By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Marhaenist
Log In
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Onward Issue:
Alfamart dan Indomaret Sudah Monopolistik dan Predatorik
Ziarahi ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Peran Geo Politik dan Kosmopolitanisme Soekarno (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 6)
Ziarahi ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Batu Hitam Pantai Selatan dan Nagasari Lampung (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 5)
Ziarah ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Ada Gulungan Perkamen di Tembok Gapura (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 4)
Ziarahi ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur: Pak Harto, Bung Karno dan Tiga Kosmologi (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 3)

Vivere Pericoloso

Ever Onward Never Retreat

Font ResizerAa
MarhaenistMarhaenist
Search
  • Infokini
    • Internasionale
  • Marhaen
    • Marhaenis
    • Marhaenisme
    • Study Marhaenisme
    • Sukarnoisme
  • Indonesiana
    • Kabar PA GMNI
    • Kabar GMNI
  • Kapitalisme
  • Polithinking
  • Insight
    • Bingkai
    • Historical
  • Manifesto
  • Opini
Ikuti Kami
Copyright © 2024 Marhaenist. Pejuang Pemikir. All Rights Reserved.
Kabar PA GMNI

Ziarahi ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur: Pak Harto, Bung Karno dan Tiga Kosmologi (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 3)

La Ode Mustawwadhaar
La Ode Mustawwadhaar Diterbitkan : Jumat, 31 Oktober 2025 | 01:13 WIB
Bagikan
Waktu Baca 8 Menit
Foto: Rombongan DPP PA GMNI saat berziarah ke Makam Bung Karno di Jalan Ir Soekarno, Nomor 152, Kelurahan Bondogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur (Jatim)/MARHAENIST.
Bagikan
iRadio

Marhaenist.id, Blitar – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan perjalanan untuk berziarah ke Makam Bung Karno di Jalan Ir Soekarno, Nomor 152, Kelurahan Bondogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur (Jatim).

Ziarah ke Makam Bung Karno tersebut, bagi Pak Sis sapaan akrab Siswono Yudho Husodo, tidak semata sebagai bagian untuk ‘ngangsu kawruh’ dan ‘ngangsu berkah’ dari sosok yang sangat dihormatinya, Bung Karno.

Namun ada fakta sejarah sendiri yang unik, personal, yang sampai hari ini menjadi kebanggaannya dalam perjalanan panjang hidupnya. Mungkin tidak banyak orang yang tahu kalau Pak Sis, adalah arsitek di belakang pembangunan makam Bung Karno yang terlihat hingga hari ini.

“Saya memenuhi panggilan Pak Harto (Presiden Soeharto) ke Istana Negara. Ternyata saya dipercaya sebagai arsitek untuk pembangunan makam Bung Karno,” tutur Pak Sis mengenang sejarah di sekitar tahun 1978.

Tahun-tahun itu, Pak Sis telah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia mendirikan perusahaan konstruksi PT Bangun Tjipta Sarana. Rekam jejak perusahaannya ini yang membuat Presiden Soeharto mempercayakan pada sosok insinyur Teknik lulusan ITB, Siswono.

Nama Siswono sendiri di mata Pak Harto bukan sosok asing. Sejak mahasiswa, Siswono dikenal aktif di pergerakan mahasiswa.

Di masa mudanya, ia menjadi aktivis GMNI yang sampai hari ini namanya sangat dihormati oleh para aktifis mahasiswa dengan garis politik Nasionalis Soekarnois tersebut.

Bahkan Siswono, selain sebagai aktivis GMNI, juga aktif di Barisan Soekarnois, sebuah organisasi rakyat yang mendukung Soekarno di era sejarah kritis Indonesia di tahun 1965 pasca peristiwa G30S (Gerakan 30 September).

Posisi politiknya resisten dari pemerintahan Orde Baru (Orba) saat itu. Aktifitas di GMNI di ITB, bahkan membuatnya harus mendekam di ruang penjara selama empat tahun. Ini yang menjadikan studinya menempuh insinyur Teknik sipil di ITB terhambat.

Baca Juga:   Peduli Warga TPA Sampah Batu Layang, PA GMNI Pontianak Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Masuk ITB tahun 1961, namun karena aktifitas politiknya yang kritis ketika itu membuatnya harus mendekam di penjara selama empat tahun, studinya pun sempat terhenti.

Namun tahun 1968, Siswono akhirnya diijinkan untuk melanjutkan kuliah. Dan tahun 1970 Siswono lulus menyandang gelar sebagai Insinyur Teknik ITB.

Selain menekuni perdagangan, lulus ITB, Siswono aktif dalam perusahaan konstruksi sipil yang banyak membangun proyek pemerintah maupun swasta di era booming konstruksi seiring masa bonanza minyak Indonesia

Mungkin karena rekam jejak perusahannya yang membangun banyak konstruksi bangunan, reputasi Siswono menjadikan Presiden Soeharto tertarik memanggilnya untuk sebuah proyek khusus, yakni membangun Mausoleum Makam Bung Karno di Blitar.

Hal ini pula yang membuat Siswono akhirnya punya momen yang juga penting dalam perjalanan hidupnya, akrab dan bisa mengenal lebih dalam tentang dengan Pak Harto, terutama dalam hubungannya dengan Bung Karno.

“Sejak saya dipercaya untuk membangun Makam Bung Karno, saya bisa mengenal Pak Harto lebih dekat. Ada sisi sangat humanis dalam relasi Pak Harto dengan Bung Karno,” sambung Pak Sis mengenang sosok Soeharto yang dalam sejarah Indonesia modern, juga merupakan orang besar.

Pak Sis memberikan sebuah nuansa yang berbeda tentang sosok penguasa Orba yang berkuasa selama tiga puluh tahun sejak menggantikan Bung Karno di kursi kepresidenan Indonesia.

“Saya tahu, beliau (Pak Harto) merupakan sosok yang sangat menghormati Bung Karno dan keluarganya,” tambah Pak Sis.

Kalau ada perbedaan dan dinamika sejarah Indonesia tentang relasi Bung Karno dengan Pak Harto, menurut Pak Sis itu lebih ke politik.

“Tapi secara personal, Pak Harto sangat segan dan menghormati Bung Karno,” lanjut Pak Sis.

Bahkan dalam perencanaan pembangunan makam Bung Karno, Pak Harto memperhitungkan sampai hal detail mengenai rancangan fisik, termasuk latar belakang kosmologinya.

Baca Juga:   Gandeng Peradi Utama Ikut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, PA GMNI Teken Mou untuk Penerima Beasiswa PKPA: 3.000 Alumni GMNI Berpotensi Mendapatkannya

“Pak Harto dan Bung Karno itu sama-sama Kejawen, sama-sama spiritualis dan sama-sama religius,” imbuh Pak Sis.

Karena itu, Pak Sis mengungkapkan perbincangannya dengan Pak Harto mengenai rancang bangun dari pembangunan Makam Bung Karno.

“Semua dibicarakan sampai hal-hal detail, termasuk mempertimbangkan warisan Bung Karno. Misalnya tentang batu hitam dan pohon rindang,” kata Pak Sis.

Sesuai hasil pembicaraan dengan Pak Harto, secara umum, makam Bung Karno itu menyiratkan tiga kosmologi spiritual yang melekat pada sosok Bung Karno.

“Islam, tradisi Hindu Budha dan spiritualitas kejawen,” ujar Pak Sis lagi.

Berdasarkan itu, Siswono lalu mengejawantahkannya dalam bangunan di Makam Bung Karno. Jika hari ini, kita berziarah ke makam Sang Proklamator, maka akan tercermin tiga kosmologi tersebut.

Pagar yang melingkari kompleks atau areal mausoleum Makam Bung Karno seluas 1,8 hektare, dibangun dengan arsitek yang menjadi cerminan Islam.

Kemudian untuk bangunan pendopo yang memayungi pusaran Makam Bung Karno, mencerminkan perpaduan antara tradisi Hindu Budha dan Kejawen.

“Pendoponya tiga tingkat, mencerminkan tradisi Hindu tentang tiga fase kehidupan manusia. Alam Purwa, Madya dan Wasana,” ucap Pak Sis.

Alam Purwa, adalah fase awal kehidupan manusia. Masa kelahiran. Kemudian alam Madya, masa-masa dewasa Ketika manusia menjalani kehidupan. Lalu alam Wasana atau Wusaya, masa akhir, masa-masa menjelang kematian.

Pengaruh kejawen bisa dilihat dari ukuran Makam Bung Karno yang berdiri di atas petakan lahan dengan ukuran 11 x 11 meter.

“Angka 11 ini sebenarnya angka 10, bulat, angka istimewa dalam hitungan Jawa,” tutur Pak Sis lagi.

Orang Jawa kalau menghitung, setiap kelipatan 10, selalu menyisakan angka 1 untuk tanda atau “peling” (pengeling, pengingat). Setiap kelipatan 10, selalu menyisakan 1 untuk penanda sekaligus penjumlah.

Baca Juga:   DPP PA GMNI Lakukan Bakti Sosial dan Santunan Anak Yatim di Subang

“Setiap jumlah 10, selalu disisakan angka 1 sebagai peling. Misalnya hitungan 30, maka akan ada 3 angka penanda. Sekaligus untuk penjumlahan cepat. Misalnya kalau 36, tinggal melihat sisa 3 angka yang disisihkan lalu ditambah 6 yang tersisa, menjadi 36,” masih tutur Pak Sis.

Begitulah, mausoleum tempat Bung Besar, proklamator Kemerdekaaan Republik Indonesia beristirahat selamanya, dibangun dengan tiga penanda semiotik yang mencerminkan konstruksi spiritualitas pada sosok Bung Karno.

Mungkin tidak banyak orang yang tahu. Tapi itulah nilai spiritualitas yang melatarbelakangi bangunan pada Makam Bung Karno.

“Ini pesan langsung Pak Harto kepada saya. Beliau sangat paham dan hormat kepada sosok Bung Karno yang sangat dihormatinya,” kata Pak Sis.

Diantara kariernya di TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang menjadi kebanggaannya ketika ditunjuk sebagai Panglima Operasi Pembebasan Irian Barat atau Operasi Trikora pada 11 Januari 1961

“Pak Harto sangat bangga dan berterima kasih kepada Bung Karno saat dipercaya memimpin operasi pembebasan Irian Barat,” kata Pak Sis lagi.

Saat itu, Bung Karno menunjuk Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando Mandala yang memimpin operasi pembebasan Irian Barat.

“Pak Harto masih ingat saat dirinya ditunjuk Bung Karno sebagai Penglima Komando Mandala. Ia ingat pidato berapi-api Bung Karno yang memacu semangat patriotiknya. Pokoknya sebelum ayam jantan berkokok, merah putih harus berkibar di Tanah Papua,” tandas Pak Sis.

Kebanggaan terhadap operasi pembebasan irian Barat ini yang kemudian menjadikan Pak Harto menyematkan nama untuk putra bungsunya, Tommy Mandala Putra. Sebagai pengingat atas kepercayaan yang diberikan Bung Karno terhadap dirinya.***

Penulis: Redaksi/Editor: Bung Wadhaar.

Bagikan Artikel
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print

ARTIKEL TERBARU

Alfamart dan Indomaret Sudah Monopolistik dan Predatorik
Jumat, 31 Oktober 2025 | 04:27 WIB
Ziarahi ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Peran Geo Politik dan Kosmopolitanisme Soekarno (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 6)
Jumat, 31 Oktober 2025 | 02:22 WIB
Ziarahi ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Batu Hitam Pantai Selatan dan Nagasari Lampung (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 5)
Jumat, 31 Oktober 2025 | 01:43 WIB
Ziarah ke Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Ada Gulungan Perkamen di Tembok Gapura (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 4)
Jumat, 31 Oktober 2025 | 01:32 WIB
Ziarahi di Makam Bung Karno, Berdoa dan Menabur Bunga: Warisan Penting Geo Politik Soekarno (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 2)
Jumat, 31 Oktober 2025 | 00:52 WIB

BANYAK DIBACA

Negara Hukum Berwatak Pancasila
Insight
Ziarahi di Makam Bung Karno, Berdoa dan Menebar Kembang,: Semua Terasa Istimewa (Catatan Perjalanan DPP PA GMNI 1)
Kabar PA GMNI
Presiden Jokowi Resmi Buka Kongres IV Persatuan Alumni GMNI
Kabar PA GMNI
Pembukaan Kongres IV Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI)
Kabar PA GMNI
Buka kongres PA GMNI, Jokowi Ajak Alumni GMNI Jaga Kedaulatan dan Menangkan Kompetisi
Kabar PA GMNI

Lainnya Dari Marhaenist

Kabar GMNI

Pilkada Riau Berlangsung Sukses, GMNI Apresiasi KPU Riau

Marhaenist.id, Pekan Baru - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)…

Kabar GMNI

Surat Untuk Pemimpin Negeri: Akses Jalan Inamosol SBB Butuh Perhatian Negara

Marhaenist.id - Jalan mempunyai peran penting terutama menyangkut perwujudan perkembangan antar wilayah…

Kabar GMNI

UKT Mahal, Sekjend DPP GMNI: Pendidikan Harus Dijamin Oleh Pemerintah

MARHAENIST - Munculnya persoalan tentang mahalnya uang kuliah tunggal (UKT) mendapat respon…

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto. Dok. PDIP
Polithinking

Dukung KPK, PDI Perjuangan Kedepankan Integritas

Marhaenist - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan partainya mendukung upaya pemberantasan…

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. MARHAENIST
Kabar PA GMNI

PDI Perjuangan Capreskan Ganjar Pranowo, PA GMNI Jatim: Ganjar Keluarga Besar GMNI

Marhaenist - Berbagai elemen masyarakat, salah satunya Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional…

Opini

Pemilu 2024 dan Tiktok

Marhaenis.id - Penggunaan media sosial dalam pemilu 2024 telah menjadi fakta yang…

Sukarnoisme

Surat-Surat Islami Sukarno Dari Ende

MARHAENIST - Dalam suratnya kepada T.A. Hassan kali ini, Bung Karno kembali…

Kabar GMNI

Hadiri Aksi 1000 Lilin di Nagekeo, GMNI NTT Desak Proses Hukum Para Pelaku Penganiayaan Prada Lucky

Marhaenist.id, Nagekeo - Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI)…

Manifesto

Che Guevara – Sosialisme dan Manusia di Kuba

Kawan tercinta: Meskipun terlambat, saya tetap berusaha menyelesaikan catatan ini dalam rangkaian…

Tampilkan Lebih Banyak
  • Infokini
  • Indonesiana
  • Historical
  • Insight
  • Kabar PA GMNI
  • Kabar GMNI
  • Bingkai
  • Kapitalisme
  • Internasionale
  • Marhaen
  • Marhaenis
  • Marhaenisme
  • Manifesto
  • Opini
  • Polithinking
  • Study Marhaenisme
  • Sukarnoisme
Marhaenist

Ever Onward Never Retreat

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
  • ▪️ Kirim Artikel
  • ▪️ Format

Vivere Pericoloso

Ikuti Kami

Copyright © 2025 Marhaenist. Ever Onward Never Retreat. All Rights Reserved.

Marhaenist
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?