Marhaenist.id -Ditengah penderitaan rakyat akibat melonjaknya biaya hidup, mafia energi terus menghisap darah bangsa dengan praktik busuk yang mencerminkan pengkhianatan terhadap kepercayaan publik. Skandal pengoplosan Pertamax dengan Pertalite yang melibatkan Pertamina adalah puncak dari gunung es permainan kotor segelintir elit yang mengeruk keuntungan di atas derita rakyat. Kita tidak sedang berbicara tentang sekadar praktik bisnis tidak etis, melainkan kejahatan besar yang harus dibongkar hingga ke akar-akarnya!
Sudah terlalu lama rakyat dipaksa membayar mahal untuk bahan bakar yang seharusnya berkualitas tinggi. Sopir angkot yang menghabiskan hari-harinya di jalan, petani yang mengandalkan mesin pertanian, hingga buruh yang menggantungkan hidupnya pada kendaraan bermotor, mereka semua adalah korban dari sistem yang dikuasai oleh kartel energi. Bayangkan, mereka yang dengan susah payah membeli Pertamax agar kendaraannya tetap prima malah dipaksa menggunakan BBM oplosan yang merusak mesin dan mempercepat keausan komponen. Ini adalah perampokan terang-terangan terhadap hak rakyat untuk mendapatkan energi berkualitas.
Kita tidak boleh menutup mata bahwa pengoplosan BBM ini adalah kejahatan terorganisir. Dengan selisih harga yang signifikan antara Pertamax dan Pertalite, oknum di dalam dan luar Pertamina menemukan celah untuk mengakali sistem. Mereka bermain dengan data, menutup mulut saksi, dan bersembunyi di balik birokrasi korup demi keuntungan pribadi. Rakyat dibiarkan menderita, sementara mereka menumpuk kekayaan dari hasil kejahatan sistemik ini.
Dan seolah itu belum cukup, rakyat kembali dikejutkan dengan serangkaian kebakaran mencurigakan di kilang minyak milik Pertamina, salah satunya di Cilacap. Ini bukan insiden biasa! Di era dengan teknologi canggih seperti sekarang, kebakaran berulang kali di fasilitas vital seperti kilang minyak seharusnya menimbulkan tanda tanya besar. Apakah ini benar-benar kecelakaan, atau justru bagian dari skenario licik untuk menghilangkan barang bukti terkait oplosan BBM?
Jika kita jeli, pola kebakaran ini sangat mencurigakan. Kilang minyak adalah objek strategis yang memiliki sistem keamanan tinggi. Jadi, mengapa insiden ini terus berulang? Ini mengindikasikan dua kemungkinan besar: kelalaian fatal atau sabotase terencana. Jika benar ada unsur kesengajaan untuk menutupi skandal pengoplosan BBM, maka ini bukan lagi kejahatan biasa—ini adalah bentuk penghancuran negara dari dalam!
Dampak dari skandal ini sangat luas. Ekonomi rakyat semakin tercekik, biaya transportasi meningkat, dan inflasi semakin tak terkendali. Industri yang bergantung pada BBM berkualitas juga ikut terpukul. Dalam jangka panjang, kepercayaan publik terhadap negara akan semakin hancur. Bagaimana mungkin rakyat percaya pada institusi yang justru mengkhianati mereka?
Oleh karena itu, kita tidak boleh tinggal diam! Kejaksaan Agung harus bergerak cepat, tidak hanya menangkap eksekutor lapangan, tetapi juga menyeret dalang utama di balik kejahatan ini. Mafia energi harus dihancurkan sampai ke akar-akarnya! Audit forensik mendalam harus dilakukan, tidak boleh ada celah bagi para penghianat negara untuk lolos dari jerat hukum. Jika aparat penegak hukum gagal dalam tugasnya kali ini, maka rakyat akan kehilangan harapan pada keadilan!
Kejaksaan Agung harus bekerja dengan independensi penuh dan tanpa intervensi dari siapa pun. Pengungkapan kasus ini harus dilakukan dengan transparansi mutlak! Para pelaku, baik pejabat, pengusaha, maupun oknum dalam tubuh Pertamina, harus menerima hukuman setimpal. Mereka telah mencuri dari rakyat, merusak sistem energi nasional, dan menghancurkan kepercayaan publik.
Ini bukan hanya soal bisnis, ini adalah pertempuran untuk keadilan rakyat! Kita menuntut reformasi total dalam tata kelola distribusi BBM. Sistem yang memberi ruang bagi mafia energi harus dirombak total. Pengawasan harus diperketat, transparansi harus menjadi prinsip utama, dan kejahatan semacam ini harus dipastikan tidak akan pernah terulang lagi.
Jika kasus ini dibiarkan berlalu tanpa penyelesaian yang tegas, maka rakyat harus mengambil sikap! Tidak ada tempat bagi para penghianat bangsa di negeri ini. Negara harus kembali ke tangan rakyat, dan mafia energi harus dihancurkan! Kejaksaan Agung, pemerintah, dan seluruh aparat hukum: buktikan bahwa kalian berpihak pada rakyat atau bersiap menghadapi gelombang perlawanan yang lebih besar!***
Penulis: BK Widhiasto, Aktivis GMNI Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.