ideologi liberalisme dalam praktek politik dan ekonomi Amerika.

Baca Juga:   GMNI Touna Kecam Aksi Dugaan Intimidasi Sekdes Kepada Anak di Bawah Umur hingga Nekat Melakukan Aksi Bundir

Di tengah pergolakan multi-ideologi yang menyemai dalam arena pertarungan politik sebagai upaya saling ingin menancapkan pengaruh dari masing-masing kelompok, Bung Karno tetap teguh membawa Indonesia di bawah ideologi nasionalisme.

Alasan yang dipakai Bung Karno cukup rasional. Indonesia ditakdirkan menjadi negara yang beragam, multi-agama, suku, budaya, dan bahasa. Bagi Bung Karno dari sekian ideologi yang ada hanya nasionalisme yang mampu mengakomodasi keberagaman yang dimiliki Indonesia tersebut.

Irisan-irisan perjalanan hidup Bung Karno dapat dimaknai sebagai warisan untuk generasi muda terus meneladaninya agar seluruh pemikiran, ide, dan cita-cita Bung Karno tidak pernah lekang.

Bung Karno cukup lengkap menjadi representasi patronase para pemuda dalam menempatkan kiblat pemikiran dan cita-citanya. Sorot Bung Hendra, tantangan bangsa hari ini salah satunya ialah krisis identitas yang mendalangi hilangnya kesadaran berbangsa bagi para pemuda.

Salah satu faktor krisis identitas ditandai oleh terbukanya arus informasi yang dijembatani oleh transformasi digital. Moral bangsa ditantang untuk menghadapi perubahan zaman.

Alih-alih transformasi digital menawarkan efisiensi untuk mempermudah suatu pekerjaan, tapi di sisi lain pemuda cenderung dapat tergiring oleh opini dan narasi yang tidak sehat sehingga rentan membentuk menjadi pribadi pesimis, kesejahteraan psikologi yang terganggu hingga berdampak pada mudahnya depresi dan merasa terisolasi dan mudah pantang menyerah. Mentalitas yang seperti ini kontras dengan mentalitas para pendiri bangsa, khususnya Bung Karno.

Sebagai pemuda, tanggal 06 Juni tidak boleh berhenti hanya dimaknai sebagai hari kelahiran Bung Karno saja. Tanggal 06 Juni merupakan peristiwa penting di mana lahir seorang anak bernama Bung Karno yang telah memberikan keteladanan bagi para pemuda untuk menjadi agen penggerak bangsa dan menentukan arah bangsa. Pemuda tidak boleh terkontaminasi oleh semangat yang bersebrangan dengan cita-cita bangsa.

Baca Juga:   Akui Miliki HGU Nyaris 500 Ribu Hektare, GMNI: Prabowo Simbol Oligarki

Semangat nasionalisme Indonesia serta penjelmaannya menjadi identitas bangsa harus mempelopori seluruh perilaku dan tindakan daripada para pemuda. Semangat untuk merefleksikan hari kelahiran Bung Karno dimaksudkan untuk menavigasi arah pemikiran dan tindakan para pemuda agar tidak keluar dari cita-cita yang telah digagas oleh Bung Karno.***


Penulis: Hendro Prayogi, Ketua DPD GMNI Jatim.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Resensi Ekologi Marx – John Belammy Foster
Jumat, 12 September 2025 | 00:53 WIB
PB Jakarta Bangun Koperasi ‘Bottom Up’
Senin, 8 September 2025 | 00:15 WIB
Kisruh Koperasi dan MRT Bikin Iklim Usaha Buruk,  Ketua PB Jakarta Apresiasi Kebijakan Pramono Anung
Senin, 8 September 2025 | 00:07 WIB
Resensi Buku Karl Popper: Logika Penemuan Ilmiah
Minggu, 7 September 2025 | 23:24 WIB
Kenapa Harus Adili Jokowi?
Minggu, 7 September 2025 | 21:46 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Lukisan Pakde Karwo Menolak Terbakar: Isyarat Zaman dari Api Grahadi, Ramalan Jayabaya yang Hidup
Marhaenis
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Opini

Nominasi OCCRP dan Beban Berat Presiden Prabowo

Marhaenist.id - Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) adalah lembaga independen jaringan…

Manifesto

Che Guevara: Kader Tulang Punggung Revolusi

Marhaenist - Tak perlu lagi untuk meragukan watak khas  revolusi kita,tentang hal-ikhwalnya,…

ArtikelSukarnoisme

Bapak Bangsa dan Pancasila-nya

Marhaenist.id - Bung Karno pernah bertanya kepada Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tito,…

Opini

Reformasi Disabotase: Ketika TNI dan Polri Ingin Berkuasa Lagi

Marhaenist.id - Reformasi 1998 adalah tonggak sejarah penting dalam demokratisasi Indonesia. Salah…

Polithinking

Seniman, Budayawan dan Masyarakat Jogja Titipkan Indonesia di Pundak Ganjar

Marhaenist.id, Kulonprogo - Alun-Alun Wates Yogyakarta membara. Puluhan ribu masyarakat hadir di…

Kabar GMNI

Deklarasi Pemilu Damai 2024, GMNI Jatim Serukan Pemilu Tanpa Provokasi

Marhaenist.id, Surabaya - Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Jawa Timur (DPD…

ArtikelHistorical

Antara Tan Malaka, Komunis, dan Islam

Marhaenist.id - Dibandingkan dengan tokoh-tokoh bangsa yang telah mendapatkan gelar Pahlawan Nasional,…

Polithinking

Todung Mulya Lubis: MK Paling Berwenang Melakukan Diskualifikasi Paslon

Jakarta, Marhaenist.id - Tim Hukum Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 3, Ganjar…

Indonesiana

Ketua PA GMNI: Transisi Demokrasi Tak Boleh Mundur ke Era Sebelum Reformasi

Marhaenist.id, Jakarta - Ketua Umum DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?